Mohon tunggu...
Hafizha Luqman
Hafizha Luqman Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa 23107030032 / UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta

pengangguran yang sukan jajan ngabisin duit

Selanjutnya

Tutup

Foodie Pilihan

20 Tahun Menyajikan Kehangatan, Kisah Inspiratif Penjual Wedang Ronde Susu di Alun-Alun Purworejo

22 Juni 2024   03:42 Diperbarui: 22 Juni 2024   03:47 157
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.


Purworejo -- Berawal dari resep yang diberikan oleh temannya dari Solo, Jumali, seorang penjual wedang ronde susu di Alun-alun Purworejo, telah menjalani usaha ini selama kurang lebih 20 tahun. Dengan kegigihan dan ketekunan, Jumali berhasil mengembangkan usaha wedang ronde susu yang masih eksis hingga saat ini. Dari usaha tersebut, Jumali mampu memenuhi kebutuhan rumah tangganya.


"Saya berjualan wedang ronde susu ini kurang lebih 20 tahun. Alhamdulillah, dengan usaha kecil ini, saya bisa mencukupi kebutuhan keluarga saya hingga kebutuhan sekolah anak-anak saya. Saya sangat bersyukur menjalani usaha kecil ini. Karena usaha apapun itu harus sabar dan ditekuni," ungkap Jumali pada Rabu (19/06/2024).

dokumentasi pribadi
dokumentasi pribadi

Jumali memulai usahanya dengan perlahan namun pasti. Meski penghasilan perhari tidak menentu dan sering kali pasang surut, hal ini tidak membuat Jumali kehilangan semangat untuk mencari nafkah. Setiap hari Jumali berjualan, kadang ramai kadang sepi pelanggan.


"Penghasilan perhari tidak menentu dan pasang surut tergantung ramai atau tidaknya. Kalau rata-ratanya ya seratus ribu sampai lima ratus ribu. Biasanya bisa mencapai lima ratus ribu kalau ada event. Bahkan pernah saya buka dari sore sampai malam hanya mendapat dua puluh ribu. Saat itu memang benar-benar sepi. Setiap ada event ya alhamdulillah lumayan penghasilannya. Karena yang paling penting itu tetap tekun, tidak apa-apa sedikit demi sedikit, alhamdulillah selalu cukup," tuturnya.


Ada event di Purworejo yang diselenggarakan lima hari terakhir menjadikan penjualan Jumali meningkat. Selama lima hari terakhir selalu ramai hingga malam. Banyak pelanggan dan pengunjung Purworejo Fair yang membeli wedang ronde susu milik Jumali.


"Alhamdulillah kemarin selama ada event lumayan ada peningkatan penghasilan. Lima hari itu alhamdulillah selalu ramai pembeli, mereka mampir dan nongkrong disini," jelasnya.


Tak hanya sebagai usaha, namun juga sebagai bentuk pendidikan, Jumali dipercaya untuk mengajari para siswa di Purworejo. Jumali juga pernah diundang ke sekolah-sekolah untuk mengajari para siswa cara membuat wedang ronde. Mulai dari proses pembuatan hingga cara menyajikan wedang ronde susu. "Saya pernah diundang ke sekolah-sekolah seperti SMP N 4 Purworejo, SMP N 1 Purworejo untuk mengajari anak-anak cara membuat wedang ronde hingga cara penyajiannya, seperti pelatihan wirausaha," tutur Jumali.

dokumentasi pribadi
dokumentasi pribadi


Kedai wedang ronde susu milik Jumali ini berlokasi di sebelah barat laut Alun-alun Purworejo, tepatnya di Jl. Mayjen Sutoyo, Sindurjan, Kecamatan Purworejo, Kabupaten Purworejo, Jawa Tengah. Dengan gerobak dorongnya, Jumali membuka lapak setiap hari mulai pukul 16.30 hingga pukul 24.00. Jumali menjual wedang ronde susu ini dengan harga yang cukup terjangkau yaitu Rp. 8.000,00 satu porsi.


"Saya buka di sini kadang jam 16.30, kadang jam 17.00 sampai jam 12.00 malam. Saya menjual wedang ronde ini juga dengan harga yang cukup terjangkau dan yaitu hanya delapan ribu saja," ungkap Jumali. Selain berjualan di tempat tetap, wedang ronde susu milik Jumali juga dijual dengan gerobak keliling di daerah Sindurjan. "Ada satu yang keliling di daerah Sindurjan," tambahnya.


Wedang ronde susu milik Jumali bukanlah resep turun-temurun, melainkan ia memulai usaha ini dari resep yang diberikan temannya asal Solo. Temannya yang juga seorang penjual wedang ronde mengajari Jumali cara membuat wedang ronde susu, yang kemudian ia kembangkan menjadi usaha di Purworejo.


"Resep ini bukan resep turun-temurun karena saya memang orang asli Purworejo, tapi resep ini wedang ronde ini saya dapatkan dari teman saya asal Solo yang merupakan penjual wedang ronde juga. Saya belajar dari teman saya cara membuatnya dan akhirnya saya membuka usaha di Purworejo ini," jelas Jumali.

dokumentasi pribadi
dokumentasi pribadi

Isian wedang ronde susu ini terdiri dari ronde (terbuat dari tepung ketan), roti tawar, kolang-kaling, kacang tanah sangrai, dan agar-agar. Yang menjadi ciri khas dari wedang ronde susu milik Jumali adalah cara mengolah jahenya. Jahe yang digunakan digiling dari rumah kemudian dicampur dengan gula. Ini berbeda dengan ronde lainnya, yang biasanya mengolah jahe dengan cara direbus bersama air gula di dandang, yang sering kali terbuang jika tidak habis.


"Kalau saya beda, jahenya saya giling, dimasak dari rumah, baru saya campur dengan gula. Kalau pedagang lain biasanya direbus pakai dandang. Dulu saya juga pernah seperti itu, tapi kadang sisa jadi sayang ada yang kebuang. Selain itu, saya pakai agar-agar buat topping, jarang juga penjual lainnya pakai agar-agar," ungkap Jumali.


Keunikan cara pengolahan jahe dan penggunaan agar-agar sebagai topping menjadi daya tarik tersendiri bagi pelanggan wedang ronde susu milik Jumali. Tidak hanya diminati oleh kalangan tua, namun banyak remaja juga menjadi pelanggan setia. Meski jarang remaja menyukai minuman tradisional ini, wedang ronde susu milik Jumali menjadi favorit di kalangan muda.


Selain itu, penambahan agar-agar sebagai topping memberikan tekstur yang unik dan menyenangkan. Perpaduan antara ronde yang kenyal, kacang tanah yang renyah, dan agar-agar yang lembut menciptakan sensasi yang berbeda di setiap tegukan. Ini menjadi salah satu alasan mengapa banyak pelanggan setia, baik tua maupun muda, selalu kembali untuk menikmati wedang ronde susu Jumali.


"Pelanggan kebanyakan dari kalangan tua, namun banyak juga dari kalangan muda. Seperti mbak-mbak, mas-mas juga banyak yang ke sini. Saya sengaja menggunakan agar-agar supaya menjadi ciri khas dan daya tari pembeli. Biji kolang-kaling juga saya beri warna hijau sedangkan ronde yang lain biasanya warna merah atau bahkan tidak diberi warna," tutur Jumali.


Beberapa pelanggan juga ada yang menyukai kacang tanahnya yang disangrai menambah aroma khas yang terdapat pada wedang ronde ini. Wedang ronde pada umumnya menggunakan selai kacang, namun ini berbeda karena menggunakan kacang tanah yang disangrai hingga sedikit gosong.


"Saya suka kacang tanahnya yang disangrai, sedikit gosong sehingga wedang rondenya ada aroma khas dari kacang tersebut," ungkap Sri (pelanggan) pada Rabu (19/06/2024).


Kisah Jumali adalah contoh nyata dari ketekunan dan kegigihan dalam mengembangkan usaha kecil. Dengan memanfaatkan resep dari temannya, ia berhasil mengembangkan usaha wedang ronde susu yang tidak hanya memberikan penghasilan, tetapi juga memberikan pelajaran berharga bagi banyak orang. Dalam menghadapi segala tantangan dan rintangan, Jumali tetap teguh dan sabar, sehingga usahanya terus berkembang dan memberikan manfaat bagi keluarganya serta masyarakat sekitarnya.


Keberhasilan Jumali dalam mengembangkan usaha wedang ronde susu selama 20 tahun bukan hanya sekedar cerita tentang mencari nafkah, tetapi juga tentang bagaimana ketekunan, kegigihan, dan keinginan untuk berbagi ilmu dapat membawa kesuksesan dan inspirasi bagi banyak orang. Dengan terus berinovasi dan mempertahankan kualitas, Jumali berharap usaha kecilnya ini dapat terus bertahan dan memberikan manfaat bagi banyak orang di masa yang akan datang.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Foodie Selengkapnya
Lihat Foodie Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun