Mohon tunggu...
Gu Hanna
Gu Hanna Mohon Tunggu... Freelancer - Seorang Pembelajar Sejarah

Saya suka kurtilas hehe :)

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Siapkah Pemuda Membela Tanah Air?

17 Februari 2021   16:03 Diperbarui: 17 Februari 2021   16:08 279
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Bagi pemuda umumnya, revolusi berarti tantangan untuk mencari nilai-nilai baru". Kalimat tersebut dipekikkan oleh Soe Hok Gie, aktivis Indonesia Tionghoa dan mahasiswa yang menentang kediktatoran berturut-turut dari Presiden Soekarno dan Soeharto. Revolusi adalah perubahan yang bersifat radikal dan terjadi secara menyeluruh dalam bidang tertentu secara tiba-tiba, dalam jangka waktu yang cepat. Nilai sosial mengandung prinsip, keyakinan, dan anggapan dalam suatu masyarakat. Nilai tersebut menjadi pedoman bagi masyarakat dan menjadi elemen untuk mengukur apa yang dianggap baik dan benar.

Undang Undang Nomor 40 tahun 2009 tentang Kepemudaan mengatakan bahwa pemuda adalah warga negara Indonesia yang memasuki periode penting pertumbuhan dan perkembangan yang berusia 16 sampai 30 tahun. Dalam UU tersebut, potensi, tanggung jawab, hak, karakter, kapasitas, aktualisasi diri, dan cita-cita merupakan bagian dari kepemudaan. Secara umum, pemuda merupakan individu yang mengalami perkembangan secara fisik, psikis, dan emosional. Namun, mengapa pemuda harus melawan tantangan revolusi dan mencari nilai-nilai baru?

Masyarakat sering kali memberi julukan kepada pemuda sebagai penerus generasi yang akan melanjutkan generasi sebelumnya. Pada perjuangan bangsa, para pemuda memiliki peran penting dan dapat dianggap sebagai kekuatan yang memiliki tingkat intelektual tinggi. Dalam sejarah, pemuda digambarkan sebagai rakyat yang penuh semangat, rela berkorban, dan berani beraksi. Contohnya adalah golongan muda yang mendesak presiden untuk proklamasi, hingga gerakan mahasiswa yang berdampak kepada politik Indonesia.  Pemuda-pemuda tersebut telah membangkitkan pergerakan nasional dengan membentuk organisasi-organisasi yang didirikan untuk memajukan bangsa Indonesia.  

Perkembangan zaman telah menyebabkan revolusi untuk terjadi dalam bidang yang berbeda-beda. Pemuda generasi baru (atau bisa disebut sebagai generasi z) memiliki perbedaan dengan pemuda pada generasi-generasi sebelumnya. Perbedaan tersebut terlihat pada segi sosialisasi, pola pikiran, tindakan, perkataan, serta pergaulan. Zaman dahulu, pemuda berani untuk beraksi dan bertindak untuk membela idealisme dan bangsa Indonesia. Mereka juga tidak akan bertindak tanpa berpikir secara rasional atau berpikir di depan. Namun sekarang, pola pemikiran dan tingkah laku generasi baru sangat berbeda.

Teknologi, informasi, dan ilmu pengetahuan berjalan seiring dengan perkembangan zaman. Dengan berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi pada era modernisasi ini, pemuda saat ini berbeda, namun masa depan bangsa Indonesia akan dipimpin oleh para pemuda zaman ini yang menjadi ujung tombak kemajuan dan pembangunan Indonesia. Sama seperti dahulu, generasi ini memerlukan semangat dan antusiasme anak muda. Untuk saat ini, pemuda harus menjadi generasi yang memajukan Indonesia di berbagai macam bidang, serta mempertahankan nasionalisme dan berpegangan dengan nilai-nilai Pancasila.

Masa muda dari pemuda zaman ini seharusnya diisi dengan mempertahankan kemerdekaan sebagai perwujudan dari nasionalisme dan membawa bangsa ini semakin maju dan berkembang. Intelektual merupakan salah satu poin penting bagi pemuda agar mereka menjadi generasi yang cerdas dan belajar dengan giat. Banyak tantangan yang dihadapi oleh generasi ini karena penyalahgunaan teknologi, informasi, dan ilmu pengetahuan. Namun, pemuda harus menyaring ilmu pengetahuan dan teknologi agar mendapatkan dampak positif dari perkembangan tersebut. Mereka memiliki kewajiban untuk menghambat perpecahan atau separatisme dan menjaga satu kesatuan bangsa Indonesia.

Seperti apa yang sudah dikatakan oleh Soe Hok Gie, revolusi berarti tantangan untuk mencari nilai-nilai baru bagi pemuda. Hal ini bukan berarti masyarakat dapat melupakan nilai-nilai yang sudah tumbuh di dalam dirinya. Penjelasan tepatnya adalah nilai baru yang sesuai dengan perkembangan zaman, tanpa menghapus nilai-nilai dan norma bangsa Indonesia yang sudah menjadi budaya individu. Revolusi dan perkembangan IPTEK dapat berdampak negatif yang menyebabkan perpecahan dan menimbulkan perpecahan di suatu bangsa. Maka dari itu, generasi muda haris mempersiapkan diri dengan mempelajari, memahami, dan menjalakan tugas mereka sebagai penerus bangsa.

Para pemuda harus mempersiapkan diri sejak dini untuk menjalakan tanggung jawabnya sebagai harapan baru bangsa Indonesia. Kemurnian idealisme, keberanian, keterbukaan untuk menyerap nilai dan gagasan yang baru, ide kreatif dan berinovasi, semangat pengabdian dan untuk mewujudkan gagasan baru, sikap dan pribadi yang mandiri, serta bertindak dan beraksi merupakan alasan mengapa pemuda memiliki tanggung jawab besar. Dengan demikian, pemuda memiliki tugas untuk memperteguh penanaman nilai-nilai Pancasila yang sudah mulai ditinggalkan atau dilupakan kepentingannya. Pentingnya untuk mengerti arti dari Bhinneka Tunggal  Ika yang menumbuhkan sikap menghormati dan menghargai perbedaan setiap individu.

Tiga elemen yang perlu disiapkan oleh pemuda untuk menghadapi tantangan di masa yang akan datang adalah agent of change (agen perubahan), agent of development (agen pembangunan), dan agent of modernizations (agen pembaruan). Agen perubahan memiliki peran untuk menjadi membawa dan menjadi kemajuan bangsa, dan memiliki kepribadian tinggi, berjiwa saing, memahami ilmu pengetahuan dan teknologi, dan bersemangat dalam mewujudkan perubahan. Mereka harus memiliki karakter yang kuat agar mereka dapat mendorong masyarakat ke arah yang lebih baik dengan saling memotivasi dan membantu.

Agent of development memiliki peran untuk melaksanakan serta memastikan bahwa pembangunan berjalan dengan lancar di berbagai macam bidang. Contohnya adalah bidang kebudayaan, di mana mereka memperkenalkan kebudayaan nasional ke dunia internasional. Tugas agen perubahan yang berupaya untuk melaksanakan dan memperbaiki masyarakat harus dimulai dari dirinya sendiri. Ketika ia sudah menanamkannya kepada diri sendiri, agen perubahan akan memengaruhi dan memperbaiki lingkungan di sekitarnya. Terakhir, agen pembaruan bertugas untuk mempertahankan identitas bangsa dengan mengikuti perkembangan dan era modernisasi. Dengan agen pembaharuan, masyarakat tidak akan melupakan identitas dan nilai walaupun banyak perubahan pada perkembangan zaman.

Sebagai penerus pahlawan dan pemuda yang berjuang untuk kemerdekaan dan mempertahankan kemerdekaan tersebut, pemuda zaman ini wajib untuk meneladani semangat dan idealisme para tokoh nasional tersebut. Generasi ini memerlukan pemuda yang memiliki jiwa pemimpin yang kuat seperti Soekarno, pemuda dan aktivis yang berani beraksi seperti Soe Hok Gie, serta pemikiran yang baru. Untuk mewujudkan hal tersebut, sikap nasionalisme dan patriotisme diperlukan di dalam para pemuda. Nasionalisme adalah pemahaman untuk mempertahankan kedaulatan negara, sedangkan patriotisme adalah sikap berani dan rela berkorban demi bangsa.   

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun