Siapa sih yang suka kena suatu penyakit? Baik itu sakit yang ringan atau berat, semua orang pasti tak akan suka. Termasuk penyakit anyang-anyangan. Meski terlihat remeh, anyang-anyangan bisa berefek buruk terhadap kesehatan.
Saya pun pernah merasakan anyang-anyangan yang sangat menyiksa dan membuat aktivitas terganggu. Meski kejadiannya sudah bertahun-tahun yang lalu, saya masih ingat jelas bagaimana rasa sakit yang dirasakan.
Pagi itu, saya harus berangkat menuju bandara Soekarno-Hatta setelah solat Subuh. Penerbangan pertama menuju Surabaya menjadi alasan saya menuju ke bandara.
Sebelum naik pesawat, saya sudah dua kali ke toilet untuk buang air kecil alias kencing. Penerbangan Jakarta-Surabaya memakan waktu lebih kurang satu setengah jam. Di atas pesawat, sebenarnya saya sedikit merasa ingin buang air kecil, tetapi saya tahan, karena posisi duduk yang dekat jendela membuat saya enggan beranjak dari kursi. Ditambah rasa kantuk juga sih sebenarnya.
Sewaktu mendarat di bandara Juanda, saya sempat mencari toilet, tetapi tidak menemukan toilet yang sepi. Karena jujur saja, saya dan bos dikejar jam event, jadi harus segera menuju hotel untuk simpan koper dan berbegas ke lokasi acara.
Oiya, saya ke Surabaya dalam rangka kerja, dulu saya bekerja di sebuah media yang sering mengadakan event talk show dan sejenisnya. Lebih singkatnya, dulu anak event gitu.
Saya pikir, perjalanan dari bandara Juanda menuju hotel tidak terlalu jauh. Sayangnya, prediksi kurang tepat. Selain memang menuju kota Surabaya dari bandara Juanda yang terletak di Sidoarjo itu memputuhkan waktu sekitar satu jam, beberapa titik kemacetan pun saya temui.
Setelah menahan kencing hampir dua jam, akhirnya saya bisa bernapas lega saat tiba di hotel, lebih tepatnya di kamar hotel. Setelah buang air kecil, saya pun merasa lega dan tidak ada yang salah dengan saluran kencing.
Namun, selang tiga jam kemudian, saat berada di lokasi acara yang untungnya berada di sebuah mal, saya merasa kembali ingin kencing. Berselang 10 menit, saya merasakan ingin kencing lagi. Begitu terus hingga acara dimulai.
Saat acara berlangsung, mau tidak mau saya harus stand by di depan panggung untuk live sosial media. Beberapa kali saya minta teman untuk menggantikan saya stand by, karena rasanya kebelet pipis terus. Mungkin sudah 5 sampai 7 kali saya mondar-mandir toilet.
Sampai pada tiba-tiba, air kencing saya bercampur darah. Saya pun mengira, apakah saya datang bulan? Saya pun menggunakan pembalut.
Namun, rasa ingin buang air kecil terus saya rasakan. Meski air kencing saya berdarah, tetapi tak ada darah di pembalut. Tandanya saya tidak datang bulan, tapi ada yang salah dengan saluran kemih saya.
Setelah acara selesai, saya bergegas mencari klinik terdekat. Setelah bertanya kepada panitia acara yang orang Surabaya, ternyata tidak jauh dari mal tersebut ada sebuah klinik. Tanpa tunggu lama, setelah pamit dengan bos, saya langsung meluncur ke klinik naik taksi.
Saya cuma bilang ke bapak supir taksi, "Pak, tolong antar saya ke klinik terdekat. Katanya di depan pas mau belokan ada klinik. Antar saya ke sana". Bapaknya cukup panik karena saya juga terkesan terburu-buru. Untungnya bapaknya baik banget, saya bayar sesuai argo tanpa diketok harga. Jangan tanya klinik dan taksi apa ya, saya sudah lupa.
Setelah mendaftar dan menunggu, saya pun 3 kali bolak balik toilet buat buang air kecil. Saat buang air kecil pun rasanya sudah sakit sekali.
Saat bertemu dengan dokter, ia menyarankan saya untuk langsung tes urin di laboratorium, karena takut adanya bakteri atau infeksi yang lebih parah. Saya pun langsung melakukan tes urin di klinik tersebut. Untung banget itu klinik lengkap, meski penampakannya klinik tua.
Untungnya, saya punya saudara yang tinggal di Surabaya dan akhirnya nyusul saya ke klinik, jadi pas nunggu hasil lab enggak sendirian. Setelah tau saya ke klinik, ia cukup khawatir dan langsung menyusul ke klinik, ia pikir saya kenapa. Eh, pas saya bilang, "Iya aku anyang-anyangan". Bukannya sedih, dia malah ketawa. "Yang keren dikit kek kalau sakit. Hahaha," katanya.
Antara malu, capek, dan sakit saya akhirnya ikut ketawa bersama. Namun, sewaktu masuk kembali bertemu dokter yang sudah memegang hasil lab, saya ketawa saya hilang.
Kata dokter, benar adanya infeksi di saluran kemih saya. Ini akibat sering nahan buang air kecil. Iya sih bener saya sering nahan kencing, karena suka nanggung lagi kerja. Dokter akhirnya meresepkan obat dan berpesan agar tidak mengonsumsi 7 jenis minuman, seperti kopi, teh, susu, soda, coklat, sirup, dan air Ion. Saya hanya boleh minum air putih yang banyak.
Keluar dari klinik, saya langsung dibelikan 3 botol air kemasan 1,5 liter oleh saudara saya. "Ayo ini dihabisin dalam semalam ya," ujarnya.
Setibanya di hotel, setelah makan dan minum obat, saya mulai meminum air putih yang banyak. Saya pikir akan berkurang rasa ingin kencingnya, tetapi lagi-lagi saya salah. Ketika ingin tidur, saya harus kembali bolak-balik ke toilet. Keluar toilet, baru naik ke tempat tidur, eh kebelet lagi.
Keadaan tersebut terus terjadi hingga tengah malam. Tak hanya kencing biasa, saya juga harus merasakan perih dan panas serta darah yang keluar pada saat kencing. Meski kebelet kencing terus, saya tetap harus meminum air putih yang super banyak. Bisa dibayangkan bagaimana rasanya saat itu?
Tentu keadaan ini sangat menyiksa. Seumur hidup saya, baru kali tersebut merasakan sakit yang luar biasa. Setiap duduk di toilet, saya pasti bergidik hingga menahan tangis.
Esok harinya, rasa kebelet sudah berkurang. Darah pun mulai memudar, meski masih ada. Namun, sakit saat kencing masih saya rasakan.
Tentu saja, saat acara talkshow hari kedua, saya sudah memahami medan, jadi ketika berlari ke toilet, saya sudah menemukan jalan yang lebih dekat. Meski demikian, pekerjaan saya menjadi sangat terganggu.
Sekiranya 4-5 hari berlalu, sakit nyeri dan panas saat kencing baru mereda. Saya pun masih tak berani untuk meminum salah satu dari tujuh minuman terlarang dari dokter.
Setelah kejadian tersebut, saya baru mencari tahu apa sih yang menyebabkan anyang-anyangan dan apa efek sampingnya bagi kesehatan?
Ternyata, anyang-anyangan merupakan gejala awal infeksi saluran kemih. Infeksi ini terjadi ketika bakteri menyerang bgian tertentu dari sistem saluran kemih yang terdiri atas ginjal, ureter, kandung kemih, dan ureta.
Infeksi saluran kemih dibagi menjadi dua, yaitu infeksi saluran kemih bawah dan atas. Infeksi saluran kemih bawah merupakan infeksi yang terjadi pada uretra dan kandung kemih, gejalanya adalah anyang-anyangan, warna urin keruh, dan bau menyegat.
Sedangkan infeksi saluran kemih atas merupakan infeksi yang terjadi para ureter dan ginjal, gejalanya nyeri pada selangkangan, mual, dan demam. Infeksi saluran kemih jika tidak ditangani oleh dokter, bisa menyebabkan gangguan pada ginjal. Serem ya.
Setelah bertahun-tahun berlalu, saya sekarang kembali sering menahan kencing kalau malam hari. Bukan karena ingin anyang-anyangan lagi, tapi si kecil suka nangis kalau saya beranjak dari tempat tidur.
Nah, untungnya saya sekarang sudah kenal Prive Uri-cran, minuman enak yang dapat mengatasi anyang-anyangan. Ekstrak Cranberry di dalamnya mengandung Proantocyanidin yang berfungsi dapat mencegah dan menangkap bakteri E coli yang menempel pada dinding saluran kemih.
Cara buatnya juga gampang banget. Cukup dilarutkan dalam air, mau dingin atau panas bebas, lalu diaduk dan warna pink gemas pun akan terlihat. Waktu diminum, rasanya seger banget, perpaduan manis dan asam yang enak banget.
Kalau lagi sibuk dan gak sempet bikin, Prive Uri-cran juga tersedia dalam bentuk kapsul yang lebih simpel. Konsumsi Prive Uri-cran sehari sekali bisa mengatasi dan mencegah anyang-anyangan. Aktivitas pun tak akan terganggu lagi.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI