Mohon tunggu...
Hafizh
Hafizh Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Hobi bekerja

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Program Kerja Praktikum Sederhana dan di Mana Saja (Biology in Action) Asistensi Mengajar UM Sukses Terlaksana di SMA Islam Al Maarif Singosari

11 Juni 2024   22:10 Diperbarui: 11 Juni 2024   22:19 47
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Mahasiswa jurusan Pendidikan Biologi Universitas Negeri Malang berhasil menciptakan program kerja yaitu (Biology in Action) di SMA Islam Al Maarif Singosari. Biology in Action sendiri itu adalah bahan ajar elektronik yang mencakup petunjuk praktikum serta hasil praktikum yang harus ditulis oleh siswa setelah melakukan perlakukan. Petunjuk praktikum tersebut mencakup beberapa topik, antara lain sistem respirasi, sistem ekskresi, sistem koordinasi, sistem reproduksi, dan sistem imunitas.

Praktikum yang pertama sistem respirasi mengangkat praktikum yaitu mendemonstrasikan fase inspirasi dan ekspirasi pada mekanisme pernapasan menggunakan media balon. Praktikum ini memberikan pengetahuan kepada siswa hubungan antara perubahan volume rongga dada dan tekanan udara dalam paru-paru selama proses inspirasi dan ekspirasi. Dengan menggunakan balon, siswa bisa memvisualisasikan bagaimana diafragma dan otot-otot pernapasan bekerja untuk memfasilitasi pernapasan pada manusia.

Praktikum yang kedua sistem ekskresi terdapat tiga praktikum sekaligus dimana praktikum yang pertama mengangkat mengenai pembuktian bahwa bernapas dapat menghasilkan CO2 dengan media larutan kapur. Praktikum ini memberikan visual secara nyata kepada siswa bahwa manusia mengeluarkan CO2 saat bernapas. C02 yang ditiupkan ke dalam larutan kapur menyebabkan terbentuknya kalsium karbonat, yang terlihat sebagai kekeruhan dalam larutan. 

Praktikum yang kedua dengan pembuktian keringat sebagai hasil ekskresi kulit dengan cara berlari, dengan berlari akan merangsang kelenjar keringat pada tubuh sehingga akan menghasilkan keringat. Analisis data praktikum ini membantu memahami peran sistem ekskresi kulit dalam pengaturan suhu tubuh melalui produksi keringat. Praktikum yang terakhir adalah uji glukosa dalam urine dengan media larutan fehling A dan B.

Praktikum yang ketiga yaitu sistem koordinasi pada praktikum ini terdapat 17 praktikum sekaligus yaitu menentukan reseptor sentuh, menentukan reseptor sakit, menentukan proprioreseptor, bintik buta, penglihatan binokuler, dominansi mata, proyeksi monokuler, ketajaman penglihatan, kontraksi pupil, reseptor pembau, reseptor pengecap, pengecap dan pembau, ketajaman pendengaran, keseimbangan, tes romberg, kanalis semisirkularis, dan apparantus vestibular. Praktikum-praktikum ini diperuntukan kepada siswa agar mengetahui adanya berbagai macam sensasi-sensasi indera umum dan indera khusus.

Praktikum yang keempat yaitu sistem reproduksi, pada praktikum ini siswa diminta untuk menganalisis proses pertumbuhan dan perkembangan zigot berdasarkan model dari plastisin. Model plastisin dapat membantu memvisualisasikan dan memahami tahapan-tahapan perkembangan zigot menjadi embrio dan akhirnya menjadi janin. Praktikum ini membantu siswa dalam memahami proses biologi yang kompleks dengan cara lebih sederhana dan lebih visual.

Praktikum yang terakhir adalah sistem imunitas, praktikum yang terakhir ini mengangkat praktikum yaitu peran sistem imun terhadap proses fisiologi dan anatomi di dalam tubuh dengan cara role playing atau bermain peran. Tujuan dari praktikum ini untuk membantu siswa memahami mekanisme sistem imun dalam mendeteksi dan melawan patogen seperti virus, dan bakteri.

Program kerja praktikum sederhana ini tidak hanya merupakan inovasi dalam pendidikan di SMA Islam Al Maarif Singosari, tetapi juga mendorong interaksi yang lebih aktif antara siswa dan lingkungan mereka. Kerja sama antara mahasiswa asistensi mengajar dan pihak sekolah menunjukkan bahwa ide-ide kreatif dan edukatif dapat meningkatkan pemahaman dan kesadaran siswa terhadap lingkungan sekitar

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun