Mohon tunggu...
Hafiz Rosila
Hafiz Rosila Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Representasi "Muda" dan "Maskulinitas" dalam Diri Agus Yudhoyono

27 Januari 2018   13:18 Diperbarui: 27 Januari 2018   13:36 1191
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pose AHY di Iklan politiknya, serupa dengan pose model setelan jas pria

Menjadi komunikator yang efektif berarti kita menyadari bahwa latar belakang partner komunikasi kita akan mempengaruhi cara mereka dalam meng-encode dan men-decode suatu pesan. Dalam komunikasi yang efektif maka sedapat mungkin kita meng-encode dan men-decode pesan yang akan kita sampaikan sesuai dengan latar belakang atau Field of experience komunikan.

Pemilihan kota Bandung sebagai salah satu daerah penempatan iklan Agus Yudhoyono sangat efektif. Pasalnya, Kondisi demografis dan psiko-sosial masyarakat Bandung, sesuai dengan nilai-nilai yang ditawarkan Agus Yudhoyono. 

Selain terkenal dengan fashionable-nya, 'muda' bandung juga memiliki semangat yang tinggi. Agus Yudhoyono diketahui kerap memberikan edukasi kepada anak-anak muda di berbagai daerah di Indonesia melalui kuliah umum ke kampus-kampus.

Untuk menjangkau segmen-segmen lain, Agus Yudhoyono menerapkan strategi berbeda, namun tetap dengan membawa 'Young Spirit' dalam gagasan-gagasan yang ia sampaikan. Seperti iklan AHY yang bertuliskan "Pemimpin Menyayangi, Jangan Membenci" atau "Lakukan & Tunjukkan Kebaikan, Jangan Saling Menutupi Keburukan".

Kata-kata yang disampaikan dalam iklan-iklan tersebut terlihat berbeda dengan iklan-iklan politisi lain, yang kerap bernada persuasif-narsistik. Personifikasinya kira-kira seperti : "pilihlah saya" atau "jika saya terpilih maka saya akan..". Iklan-iklan Agus Yudhoyono kerap mengandung kutipan-kutipan yang bersifat edukatif.

Kalimat seperti "kekerasan bukan pilihan" bahkan tidak terdengar seperti kampanye politik. Malah ajakan-ajakan kebaikan tersebut seharusnya lebih diperbanyak oleh pemerintah, tentunya disampaikan oleh pemerintah sendiri.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun