Mohon tunggu...
hafiz yusuf
hafiz yusuf Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Ketika Pengangguran Masih Menjadi Sebuah Masalah

18 Oktober 2016   20:26 Diperbarui: 18 Oktober 2016   20:52 221
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Harus diakui di negeri ini banyak sarjana yang masih bingung dengan pekerjaan dan masa depannya, bahkan ada yang sudah bertahun-tahun melamar pekerjaan namun tidak memperolehnya. Beberapa sarjana ada yang mencoba peruntungan di dunia usaha, ada juga yang banting setir bekerja apa saja yang tersedia walau tidak sejalan dengan ilmu yang diperolehnya di bangku kuliah.

Menurut Badan Pusat Statistik (BPS), hingga februari 2016 jumlah pengangguran di Indonesia mencapai 7 juta orang. Dari 7 juta orang tersebut, tercatat ada sekitar 695 ribu orang sarjana lulusan universitas yang masih menganggur. Meski jumlah pengangguran mengalami penurunan dari tahun lalu, namun tetap saja pengangguran masih menjadi masalah yang harus dihadapi oleh pemerintah.

Penyebab pengangguran ini pun disebabkan banyak faktor. Di antaranya adalah tidak seimbangnya lapangan pekerjaan yang tersedia dengan tingginya jumlah tenaga kerja yang terserap.

Di sisi lain, adanya urbanisasi penduduk yang terus melonjak. Urbanisasi yang tidak terkendali berdampak pada banyaknya tenaga kerja yang tidak terserap oleh lapangan pekerjaan dan menimbulkan adanya pengangguran. Adanya urbanisasi yang berlebih ini, selain menimbulkan masalah pengangguran, juga menimbulkan berbagai masalah di Indonesia. Tidak hanya menimbulkan masalah di kota yang dituju namun juga menimbulkan masalah di desa yang ditinggalkan. Masalah yang terjadi kota antara lain yaitu kepadatan penduduk. Di desa juga akan timbul masalah diantaranya berkurangnya sumber daya manusia karena penduduknya telah pergi ke kota, desa akhirnya tidak mengalami perkembangan yang nyata.

Di samping itu, masih tingginya angka pengangguran juga dipengaruhi laju pertumbuhan penduduk Indonesia yang pesat. Terlebih dibarengi tingkat pendidikan yang rendah menjadi kendala dalam menekan angka pengangguran.

Peran Pemerintah
Pengangguran akan selalu tumbuh seiring dengan berjalannya waktu dan pertumbuhan penduduk, maka dari itu pemerintah harus lebih 'kreatif' untuk menyelesaikan pengangguran ini. Bila masalah ini terus dibiarkan akan sangat mengganggu pertumbuhan ekonomi dalam suatu negara. Begitupun dengan kondisi kesejahteraan rakyatnya yang akan sangat terpuruk bila masalah ini tetap dibiarkan. Sebenarnya di Indonesia sangat banyak pekerjaan yang bisa di kembangkan. Mulai dari pertanian hingga kelautan. Kekayaan alam Indonesia seharusnya bisa dimanfaatkan untuk membuka lapangan pekerjaan di Indonesia tetapi harus di imbangi dengan pengelolaan yang baik pula dari pemerintah.

Singkatnya, untuk menurunkan tingkat pengangguran, pemerintahan harus mampu menyerap tenaga kerja di sektor riil yaitu pertanian, kelautan, industri dan pertambangan. Sektor-sektor ini yang akan menghasilkan barang untuk dijual, dan di dalamnya juga ada kegiatan prosesing yang melibatkan tenaga kerja yang banyak dibutuhkan. Kalau pemerintah fokus di sektor riil dan memberikan insentif juga stimulus, bukan hanya perekonomian yang baik tetapi penyerapan tenaga kerja juga akan memadai. Di samping itu, Pemerintah juga harus mendorong pertumbuhan usaha menengah atau UKM melalui regulasi yang memudahkan calon pengusaha pada akses modal. Dan yang terpenting adalah memperbaiki kualitas pendidikan untuk menciptakan sumber daya manusia yang memiliki daya saing.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun