Kesuksesan ICZM sangat bergantung pada dukungan semua pihak yang berkepentingan, termasuk pemerintah, masyarakat lokal, organisasi lingkungan, dan sektor swasta. Partisipasi aktif dari pemangku kepentingan ini membantu menciptakan kebijakan yang lebih inklusif dan efektif.
4. Pengembangan Kebijakan dan Regulasi
Tahapan ini melibatkan penyusunan kebijakan yang mendukung pelaksanaan ICZM, seperti peraturan zonasi pesisir, pengelolaan limbah, atau perlindungan ekosistem kritis. Dengan melibatkan dan mendengarkan seluruh keluhan dan masukan dari masyarakat pesisir
5. Implementasi dan Pemantauan
Langkah terakhir adalah pelaksanaan kebijakan yang telah dirancang serta pemantauan untuk menilai efektivitas program ICZM. Pemantauan ini memungkinkan penyesuaian strategi jika diperlukan.
Studi Kasus: Penerapan ICZM di Berbagai Negara
1. Belanda
Belanda merupakan salah satu contoh negara yang sukses mengimplementasikan ICZM. Sebagai negara yang sebagian besar wilayahnya berada di bawah permukaan laut, Belanda telah mengembangkan pendekatan terpadu untuk melindungi pesisirnya. Teknologi inovatif seperti tanggul, bendungan, dan sistem manajemen air digabungkan dengan kebijakan lingkungan yang ketat.
2. Indonesia
Sebagai negara kepulauan terbesar di dunia, Indonesia menghadapi tantangan besar dalam mengelola wilayah pesisirnya. ICZM telah diterapkan di beberapa daerah, seperti pengelolaan mangrove di Pantai Utara Jawa dan Bali. Namun, tantangan seperti kurangnya koordinasi antar sektor, minimnya pendanaan, dan keterbatasan teknologi masih menjadi hambatan utama.
3. Australia