Hari ini kita diperlihatkan dengan gemparnya pernyataan Presiden Prancis Emanuel Macron atas pidatonya yang menyatakan bahwa hari ini islam sedang teinfeksi radikalisasi lalu ditambah dengan dukungan dia kepada karikatur nabi Muhammad oleh majalah provokativ prancis yaitu Charlie Hebdo, awal dari permasalahan ini adalah terbunuhnya Samuel Patty guru mapel kebebasan berekspresi karena memperlihatkan karikatur nabi Muhammad saw kepada para muridnya yang dari awal dia sudah menegaskan bahwa tidak ada kewajiban bagi para muridnya untuk mengikuti kelas ini, dia mempersilahkan bagi yang keberatan dan enggan megikuti kelas tersebut bisa keluar, tidak mengikuti pelajaran. Kejadian ini sampai ke telinga para wali murid dan menuai kontroversi tidak sampai disitu bahwa salah satu wali murid mempublikasikan kejadian itu ke ranah media social yang pada akhirnya terjadi pembunuhan oleh salah satu pemuda bernaman Abdullah Anzurov kepada Samuel patty yang dipenggal kepalanya. Dari sini Macron memberikan kehormatan atas Samuel Patty karena mengajarkan arti demokrasi sebenarnya. Erdogan sebagai Presiden Turki megkritik dan mengecam. dia mengatakan bahwa Macron mentalnya sedang tidak sehat dari sinilah polemic Prancis-Turki yang meluas-merebah dikarenakan bukan hanya turki dan erdogan yang sakit hati tetapi umat islam sedunia atas penghinaan macron melalui pidatonya dan dukunganya pada karikatur Nabi Muhammad saw. Dampak dari penghinaan yang dilontarkan macron tersebut menuai reaksi dari dunia islam internasioal unjuk rasa dibanyak Negara mayoritas islam hingga boiikot produk prancis menjadi bentuk perlawanan  lantaran sikap macron yang enggan minta maaf dengan alasan membela demokrasi dan leitiisme yang menjadi ciri khas negaranya.
 Memang perlu diketahui bahwa demokrasi yang di prancis bukanlah demokrasi pancasila yang menjunjung tinggi keesaan tuhan melainkan sebaliknya yaitu demokrasi yang kental akan sekulerisme atau dinegeri ini biasa dikenal dengan Laiciteisme yaitu netral terhadap agama manapun lebih tegasnya lagi adalah tidak bolehnya melihatkan symbol agama ditempat umum karena itu bisa menyakiti mereka yang memiliki agama lain atau menganut ateisme (tanpa agama). Yang sangat disayangkan penulis dalam menanggapi peristiwa itu adalah tidak sedikit orang islam yang malah seakan akan menjadi juru bicara pemernintahan prancis karena sangat terkesan membela atas dasar leitisme yang dianut Negara prancis, hal ini bisa diartikan atas legitimasi yang mengarah pada pluarisme agama (Mengatakan Bahwa agama adalah semua benar) suatu yang sangat salah kaprah ketika orang islam yang malah menganut pluaralisme terutama atas dasar Hak Asasi Manusia atau lebih parahnya lagi mengambil dalil Al-Qur'an maupun hadis yang ditafsirkan dengan substansinya adalah Pluarlisme.padahal di Al-Qur'an disebutkan dalam :
Q.s. at-Taubah/9 ayat 33:
Terjemah: Dialah yang telah mengutus Rasul-Nya (dengan membawa) petunjuk (al-Quran) dan agama yang benar untuk dimenangkanNya atas segala agama, walaupun orang-orang musyrikin tidak menyukai.
Prof. Yunahar Ilyas yang juga menjadi PP Muhammadiyah dan salah satu petinggi MUI Â mengaskan bahwa jelas agama islam adalah satu satunya agama allah jika banyak yang mengatakan agama samawi (yang turun dari langit) adalah tiga (Islam, Yahudi dan Nasrani) maka yang benar hanya satu yaitu islam itu sendiri dan yahudi dan nasarani dalam al-qur,an disebutkan sebagai bangsa bukan agama. jangan sampai kita sebagai umat islam tidak bisa membedakan antara toleransi dan membela agama allah karena Doktirinitas keilmuan barat selalu menggunakan bahasa eufisisme (sangat halus) atau paradox yang membolak balikan fakta seakan itu memiliki esensi kebenaran yang harus dijalankan padahal nyatanya hanya berisi opini manusia agar jauh dari agama islam.
 Melihat peristiwa yang penulis tuliskan diatas memang tidak semata mata hanya mengecam presiden prancis dan karikatur terbitan Charlie hebdo melainkan penulis juga mengecam tindakan saparatisme kepada Samuel paty karena islam adalah agama rahmatan lil alamin yang tidak memaksa ataupun menyerang fisik kecuali dengan keadaan darurat seperti peperangan. Jihad atau membela agama allah bukanlah menggunakan cara cara kekerasan yang malah bisa menimbulkan polemic dan justifikasi tentang pandangan islam yang mengarah kepada radikalisme,intoleransi dan sapartisme. Tetapi jihad yang sebenarnya adalah tidak memaksa kehendak yang sudah dijelaskan pada QS : Al-Baqarah :
Laikra hafidin
Lakum dinukum waliyadin
Kedua ayat tersebut menjelaskan tentang esensial jihad itu sebenarnya. yang menjadi pertanyaanya adalah kenapa kita harus mempercayai islam seutuhnya ? dijelaskan oleh ustad adi hidayat bahwa allah menurunkan variable variable kebenaran islam yang patut dijadikan acuan berpikir atas kepercayaan kepada islam sebagai agama yang benar, aspek yang memiliki substansial dan esensial atas kebenaran islam adalah aspek ketuhanan yaitu bukti yang paling nyata adalah bahwa Nama Allah adalah nama yang bukan sembarang nama karena ketika nama Allah itu dihilangkan satuhuruf saja akan tetap memiliki arti keagungan Allah itu sendiri. Sudah jelas hanya dari Nama Allah saja Islam sudah menandakan bahwa agama islam adalah agama yang benar dan tidak dimiliki oleh agama manapun selain islam.
      Kenyataan yang menyebabkan adanya pengaruh ajaran ajaran pluarilisme, radikalisme, relatifisme yang merusak purifikasi ajaran islam adalah kurangnya umat islam mengenal agamanya sendiri entah itu membaca literature islam, tafsir hadis atau al-qur'an umat islam hari ini malah disibukan dengan teknologi yang melahirkan syirik zaman now menggunakan teknologi dengan receh tetapi tidak digunakan untuk hal hal yang malah menambah kepercayaan kita kepada agama kita dampak dari itu adalah mudanya kita diadu domba oleh para oknum oknum pembenci islam. Penulis mengajak kepada umat islam agar tetap selalu menganut kepada ajaran agama islam yang sebenar benarnya, menggunakan teknologi dengan arif yang mengarah kepada kebaikan dan memperkuat tauhdinya.
Wallahualam bisawabÂ