Mohon tunggu...
Hafsah Nurul Fitri
Hafsah Nurul Fitri Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswi komunikasi dan Penyiaran Islam Universitas Ibn Khaldun Bogor -

Pikiran kita yang menentukan aksi dan relasi. if we think we're going to win, Then we'll win

Selanjutnya

Tutup

Analisis

Media Sosial Sebagai Alat Promosi dan Disinformasi "Pedang Bermata Dua"

20 Januari 2025   09:00 Diperbarui: 19 Januari 2025   01:25 14
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Menggambarkan Media Sosial merupakan platform yang jangkauannya sangat luas (Sumber : Pinterest)

Keenam, Karakter masyarakat yang gampang kaget, Fahrudin Faiz mengistilahkan dengan masyarakat “epilepsi”, suka dengan hal-hal sensasional bombastis dan berebut menjadi penyebar informasi tercepat dalam komunitasnya. Seringkali tanpa dikaji, apapun berita sensasional langsung di-share padahal berita tersebut adalah kebohongan.

Yang terakhir, yaitu Populisme dalam politik praktis berupa sekadar retorika, untuk mendapatkan simpati masyarakat banyak sekali janji-janji indah, gagasan-gagasan muluk yang digaungkan dengan dalil ‘demi rakyat’ atau ‘membela umat’, namun sebenarnya dibalik itu semua bertujuan untuk keuntungan dirinya sendiri, mengamankan posisi jabatannya, meningkatkan image pribadinya dan lain sebagainya.

Media Sosial sebagai Alat Promosi dan Disinformasi: Pedang Bermata Dua” menggambarkan bahwa media sosial memiliki dua sisi yang bertolak belakang.

Sebagai Alat Promosi

Media sosial memberikan platform yang sangat efektif untuk mempromosikan ide, produk, layanan, atau kampanye. Dengan jangkauan yang luas dan kemampuan target audiens yang spesifik, media sosial memungkinkan komunikasi pesan secara cepat dan efisien. Banyak bisnis, organisasi, dan individu memanfaatkan media sosial untuk membangun merek, meningkatkan penjualan, dan menciptakan pengaruh positif.

Keberadaan internet sedikit banyak telah mengubah pola interaksi masyarakat. Pola interaksi dilakukan tanpa harus dalam satu ruang dan waktu bersamaan. Internet meleburkan batas- batas yang menghambat seseorang untuk berinteraksi. Menurut Anthony Giddens dengan adanya modernitas, hubungan ruang dan waktu terputus dan kemudian ruang modernitas, hubungan ruang dan waktu terputus dan kemudian ruang perlahanlahan terpisah dari perlahanlahan terpisah dari tempat. Dari pernyataan tersebut dapat dilihat bahwa manusia menciptakan interaksi baru tanpa harus menciptakan interaksi baru tanpa harus bertemu fisik yang salah satunya melalui internet bertemu fisik yang salah satunya melalui internet (social networking). Semakin berkembangnya penggunaan internet dan tingginya kebutuhan untuk berinteraksi menjadikan social networking atau media sosial menjadi sesuatu yang tidak tertolak terutama bagi semua kalangan khususnya generasi muda. "Mempromosikan barang tidak hanya dengan satu media saja. Untuk menarik konsumen beberapa cara untuk menarik perhatian konsumen. Pada zaman ini, konsumen lebih banyak perusahaan harus mempunyai beberapa cara untuk menarik perhatian konsumen. Perusahaan pada umumnya mengetahui keinginan konsumen pada saat ini.

Sebagai Alat Disinformasi

Di sisi lain, media sosial juga sering digunakan untuk menyebarkan informasi palsu, hoaks, atau propaganda. Konten yang beredar dapat dengan cepat menyebar dan mempengaruhi opini publik, bahkan menyebabkan kerusakan sosial atau politik.

Salah satu ciri utama dari berita disinformasi adalah ketidak akuratan informasi yang disampaikan. Kontennya seringkali tidak didukung oleh fakta yang valid atau bahkan bertentangan dengan kebenaran. Sumber yang tidak terverifikasi dan kurangnya crosschecking menjadi faktor utama yang memungkinkan berita disinformasi untuk menyebar dengan cepat. Hal ini menciptakan lingkungan informasi yang penuh dengan ketidakpastian dan merugikan integritas informasi secara keseluruhan. Berita disinformasi dapat muncul dalam berbagai bentuk, mulai dari teks hingga gambar, audio, dan video. Kehadiran teknologi manipulatif, seperti deepfake, semakin meningkatkan tingkat kesulitan dalam membedakan antara konten yang asli dan yang dipalsukan.

Dampak dari berita disinformasi sangat luas dan dapat mencakup berbagai aspek kehidupan. Salah satu dampak yang paling mencolok adalah merusak reputasi individu, organisasi, atau bahkan negara. Berita disinformasi dapat dengan cepat menciptakan narasi yang merugikan dan sulit dihilangkan, meskipun informasinya kemudian terbukti tidak benar berita disinformasi dapat memicu kepanikan massa atau bahkan kekerasan di masyarakat. Selain itu, berita disinformasi juga dapat membahayakan kepercayaan masyarakat terhadap media dan lembaga pemerintah. Hal ini menunjukkan bagaimana berita disinformasi bukan hanya menjadi ancaman terhadap integritas informasi, tetapi juga fondasi kepercayaan dan stabilitas masyarakat.

Berikut Tips atau Cara agar terhindar dari terjadinya disinformasi yaitu :

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun