Industri batu bata memiliki konsekuensi ganda. Dampak positifnya adalah peningkatan ekonomi dan kesempatan kerja, sedangkan dampak negatifnya adalah kerusakan lingkungan dan risiko kecelakaan kerja. Data ILO 2018 menunjukkan bahwa kecelakaan kerja menyebabkan 380.000 kematian dan 374 juta cedera, berpengaruh signifikan terhadap kemampuan ekonomi pekerja (Supriyadi & Septinar, 2018). Penelitian oleh Fitriani et al. (2023) mengindikasikan bahwa proses pembuatan batu bata terdiri dari 19 tahapan dengan distribusi risiko yang variatif. Risiko ekstrim meliputi: cedera tangan dan infeksi saluran napas, gangguan kulit, dehidrasi, dan kelelahan.
Dusun Padangan sebagai lokasi sasaran karena keberadaan komunitas pengrajin batu bata yang besar dan lokasinya strategis dekat Universitas Madani. Di Dusun Padangan, pengrajin beroperasi di lahan desa dan halaman rumah. Kami melakukan observasi dengan menanyakan proses pembuatan, keluhan, masalah kesehatan, penggunaan APD dan fasilitas pemerintah. Hasil observasi di Dusun Padangan menunjukkan bahwa pengrajin batu bata memiliki kesadaran rendah dalam menggunakan alat pelindung diri. Faktor penyebabnya adalah ketidakbiasaan dan ketersediaan APD yang terbatas, seperti masker, kacamata pelindung, sarung tangan dan sepatu boots. Kondisi ini berdampak pada efisiensi kerja dan penerapan keselamatan kerja. Sejumlah 90% pengrajin batu bata tidak memakai APD, dan hanya memakai alat seadanya, bertelanjang kaki dan tangan. Para pengrajin batu bata juga menyampaikan bahwasanya modal awal dan tenaga dengan hasil dari penjualan batu bata sangat jauh dari kata untung, bahkan para pembeli batu bata sering menawarkan dengan harga rendah. Kami simpulkan bahwa mereka butuh bantuan dari pemerintah dan dukungan dari warga sekitar.
Pelaksanaan Project-Based Learning (PjBL) beranggotakan: Muhammad Jiil Taqi Izzuddin, Hafshah Sal Sabiila, Putri Azhura Wibudi, dan Zakiyah Az Zahro bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan dan kesadaran pengrajin batu bata tentang hak-hak dan K3 (Kesehatan Keselamatan Kerja), terutama dalam mencegah kecelakaan dan penyakit akibat kerja. Kami ber-4 merupakan mahasiswa S1 Keperawatan Semester 3, FIKes, Universitas Madani. Evaluasi efektivitas metode edukasi dilakukan melalui pre-test dan post-test. Sebagai langkah awal pelaksanaan PjBL, kami menawarkan proposal kegiatan kepada komunitas pengrajin batu bata pada hari Rabu, 27 November 2024 berdasarkan hasil pengkajian. Penyuluhan kegiatan edukasi kelompok pada tanggal 6 Desember 2024.
Hasil post-test menunjukkan peningkatan signifikan dalam pengetahuan responden tentang keamanan dan kesehatan kerja serta gaya hidup sehat setelah edukasi. Semua responden mencapai tingkat pengetahuan sangat baik dengan nilai 100%. Sebagai bentuk apresiasi, kami memberikan souvenir kacamata pelindung kepada pengrajin batu bata. Peningkatan pengetahuan ini diharapkan membantu mencegah risiko kecelakaan kerja dan meningkatkan kesadaran akan pentingnya kesehatan dan keselamatan kerja.
Kami mengucapkan terimkasih banyak kepada dosen-dosen pembimbing yang telah memberikan masukan dalam penyusunan proposal kegiatan PjBL ibu Ns. Maulida Rahmati Emha, M.Kep dan Ns. Rahmah Widyaningrum, M.Kep. Terutama pula kepada dosen pembimbing Ibu Sulastri, M.Pd dan Ns. Ignasia Nila Siwi, M.Kep yang mendampingi kami dalam kegiatan penyuluhan. Bapak Dukuh Padangan, serta bapak ibu pengrajin batu bata di dusun padangan yang dengan hangat menyambut kami.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H