Cerita SpongeBob SquarePants Ini Relate dengan Hidupmu

"SpongeBob, jika kau terus menghamburkan uangmu seperti ini, nanti tidak ada sisa untukmu," (Patrick).

Kartun menjadi hiburan yang banyak diminati anak-anak, karena karakter maupun ceritanya dibuat lucu dan menarik. Animasi kartun mulai populer secara global di tahun 1928. Tahun 1928---1957 merupakan era emas animasi kartun (The Golden Age of Cartoon). Di tahun tersebut, Disney sukses mempopulerkan animasi kartun Steamboat Willie dengan karakter utama bernama Mickey Mouse. Kemudian pada tahun 1937, animasi berwarna pertama muncul, Snow White and the Seven Dwarfs. Sejak saat itu, animasi kartun terus dikembangkan.

Saat ini, kartun di Indonesia cukup banyak dan berasal dari berbagai negara, seperti Doraemon (Jepang), SpongeBob SquarePants (Amerika Serikat), Upin & Ipin (Malaysia), Shaun the Sheep (Inggris), Larva (Korea Selatan), Masha and the Bear (Rusia), dan Oddbods (Singapura). Selain kartun dari luar negeri, Indonesia terus mendorong produksi animasi kartun buatan sendiri. Beberapa kartun buatan Indonesia yang sering ditampilkan di televisi, antara lain Adit dan Sopo Jarwo, Keluarga Somat, Kiko, Entong, Nussa dan Rara, Syamil dan Dodo, serta Petualangan Si Unyil.

Selain anak-anak, orang dewasa saat ini juga banyak yang menonton dan menyukai kartun. Kartun SpongeBob SquarePants justru lebih dipahami usia dewasa, karena scene dan dialognya relate dengan kehidupan. Beberapa adegan di SpongeBob SquarePants sering diprotes oleh KPI (Komisi Penyiaran Indonesia), sebab dianggap kurang pantas dilihat anak-anak. Namun, SpongeBob SquarePants nyatanya sarat makna kehidupan.

Dalam episode Porous Pockets, diceritakan SpongeBob dan Patrick sedang bermain di ladang ubur-ubur. Mereka berdua mendengar suara aneh yang ternyata berasal dari kerang. SpongeBob dan Patrick membantu kerang yang tersedak mutiara. Namun, keduanya tidak sadar bahwa mutiara itu berharga mahal. SpongeBob dan Patrick membawa mutiara tersebut ke pantai untuk bermain bola voli. Singkat cerita, mutiara itu dibeli oleh ikan lain. Kedua sahabat yang dikenal 'bodoh' itupun mendapatkan banyak uang.

Pada awalnya, SpongeBob dan Patrick menghabiskan uang tersebut bersama-sama. Mereka membeli makanan, bermain di mall, dan berbelanja bersama. Namun, setelah SpongeBob mendapat 'teman baru', ia melupakan sahabatnya, Patrick Star. SpongeBob memberikan uang kepada ikan-ikan yang mengaku sebagai 'teman barunya'. Bahkan, ketika Patrick bermain ke istana baru SpongeBob, Patrick diusir oleh Tuan Crab. Setelah Patrick diusir, SpongeBob mengatakan, "Dia (Patrick) hanya iri pada gaya hidupku yang begitu mewah,". Perkataan tersebut menunjukkan jika SpongeBob sudah tidak menganggap Patrick sebagai sahabatnya.

Karena SpongeBob terus memberikan uang ke 'teman-teman barunya', dia kehabisan uang dan ditinggalkan ikan-ikan tersebut. SpongeBob kembali menghampiri Patrick dan meminta maaf padanya. SpongeBob sadar jika uang bukanlah segalanya dan sahabat sejatinya adalah Patrick. Tanpa basa-basi atau rasa canggung, Patrick langsung mengajak SpongeBob bermain bola voli lagi.

Dari episode tersebut, banyak hal yang sesuai dengan realita hidup dan bisa dijadikan pelajaran bagi kita. Di awal, SpongeBob dan Patrick mendapatkan banyak uang. Mereka tidak tahu harus bagaimana dengan uang tersebut. Oleh sebab itu, SpongeBob dan Patrick hanya menghabiskan uang tersebut untuk bermain dan belanja. Setelah uang mereka habis, SpongeBob kehilangan segalanya.

Hal tersebut mengingatkan pada kebiasaan manusia saat ini yang kalap pada uang. Masih banyak orang yang tidak bisa me-manage keuangan dengan baik. Misalnya, anak kuliah yang mengekos mendapat kiriman uang dari orang tua di awal bulan. Sebab merasa memiliki banyak uang, anak-anak kos menuruti hawa nafsunya untuk membeli makanan enak dan mahal, belanja skincare berlebihan, shopping di mall-mall, dan tidak menyisihkan uang untuk ditabung. Ketika akhir bulan, banyak anak kos mengeluh kehabisan uang, sehingga sehari-hari hanya konsumsi mi instan. Padahal, jika bisa membuat manajemen uang dengan baik, di akhir bulanpun masih bisa menikmati nasi padang atau ayam geprek.

"Ayahku selalu bilang padaku, saat kau punya uang kau pasti akan menghamburkannya, kau harus punya rencana!" (Patrick).

Pelajaran kedua dari kartun SpongeBob SquarePants episode Porous Pockets adalah tentang pertemanan yang palsu. SpongeBob bisa mendapat banyak teman baru, karena ia memberikan uang secara percuma ke ikan-ikan yang meminta. Namun, setelah mengetahui jika uang SpongeBob habis, ikan-ikan yang mengaku sebagai 'teman' itu meninggalkan SpongeBob.

Zaman sekarang, banyak manusia yang datang hanya saat mereka butuh bantuan kita. Di sosial media, banyak orang bercerita bagaimana ketika keluarga mereka kaya versus keluarga bangkrut. Saat manusia diberi banyak uang oleh Tuhan, manusia lain akan mendekat, mengaku sebagai sahabat, dan selalu memanfaatkan kekayaan orang tersebut. Namun, ketika Tuhan memberi cobaan pada manusia kaya itu, orang-orang yang mengaku sebagai 'sahabat' malah menghilang. Manusia sekarang banyak juga yang datang saat butuh bantuan, tetapi menghilang saat kita akan meminta bantuan mereka.

Mencari teman yang sesungguhnya memang tidak mudah. Terkadang, kita sudah menemukan teman yang sesungguhnya. Mereka ada di samping kita saat susah maupun senang, membawa pengaruh positif, selalu support, dan tidak menjatuhkan satu sama lain. Namun, karena suatu hal kita harus berpisah dengan teman tersebut. Oleh karena itu, kita harus mengingat bahwa, Tuhan menciptakan kita sebagai makhluk sosial dan individual. Manusia memang membutuhkan interaksi dan bantuan individu lain, tetapi manusia sejatinya tidak bisa selalu bergantung pada orang lain. Manusia dituntut untuk bisa mandiri, sebab persaingan sekarang semakin ketat dan individu yang pure berhati malaikat sulit ditemukan.

Selain pertemanan palsu, episode Porous Pockets juga menceritakan ketulusan Patrick dalam bersahabat dengan SpongeBob. Patrick mengingatkan SpongeBob agar tidak menghamburkan uangnya untuk hal-hal yang tidak berguna. SpongeBob bisa mendapatkan banyak uang juga sebagai imbalan dirinya dan Patrick membantu kerang yang tersedak. Namun, hanya SpongeBob yang menikmati lebih banyak uang itu.

Meskipun demikian, Patrick tidak menyimpan dendam pada SpongeBob. Patrick tetap bersikap biasa ketika SpongeBob menghampiri Patrick yang sedang berjemur santai di depan rumah batunya. SpongeBob datang kembali ke Patrick, karena ia sadar jika uang bukanlah segalanya. Mendengar perkataan SpongeBob, Patrick langsung mengajak temannya bermain lagi. Dari scene tersebut, kita tahu bahwa, Patrick adalah sahabat sejati yang tulus berteman dengan SpongeBob dan tidak gila duit.

"Patrick, jika memiliki banyak uang membuatku lupa bahwa kau adalah temanku, maka aku tidak ingin mempunyai uang," (SpongeBob).

Itu dia beberapa quotes dan scene dari kartun SpongeBob SqurePants episode Porous Pockets yang mungkin relate dengan kehidupan kita saat ini. Selain menghibur atau sebagai sarana refreshing, menonton kartun juga bisa membantu kita dalam memahami kehidupan. Namun, perlu diingat bahwa, scene kartun dibuat berdasarkan imajinasi. Sebagian kartun adalah fiksi yang diselipkan pendidikan atau pengetahuan. Jadi, tidak semua adegan kartun itu fakta dan boleh dilakukan di dalam dunia nyata.

Daftar Pustaka :

Buchr, I. P.. 2022. "7 Kartun dari Berbagai Negara yang Masih Tayang di TV Indonesia", (Online), (https://sumut.idntimes.com/hype/entertainment/intan-5/7-kartun-dari-berbagai-negara-yang-masih-tayang-di-tv-indonesia), diakses 26 Juli 2023.

Kurnianto, Arik. 2015. "Tinjauan Singkat Perkembangan Animasi Indonesia dalam Konteks Animasi Dunia". Humaniora. 6 (2): 240--248.

Kusuma, A. A., dkk. 2021. "Representasi Diskriminasi Ras dan Kasta Sosial dalam Serial Kartun SpongeBob SquarePants". Jurnal E-Komunikasi. 9 (2).

Rifa. 2023. "10 Serial Animasi Indonesia yang Tayang di TV, Tontonan Favorit Anak", (Online), (https://www.idntimes.com/hype/entertainment/rifa-2/serial-animasi-indonesia-yang-tayang-di-tv-c1c2), diakses 26 Juli 2023.

Sumardiana, I. P. G. P. dan Trisdiyani, N. L. P.. 2022. "Fungsi Gambar Kartun dalam Kehidupan Manusia". Widyanatya. 4 (2): 113--118.