Mohon tunggu...
Haidar Bagir
Haidar Bagir Mohon Tunggu... -

Ketua Gerakan Islam Cinta, (Belajar) Cinta pd Allah & makhluknya. Cinta Indonesia. Laa Sunnah wa laa Syi'ah, muslim in sya Allah. \r\nwww.haidarbagir.com

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Ketika Hewan-hewan Berhaji

29 April 2015   09:56 Diperbarui: 17 Juni 2015   07:34 115
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Lebih dari itu, ibadah haji–kecuali barangkali bagi orang-orang yang sejak sebelum berhaji telah mencapai suatu tataran (maqam) spiritual yang tinggi–bukanlah puncak perjuangan keberagaan seseorang. Ia “hanyalah” awal, suatu titik balik bagi perjalanan spiritual lebih lanjut. Ia adalah suatu modal tambahan yang amat berarti setelah sebelumnya seseorang mengalami tekor atau kebangkrutan dalam “perdagangannya dengan Allah”.

Dengan modal ibadah haji yang mabrur diharapkan terbentang jalan yang lebih rata bagi peraihan kesuksesan-kesuksesan dalam upaya transformasi spiritual dan akhlak tersebut. Alhasil, bagi suatu haji mabrur ada pendahuluan dan ada pula kelanjutan. Ia bukan obat mujarab sekali telan, baik bagi orang-orang yang mengenali kekurangan-kekurangan dirinya, apalagi bagi orang-orang yang melepaskan sama sekali kendali atas nafsu-nafsu-rendah keduniawiannya.

Pada suatu musim haji yang lain, seseorang datang kepada Imam ‘Ali Zayn al-‘Abidin dan berkata: “Alangkah banyaknya teriakan dan alangkah sedikitnya orang berhaji.” Imam ‘Ali pun menyahut: “Bukan begitu. Tapi katakanlah: ‘Alangkah sedikitnya orang yang berhaji dan alangkah banyaknya teriakan.'” Setelah itu, sang Imam menyingkapkan kepada orang tersebut keadaan batin orang-orang yang sedang berhaji itu. Ternyata sebagian besar di antara mereka tak lebih adalah sekumpulan binatang yang berkeliaran di tanah Arafah, sementara yang berbentuk manusia sangat sedikit sekali. Nastaghfirul-Laahal-‘Adhiim.

Tulisan ini pernah dimuat di Tempo, 11 Februari 2003.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun