Lusinan manusia ninja telah mengepung kediaman Sugianto, orang terkaya serta dermawan di komplek ini.Aku tak mengerti apa yang sebenarnya terjadi, aku pun tak tahu apakah gerombolan itu penegak hukum atau pelanggar hukum.Dalam kegelapan malam semua terlihat remang-remang.
Rasanya jantungku mau lepas dari dada saat aku ditodong oleh senapan serbu. Tiga orang mengepungku, satu orang menggeledahku dan mengambil KTPku.Aku ditanya mau kemana, dari mana dan rumahnya dimana.Saat seperti itu hanya istri dan anakku yang terbayang, aku tak bisa membayangkan jika harus mati saat ini.
"Pa bangun pa!!! Bangun Pa!!!"
"Ada apa ma, inikan hari libur?"
"Pak Sugianto pa"
"Pak Sugianto Kenapa?
"Ditembak Polisi, katanya dia pengedar narkoba."
Antara sadar dan tidak sadar, antara alam nyata dan alam mimpi.Memori otakku kembali memutar kejadian kemarin malam.Sebuah rentetan senjata yang meletus disambut dengan senjata lainnya terdengar di dalam kediaman Pak Sugianto, saat itu KTPku diberikan dan disuruh lari pulang. Kendati suara tembakan itu semakin ramai rasa ingin tahuku sudah pupus tersapu ketakutan dan kengerian. Pagi ini aku baru mengerti alasan penyerbuan itu, hanya saja aku tak mengira Pak Sugianto yang terkenal dermawan dan religius itu seorang bandar narkoba.
****
Ini adalah tugas pertamaku dalam kesatuan elit. Aku tak pernah membayangkan akan tergabung dalam kesatuan yang dipandang elit, sebuah tim khusus yang merupakan alat negara untuk menyapu kotoran yang sulit dihilangkan. Kesatuan ini terbentuk akibat hukum yang sudah mandul, dimana para penegak hukum tidak takut pada Tuhan dan mengabdikan diri pada uang.
Dalam suatu negara kesatuan penyapu seperti kami tidak hanya satu atau dua. Bahkan kesatuan yang dimiliki pribadi itu ada. Jika kalian tahu ada politikus yang tiba-tiba meninggal tak jelas.Bisa jadi tim penyapu pelakunya, dimana tim ini kerjanya sangat bersih. Korbannya akan dibuat seperti orang sakit atau kecelakaan yang mana saat peristiwa sudah terjadi, yang tercatat di Kepolisian bukanlah sebuah pembunuhan.