Mohon tunggu...
Muhammad Hafiz Ansyari
Muhammad Hafiz Ansyari Mohon Tunggu... Guru - Guru di MIS NOR RAHMAN Banjarmasin

Menulis

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Kecurangan PPDB yang Terus Berulang: Akar Permasalahan dan Solusinya

28 Juni 2024   22:05 Diperbarui: 28 Juni 2024   22:10 42
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) setiap tahunnya selalu menjadi isu hangat. Terlebih lagi, kecurangan-kecurangan terkait PPDB yang terus berulang menimbulkan banyak pertanyaan dan kekhawatiran di kalangan masyarakat. Mengapa hal ini bisa terjadi? Apakah disebabkan oleh jumlah sekolah negeri yang terlalu sedikit, daya tampung yang terbatas, atau kualitas sekolah negeri yang tidak merata?

Kecurangan dalam PPDB: Fenomena yang Terus Terjadi

Kecurangan dalam PPDB dapat berupa manipulasi data zonasi, penggunaan surat domisili palsu, hingga penyuapan. Setiap tahun, kasus-kasus semacam ini muncul di berbagai daerah di Indonesia. Meskipun pemerintah telah berupaya memperketat pengawasan dan memperbaiki sistem, kecurangan tetap saja terjadi.

Penyebab Utama Kecurangan PPDB

Beberapa faktor utama yang menyebabkan kecurangan dalam PPDB adalah:

  1. Keterbatasan Jumlah Sekolah Negeri:
    • Minimnya Sekolah Negeri: Jumlah sekolah negeri yang terbatas menjadi salah satu alasan utama mengapa banyak orang tua berusaha keras agar anak-anak mereka bisa masuk ke sekolah negeri yang dianggap lebih berkualitas. Di beberapa daerah, jumlah sekolah negeri yang ada tidak sebanding dengan jumlah siswa yang mendaftar. Hal ini menyebabkan persaingan yang sangat ketat dan mendorong sebagian orang untuk mencari cara curang agar diterima.
  2. Daya Tampung yang Terbatas:
    • Keterbatasan Kapasitas: Sekolah negeri sering kali tidak mampu menampung seluruh siswa yang mendaftar, terutama di daerah perkotaan. Kondisi ini membuat orang tua merasa perlu melakukan segala cara, termasuk kecurangan, untuk memastikan anak mereka mendapatkan tempat di sekolah negeri.
  3. Kualitas Sekolah Negeri yang Tidak Merata:
    • Kesenjangan Kualitas Pendidikan: Kualitas sekolah negeri yang tidak merata antara satu daerah dengan daerah lain juga menjadi pemicu kecurangan. Orang tua yang tinggal di daerah dengan kualitas sekolah negeri yang kurang baik cenderung memaksakan diri agar anak mereka bisa masuk ke sekolah negeri yang lebih unggul, meskipun harus melakukan kecurangan.

Akar Permasalahan


Dari penyebab-penyebab di atas, dapat disimpulkan bahwa akar permasalahan kecurangan PPDB adalah ketidakmerataan akses dan kualitas pendidikan di Indonesia. Beberapa sekolah negeri memiliki reputasi yang sangat baik sehingga menjadi incaran banyak orang tua, sementara sekolah lainnya dianggap kurang memadai.

Apakah Sekolah Negeri Terlalu Sedikit?

Pertanyaan ini cukup kompleks. Di satu sisi, jumlah sekolah negeri memang masih kurang, terutama di daerah-daerah tertentu. Namun, masalah utamanya bukan hanya soal jumlah, melainkan juga tentang distribusi dan kualitas sekolah tersebut. Jika sekolah-sekolah di seluruh daerah memiliki kualitas yang merata, orang tua tidak akan merasa perlu untuk melakukan kecurangan agar anaknya diterima di sekolah tertentu.

Perlukah Membuat Unit Sekolah Baru?

Membangun unit sekolah baru bisa menjadi solusi untuk mengatasi kekurangan daya tampung. Namun, hal ini harus diimbangi dengan peningkatan kualitas pendidikan di seluruh sekolah, bukan hanya menambah jumlah sekolah saja. Pemerintah perlu memastikan bahwa setiap sekolah, baik yang baru maupun yang sudah ada, memiliki standar pendidikan yang baik.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun