Kemanusiaan bukan sekadar tindakan, melainkan wujud nyata dari cinta yang terpatri dalam sanubari manusia. Dalam semangat ini, Haidar Alwi Care dan Haidar Alwi Institute kembali menunjukkan keberpihakan kepada rakyat kecil melalui program Rakyat Bantu Rakyat. Menyambut Natal dan Tahun Baru 2025, R. Haidar Alwi, sang pencetus gerakan ini, kembali menyalurkan bantuan berupa paket sembako kepada masyarakat yang membutuhkan.
Di kediaman R. Haidar Alwi, puluhan relawan dengan penuh semangat mengemas paket-paket sembako yang terdiri dari beras, telur, minyak goreng, mie instan, gula pasir, terigu, kecap, dan sarden. Setiap paket dihiasi stiker bertuliskan Haidar Alwi Care, sebuah simbol sederhana namun sarat makna, bahwa kebaikan ini berasal dari kepedulian tulus seorang manusia kepada sesamanya.
Menjaga Kebajikan, Menjaga Negeri.
Gerakan Rakyat Bantu Rakyat telah berlangsung sejak tahun 2014, dengan Haidar Alwi menjadi pilar utama yang menjaga kontinuitasnya. Melalui berbagai program, seperti Santunan untuk Satu Juta Anak Yatim dan Dhuafa, Haidar Alwi menanamkan keyakinan bahwa doa dan sedekah adalah pondasi yang menguatkan bangsa.
Dalam periode 2014-2019, program ini diberi nama Jaga Jokowi dengan Sedekah dan Doa. Melalui santunan kepada anak yatim dan dhuafa, Haidar Alwi percaya bahwa doa dari kaum lemah adalah pelindung bagi negeri. Periode berikutnya, 2019-2024, gerakan ini meluas menjadi Jaga Jokowi dan Ma'ruf Amin, sebagai bentuk dukungan spiritual dan sosial bagi pemerintahan yang tengah berjalan.
Kini, memasuki periode 2024-2029, Haidar Alwi dengan semangat yang sama melanjutkan visi mulianya melalui program Jaga Prabowo-Gibran dengan Santunan untuk Satu Juta Anak Yatim dan Dhuafa. Dalam perjalanannya, program ini tidak hanya menyalurkan bantuan, tetapi juga membangun jembatan kasih yang menghubungkan pemimpin, rakyat, dan doa dari kaum yang terpinggirkan.
Semangat Kemanusiaan dalam Perspektif Filosofis.
Sebagaimana Sayyidina Ali bin Abi Thalib pernah berkata, "Sebaik-baik manusia adalah yang paling bermanfaat bagi orang lain." Kalimat ini bukan sekadar ungkapan, tetapi prinsip hidup yang terwujud dalam tindakan Haidar Alwi. Baginya, kebermanfaatan adalah tujuan tertinggi yang tidak hanya memperbaiki hubungan antar individu, tetapi juga menjaga harmoni sebuah bangsa.
Haidar Alwi memahami bahwa kekuatan sebuah negeri terletak pada solidaritas warganya. Rakyat Bantu Rakyat bukan sekadar slogan, tetapi manifestasi dari keyakinan bahwa setiap individu memiliki peran dalam menopang yang lain. Kepedulian yang ditunjukkan kepada kaum dhuafa adalah bentuk nyata dari kebijaksanaan yang diwariskan oleh para pemimpin spiritual terdahulu.
Menghadirkan Harapan di Tengah Umat.
Di tengah tantangan yang kerap melanda bangsa ini, Haidar Alwi hadir sebagai sosok yang membuktikan bahwa kebaikan tidak membutuhkan panggung besar. Dengan doa dari anak-anak yatim, ia meyakini bahwa masa depan bangsa akan diliputi keberkahan.
Semoga langkah R. Haidar Alwi terus dimudahkan oleh Allah SWT, sebagaimana harapan yang ia bawa untuk negeri ini. Sebagaimana Sayyidina Ali juga pernah berpesan, "Orang yang bermurah hati adalah raja tanpa mahkota." Dengan kemurahan hati yang terus ia tunjukkan, R. Haidar Alwi telah menjadi pemimpin dalam hati banyak orang, menjadikan cinta dan kasih sebagai mahkota sejatinya.
Mari kita sambut tahun baru 2025 dengan semangat berbagi dan berbuat baik, karena dalam setiap kebaikan yang kita tebarkan, di sanalah harapan untuk dunia yang lebih baik akan tumbuh.
(Erha)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H