Haidar Alwi sering mengutip pandangan filsuf Islam, seperti Al-Farabi, yang menyatakan bahwa kebahagiaan tertinggi diperoleh dari memberi dan berbagi dengan sesama. Ia juga percaya bahwa sedekah tidak hanya memberi manfaat material, tetapi juga memperkuat nilai-nilai kemanusiaan, meningkatkan rasa empati, dan menciptakan solidaritas sosial.
Hari Ibu: Momentum Refleksi dan Aksi.
Bagi Haidar Alwi, Hari Ibu adalah waktu untuk merenungkan peran ibu sebagai simbol kasih sayang, toleransi, dan ketulusan. Ia mengajak masyarakat untuk menjadikan nilai-nilai tersebut sebagai landasan dalam kehidupan sehari-hari. Haidar juga menekankan pentingnya aksi nyata, seperti membantu mereka yang kurang beruntung, khususnya para lansia yang sering kali diabaikan.
Melalui gerakan "Rakyat Bantu Rakyat," Haidar berharap masyarakat Indonesia dapat menjadi lebih peduli dan inklusif. Dengan meneladani kasih ibu, ia percaya Indonesia bisa menjadi bangsa yang lebih kuat, bersatu, dan harmonis.
Haidar Alwi mengajarkan bahwa filosofi kasih ibu tidak hanya berhenti pada hubungan keluarga, tetapi juga bisa menjadi prinsip hidup yang mencakup toleransi dan sedekah. Di Hari Ibu, ia mengingatkan kita untuk meneladani nilai-nilai kasih sayang ibu dengan menciptakan kehidupan yang lebih toleran dan saling membantu. Sebab, seperti yang sering ia katakan, "Cinta dan toleransi adalah jembatan menuju dunia yang lebih baik."
Dengan dedikasinya yang luar biasa kepada masyarakat, Haidar Alwi bukan hanya merayakan Hari Ibu, tetapi juga menghidupkan nilai-nilai luhur seorang ibu dalam setiap langkah perjuangannya.
Selamat Hari ibu.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H