Mohon tunggu...
Hafiz Syafira
Hafiz Syafira Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Assalamualaikum, selamat datang di profil saya semoga artikel saya bermanfaat

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Kesenian Rabab

2 Maret 2021   15:29 Diperbarui: 2 Maret 2021   21:40 557
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Rabab merupakan salah satu alat musik gesek yang terbuat dari tempurung kelapa tua yang dibelah kemudian ditutup oleh kulit sapi yang berasal dari Minangkabau, jika dilihat rabab ini agak mirip dengan biola. Biasanya rabab ini diiringi oleh alat musik tiup yaitu saluang. Rabab biasanya dimainkan dengan membawakan kisah dari berbagai cerita nagari atau dikenal dengan istilah "kaba".

Rabab ini biasanya dimainkan oleh dua orang pemain secara bergantian, satu pemain menjadi tukang gesek dan satu lagi menjadi pedendang, pemain rabab ini selalu dimainkan oleh laki laki. Rabab ini biasanya mengisahkan tentang kehidupan rumah tangga, tentang keagamaan, tentang pendidikan, kesenian dan lainnya yang bertujuan sebagai sarana hiburan edukasi serta sebagai penyampaian nilai niai kehidupan.

Rabab merupakan salah satu kesenian yang berfungsi sebagai sarana dalam mendukung penyebaran agama islam yang dibawa oleh pedagang pedagang dari Aceh ke Minang. Islam masuk ke Minangkabau melalui pantai barat, yaitu Pariaman, Pesisir Selatan, Pesisir Utara begitupun dengan rabab dan Darek begitu pun dengan rabab. Hal tersebut menyebabkan berkembangnya berbagai jenis rabab diantaranya, Rabab Pariaman, Rabab Darek dan Rabab Pesisir Selatan. Rabab Piaman diyakini sebagai Rabab tertua di Minangkabau.

Salah satu seniman Rabab adalah Pirin Asmara, ia sangat dikenal di kalangan masyarakat Pesisir Selatan tempo dulu. Kaba tentang Sutan Palembang dan Nan Gombang adalah Kaba yang terkenal dan sering ia bawakan. Pertunjukan Rabab di Pariaman biasanya diadakan di luar ruangan sesudah Isya dan berakhir sebelum shalat subuh. Biasanya Rabab Pariaman merupakan pagelaran tunggal. Tukang Rabab bertugas sebagai pemusik dan penyanyi sekaligus. Kaba non klasik dalam tradisi Rabab Pariaman hanya satu, yaitu Kaba Siti Baheram. Bahasa yang digunakan dalam permainan Rabab Pariaman adalah resmi dengan sifat sastra dan dipengaruhi oleh dialek Pariaman.

Rabab merupakan salah satu kesenian lisan dan pada saat sekarang ini pemuda pemuda Minang sudah banyak yang tidak tertarik lagi untuk memainkan alat musik rabab ini karna sudah dianggap kuno, hal itu dapat dilihat jika pemain rabab pada saat ini hanya orang orang tua saja dan jarang anak muda yang memainkannya, untuk itu kita sebagai generasi muda harus mengembangkan kesenian kesenian yang berasal dari daerah kita.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun