Jogja cross culture atau lintas budaya jogja adalah kegiatan pagelaran budaya yang diselenggarakan oleh Dinas Kebudayaan (Kundha Kabudayan) Kota Yogyakarta. Pada 25 Mei 2024 telah terselenggara dengan lacar dan ramai acara Jogja Cross Culture (JCC) yang berlokasi di sepanjang jalan malioboro. Dengan keramaian yang ada di semua sudut malioboro sudah menggambarkan antusiasme masyarakat yang besar terhadap acara JCC. Sebanyak 14 panggung yang berdiri dari ujung utara hingga selatan yang menyuguhkan penampilan kebudayaan Yogyakarta. 14 panggung tersebut dikelola oleh 14 Kemantren atau Kecamatan yang berbeda dengan tampilan kebudayaan yang berbeda pula.
Pada JCC 2024 kali  ini mengangkat tema "Rikat-Rakit-Raket", yang masing-masing memiliki arti mendalam tentang masyarakat Yogyakarta. Budaya kehidupan di masyarakat kota Yogakarta yang selalu bergerak dan bekerja secara cepat (rikat), berproses saling melengkapi (rakit), serta kebersamaan yang saling mendukung (raket). Acara ini bisa dinikmati oleh wisatawan lokal maupun mancanegara, dengan tujuan memperkenalkan kebudayaan kota jogja kepada khalayak ramai. Selain warga setempat dan turis asing, banyak juga pendatang dari luar kota yang sengaja datang hanya untuk menyaksikan pagelaran Jogja Cross Culture. Acara JCC ini sangat menarik banyak pengunjung hingga memadati area malioboro dan sekitarnya.
Gelaran JCC dimulai pada pukul 19.00 WIB sampai selesai, namun jalan malioboro sudah ditutup sejak jam 5 sore supaya lebih aman dengan bebas dari kendaraan yang dijaga oleh anggota-anggota dari Dinas Perhubungan sehingga tidak bisa dilewati dan harus mencari jalan yang lain. kepala Dinas Kebudayaan Kota Yogyakarta Yetti Martanti,S.Sos, M.M menyampaikan bahwa Jogja Cross Culture 2024 merupakan perhelatan ke-6 semenjak diadakan pertama kali pada tahun 2019 lalu. "Perhelatan tahun ini merupakan Pesta Warga Jogja dalam lingkup kebudayaan. Berbagai macam potensi seni budaya wilayah akan disajikan dalam sajian yang unik dan menarik hasil dari laboratorium warga bersama seniman Kota Yogyakarta". Ujar beliau pada Kamis (23/05/2024).
Banyak kesenian yang ditampilkan dari masing-masing Kemantren, dari mulai budaya jawa, hadroh atau sholawat bahkan hingga budaya dari Bali serta seni kontemporer seperti hal nya mural dari hasil karya kolaborasi seniman-seniman. Ada juga atraksi dan penamilan menegangkan dari padepokan-padepokan bela diri, fashion show, gamelan, cathilan, barongsai, wayang, dangdut, akustik, keroncong, dan masih banyak lainnya. Pada pagelaran kesenian yang ditampilkan tidak hanya ditampilkan oleh orang dewasa saja, namun juga mengikutsertakan anak-anak untuk melatih mental dan juga pengenalan kebudayaan yang ada dengan menampilkan nya di atas panggung megah dengan penonton yang ramai. Untuk masuk bisa menonton acara JCC ini tidak perlu keluar banyak uang, hanya perlu untuk biaya parkir yang berkisar dari Rp.3000 hingga Rp.5000/ sepeda motor. Selain bisa menonton gelaran seni di JCC,para pengunjung juga bisa masuk ke Museum Benteng Vrendeburg dengan cuma-cuma tanpa dipungut biaya sepeserpun.
Acara JCC dihadiri oleh Pejabat (Pj) Walikota Yogyakarta Sugeng Purwanto yang didampingi Forkopimda membuka secara langsung dan bahkan Pak Presiden Jokowi pun turut hadir. Beliau yang sudah beberapa hari berada di Istana Kepresidenan atau Gedung Agung dan pada hari jumat (24/05/24) membagikan sembako bantuan presiden kepada warga sekitar dan para pengunjung di malioboro, titik 0 km, dan sekitarnya, pada malam minggu mengujungi serta meramaikan acara JCC dengan wajah yang sumringah. Acara JCC ini mendapat komentar-komentar positif dari banyak orang. "acara nya bagus baget, walaupun cape karena sangking ramai nya jadi desak-desakan tapi asik. Mempromosikan dan memperkenalkan ke banyak orang tentang budaya yang ada di jogja." Ujar Teh Azzah salah satu pengunjung. Walaupun melelahkan, tapi pengunjung yang hadir merasakan adanya kepuasan tersendiri dengan menonton pagelaran kesenian yang bermacam-macam dalam satu waktu dan tempat.Perhelatan JCC diselenggarakan satu tahun sekali oleh Dinas Kebudayaan yang berkolaborasi dengan banyak seniman, kecamatan, dan padepokan kebudayaan di Kota Yogyakarta. Dengan harapan antusisme masyarakatyang besar dalam kemeriahan acara JCC dan bisa mengenal serta mencintai budaya sendiri terkhusus di Kota Yogyakarta dan di Indonesia untuk umumnya, sehingga budaya yang ada akan tetap lestari dan menjadi suatu ciri khas yang sangat membanggakan di kancah internasional.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H