Mohon tunggu...
Hafizha Luqman
Hafizha Luqman Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa 23107030032 / UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta

pengangguran yang sukan jajan ngabisin duit

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Fenomena Social Commerce: Bagaimana Media Sosial Mengubah Cara Belanja

19 Juni 2024   05:56 Diperbarui: 19 Juni 2024   06:44 182
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Perkembangan teknologi dan internet telah membawa perubahan besar dalam berbagai aspek kehidupan manusia, termasuk cara berbelanja. Salah satu perubahan yang signifikan adalah munculnya social commerce, yaitu integrasi media sosial dengan kegiatan jual beli online. Social commerce menjadi tren yang semakin populer, mengubah cara orang berinteraksi dengan merek, produk, dan layanan. Fenomena ini tidak hanya menguntungkan konsumen tetapi juga membuka peluang baru bagi bisnis untuk menjangkau pasar yang lebih luas.

Apa itu Social Commerce? 

Social commerce merujuk pada penggunaan media sosial sebagai platform untuk menjual dan membeli produk atau layanan. Berbeda dengan e-commerce tradisional yang biasanya menggunakan situs web atau aplikasi khusus, social commerce memanfaatkan platform media sosial seperti Facebook, Instagram, TikTok, dan Pinterest untuk melakukan transaksi. Pengguna dapat menemukan produk melalui postingan, iklan, atau rekomendasi dari teman dan influencer, kemudian melakukan pembelian langsung tanpa meninggalkan aplikasi.

Mengapa Social Commerce Menjadi Populer?

Ada beberapa faktor yang mendorong popularitas social commerce. Pertama, kenyamanan. Konsumen dapat menemukan dan membeli produk dengan mudah melalui aplikasi yang sudah mereka gunakan setiap hari. Tidak perlu lagi beralih ke situs web lain, yang berarti proses pembelian menjadi lebih cepat dan efisien.

Kedua, interaksi sosial. Media sosial memungkinkan konsumen untuk berinteraksi langsung dengan penjual, membaca ulasan, dan melihat rekomendasi dari teman atau influencer. Hal ini memberikan kepercayaan lebih besar terhadap produk yang ditawarkan. Menurut survei, konsumen cenderung mempercayai rekomendasi dari orang yang mereka kenal atau kagumi.

Ketiga, konten visual. Platform seperti Instagram dan Pinterest sangat menekankan konten visual, yang dapat menarik perhatian konsumen lebih efektif daripada teks saja. Foto dan video produk yang menarik dapat mendorong pembelian impulsif, terutama ketika dikombinasikan dengan ulasan positif dan promosi menarik.

Dampak Social Commerce pada Konsumen

Social commerce memberikan berbagai manfaat bagi konsumen. Salah satunya adalah akses yang lebih luas ke produk dan penawaran. Dengan mengikuti berbagai akun dan halaman, konsumen dapat menemukan produk baru dan unik yang mungkin tidak tersedia di toko tradisional atau e-commerce biasa. Selain itu, konsumen juga dapat menikmati pengalaman belanja yang lebih personal dan interaktif.

Social commerce juga mempermudah proses perbandingan harga dan kualitas. Konsumen dapat dengan cepat mencari ulasan dan penilaian produk dari pengguna lain sebelum memutuskan untuk membeli. Hal ini membantu konsumen membuat keputusan yang lebih terinformasi dan mengurangi risiko kekecewaan.

Namun, ada juga tantangan yang perlu diwaspadai, seperti risiko penipuan. Karena transaksi dilakukan melalui platform pihak ketiga, konsumen harus lebih berhati-hati dalam memastikan kredibilitas penjual. Selalu periksa ulasan dan rating penjual sebelum melakukan pembelian.

Peluang bagi Bisnis

Bagi bisnis, social commerce membuka peluang besar untuk meningkatkan penjualan dan brand awareness. Dengan memanfaatkan fitur iklan dan penargetan di media sosial, bisnis dapat menjangkau audiens yang lebih spesifik dan relevan. Selain itu, kolaborasi dengan influencer dapat meningkatkan visibilitas produk dan menciptakan buzz di kalangan pengikut mereka.

Bisnis juga dapat memanfaatkan data dan analitik yang disediakan oleh platform media sosial untuk memahami perilaku konsumen dan mengoptimalkan strategi pemasaran mereka. Misalnya, dengan mengetahui jenis konten yang paling banyak mendapatkan interaksi, bisnis dapat menciptakan kampanye yang lebih efektif dan menarik.

Masa Depan Social Commerce

Masa depan social commerce tampak cerah dengan perkembangan teknologi yang terus berlanjut. Integrasi augmented reality (AR) dan virtual reality (VR) dalam pengalaman berbelanja online dapat memberikan dimensi baru dalam social commerce. Konsumen dapat mencoba produk secara virtual sebelum membeli, meningkatkan kepuasan dan mengurangi pengembalian produk.

Selain itu, kemajuan dalam kecerdasan buatan (AI) dan machine learning akan memungkinkan personalisasi yang lebih baik dalam penawaran produk dan rekomendasi. Chatbots yang semakin canggih juga akan meningkatkan interaksi dan layanan pelanggan, membuat pengalaman belanja menjadi lebih lancar dan menyenangkan.

Social commerce adalah fenomena yang mengubah cara berbelanja di era digital. Dengan memanfaatkan kekuatan media sosial, konsumen dapat menikmati pengalaman belanja yang lebih mudah, interaktif, dan personal. Di sisi lain, bisnis dapat memanfaatkan peluang ini untuk menjangkau audiens yang lebih luas dan meningkatkan penjualan. Meski begitu, baik konsumen maupun bisnis harus tetap berhati-hati dan bijak dalam memanfaatkan social commerce untuk mendapatkan manfaat maksimal.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun