Mohon tunggu...
Hafiz Gunawan
Hafiz Gunawan Mohon Tunggu... Dosen - Dosen

Saya Hafiz Gunawa, profesi sebagai dosen di Universitas Muhammadiyah Bengkulu, selain sebagai dosen saya sebagai penggiat filantropi

Selanjutnya

Tutup

Bahasa

Eksistensi Bahasa Asing Dalam Penggunaan Bahasa Indonesia Menghadapi Era Globalisasi

8 Desember 2023   23:05 Diperbarui: 8 Desember 2023   23:13 269
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pendahuluan 

Bahasa merupakan alat komunikasi baik secara lisan maupun tulisan. Dengan bahasa seseorang dapat mengungkapkan ide, gagasan, pikiran, dan keinginannya dalam menyampaikan pendapat dan informasi. Bahasa sebagai alat interaksi antarmanusia dalam masyarakat memiliki sifat sosial yaitu pemakaian bahasa digunakan oleh setiap lapisan masyarakat.

Bahasa Indonesia berasal dari bahasa Melayu pada zaman Sriwijaya. Pada zaman Sriwijaya bahasa Melayu digunakan sebagai bahasa penghubung antar suku di Nusantara dan bahasa perdagangan antar pedagang dari dalam Nusantara maupun luar Nusantara.

Bahasa dan Sastra Indonesia adalah sebagai sarana pengembangan penalaran. Pembelajaran bahasa Indonesia selain untuk meningkatkan keterampilan berbahasa, juga untuk meningkatkan kemampuan berpikir, bernalar, dan kemampuan memperluas wawasan (Zanurridho: 2012).

Penggunaan bahasa Melayu sebagai bahasa nasional merupakan usulan dari Muhammad Yamin, seorang politikus, sastrawan, dan ahli sejarah. Dalam pidatonya pada Kongres Nasional kedua di Jakarta, Muhammad Yamin mengatakan bahwa : "Jika mengacu pada masa depan bahasa yang ada di Indonesia dan kesusastraannya, hanya ada dua bahasa yang bisa diharapkan menjadi bahasa persatuan yaitu bahasa Jawa dan Melayu. Tapi dari dua bahasa itu, bahasa Melayulah yang lambat laut akan menjadi bahasa pergaulan atau bahasa persatuan" (Yanti, Prima Gusti, dkk.2016: 15).

Namun, jika kita melihat kenyataan di lapangan, bahasa Indonesia belum difungsikan secara baik dan benar. Masih banyak mahasiswa menggunakan bahasa asing, dengan kenyataan ini merasa lebih moderen, terhormat, terpelajar jika dalam peristiwa tutur sehari-hari, baik dalam ragam lisan maupun tulis, menyelipkan setumpuk istilah asing. Walaupun sudah ada padanannya dalam bahasa Indonesia, pengaruh bahasa asing ini menyengkut jati diri bangsa Indonesia. Ini semua menyangkut kedisiplinan berbahasa nasional, dengan mematuhi semua kaidah atau aturan pemakaian bahasa Indonesia. Dengan disiplin berbahasa Indonesia akan membantu bangsa Indonesia untuk mempertahankan dirinya dari pengaruh negatif asing atas kepribadiannya sendiri.

Eksistensi bahasa Indonesia merupakan jati diri bangsa Indonesia, hal ini perlu dibina dan disosialisasikan setiap lapisan masyarakat. Hal ini diperlukan agar bangsa Indonesia tidak terbawa aruh pengaruh dan budaya asing yang sesuai dengan bahasa Indonesia

Seiring perkembangan era globalisasi, pengaruh bahasa asing terutama bahasa Inggris memengaruhi penggunaan bahasa Indonesia. Sebagai pemuda lebih populer mengunakan bahasa asing dari pada bahasa Indonesia baik lisan maupun tulisan. Hal tersebut membawa dampak dan ancaman bagi eksistensi bahasa  Indonesia  sebagai  bahasa  nasional. Seharusnya, dalam situasi dan kondisi apa pun bahasa Indonesia tetap harus digunakan, kecuali istilah asing tersebut tidak ada padanannya dalam bahasa Indonesia, barulah digunakan istilah asing.

Pengaruh globalisasi, Kalau membicarakan identitas bangsa, mau tidak mau membicarakan tentang budaya dan kalau membicarakan tentang budaya kita membicarakan tentang bahasa. Untuk mempertahankan identitas merupakan prioritas yang harus diperjuangkan dengan ciri utama keseimbangan antara aspek materil dan spiritual. Pegaruh arus globalisasi dalam identitas bangsa tercermin antara lain dari sikap lebih mengutamakan bahasa asing dari pada penggunaan bahasa Indonesia (Muslich, 2010:18).

Sebagai pemuda berkewajiban mempertahankan eksistensi bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional, jika kita biarkan begitu saja maka bahasa Indonesia akan terasa asing di negeri sendiri. Bahwa bahasa merupakan cermin dari identitas suatu bangsa dapat dilihat dibuktikan dengan ikrar sumpah pemuda yang berbunyi "Kami putra-putri Indonesia menjunjung bahasa persatuan, bahasa Indonesia". Pernyataan ini tidak merupakan pengakuan "berbahasa satu" tapi menyatakan bahwa kita, bangsa Indonesia, menjunjung tinggi bahasa persatuan, yaitu bahasa Indonesia (Arifin dan Tasai, 2010: 7). Sebagai pemuda hendaknya merasa bangga menggunakan bahasa Indonesia dan bukan merasa bangga menggunakan bahasa asing. Hal ini berarti bahasa Indonesia harus tetap digunakan dalam berkomunikasi, sedangkan bahasa daerah juga tetap digunakan, dan bahasa asing bukan ditinggalkan tetap dipelajari.

Melihat persoalan di atas, perlu menegaskan kembali pentingnya pemakaian bahasa Indonesia dengan kaidah yang baik dan benar. Hal ini disamping dapat dimulai dari diri sendiri- juga perlu didukung oleh pembelajaran bahasa Indonesia di perguruan tinggi.

Eksistensi Bahasa Asing dalam Penggunaan Bahasa Indonesia 

Eksistensi istilah bahasa asing dalam bahasa Indonesia terjadi kecenderungan menggunakan istilah asing dari pada menggunakan istilah dalam bahasa Indonesia padahal istilah bahasa tersebut telah ada dalam bahasa Indonesia. Istilah asing tersebut lebih sering didengar dan digunakan dibandingkan bahasa Indonesia  dilingkungan kampus, sekolah dan tempat umum. Baik dalam bentuk istilah asing secara utuh maupun istilah bahasa asing yang disingkat yang sering digunakan dalam percakapan.

Sikap pemakai bahasa Indonesia yang kurang baik akan berdampak negatif pula pada perkembangan bahasa Indonesia. Sebagian pemakai bahasa Indonesia menjadi pesimis, menganggap rendah, dan tidak percaya kemampuan bahasa Indonesia dalam mengungkapkan pikiran dan perasaannya dengan lengkap, jelas, dan sempurna. Akibat pemakai bahasa Indonesia kurang percaya menggunakan bahasa Indonesia (Amir, 2013: 3) sebagai berikut;

  • Pemuda sekarang lebih suka  menggunakan kata-kata, istilah-istilah, dan ungkapan-ungkapan asing, padahal kata-kata, istilah-istilah, dan ungkapan-ungkapan itu sudah ada padanannya  dalam  bahasa  Indonesia,  bahkan  sudah umum dipakai  dalam bahasa Indonesia. Misalnya, handpone sering disingkat HP, AC, dampaknya apabila menggunakan bahasa Indonesia merasa canggung, dan aneh, sehingga tetap menggunakan istilah asing tersebut. 
  • Pemuda sekarang lebih suka mempelajari  bahasa asing, tapi enggan mempelajari bahasa Indonesia. Dapat dilihat mahasiswa dan pelajar memiliki kamus bahasa asing, tapi tidak memiliki kamus bahasa Indonesia. Seolah-olah seluruh kosakata bahasa Indonesia telah dikuasainya dengan baik. Akibatnya, kalau mereka kesulitan menjelaskan atau menerapkan kata-kata yang sesuai dalam bahasa Indonesia, mereka akan mencari jalan pintas dengan cara sederhana dan mudah.
  • Pemuda sekarang enggan mencari tahu istilah bahasa Indonesia, karena beranggapan kata yang digunakan selama ini sudah benar, dan ketika mengetahui istilah indonesia menjadi aneh dan asing bagi mereka.

Kebiasaan ini apabila tidak diperbaiki akan berdampak pada perkembangan bahasa Indonesia menjadi terhambat. Sebagai generasi penerus sepantasnyalah bahasa Indonesia itu digunakan dan dilestarikan. Bahasa Indonesia harus digunakan dan sosialisasikan karena bahasa Indonesia itu merupakan identitas dan jati diri bangsa Indonesia.

Sebagai pemuda seharusnya bangga mengunakan bahasa Indonesia, jangan menganggap remeh dan bersikap negatif  terhadap bahasa Indonesia. Dapat dilihat dalam sebuah semboyan mengutamakan bahasa Indonesia, melestarikan bahasa daerah, dan menguasai bahasa asing. Bahasa daerah tidak merasa disaingi dengan bahasa Indonesia, sebab bahasa daerah tidak mungkin mampu digunakan sebagai bahasa perhubungan antarsuku dan setiap daerah memiliki bahasa masing-masing. Dengan adanya bahasa melayu tidak mengurangi fungsi bahasa daerah. Bahasa daerah tetap digunakan sebagai bahasa kedaerahan dan tetap berkembang. Sedangkan bahasa asing tetap dipelajari dan digunakan sebagai bahasa internasional.

Sebagai pemuda seharusnya ikut berperan menghindari bahasa Indonesia dari ancaman bahasa asing. Menggunakan bahasa Indonesia tidak mencampuradukkan bahasa Indonesia dengan bahasa asing dengan menggunakan bahasa Indonesia berati ikut menyelamatkan bahasa Indonesia dari ancaman bahasa asing bearti menyelamatkan bahasa sendiri.

Sebagai pemuda menggunakan bahasa Indonesia bearti menghargai perjuangan bangsa Indonesia yang tercantum dalam sumpah pemuda yang berbunyi "Kami putra-putri Indonesia, menjunjung bahasa persatuan, bahasa Indonesia" Pernyataan ini  merupakan pengakuan "berbahasa satu" merupakan pernyataan tekat kebahasaan yang menyatakan bangsa Indonesia menjunjung tinggi persatuan, yaitu bahasa indonesia (Halim dalam Arifin & Tasai, 2009: 7).

Metode Penelitian 

Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif yang bermaksud menggambarkan, mengungkap, dan menjelaskan istilah-istilah  asing  yang  sering digunakan dilingkungan kampus, sekolah, dan tempat umum.

Penelitian dan Pembahasan 

Penggunaan bahasa asing berupa singkatan yang sering digunakan dalam percakapan dalam Bahasa Indonesia tidak resmi seperti;

  • HP singkatan dari handpond dalam bahasa Indonesia ponsel 
  • KEPO singkatan dari Know Everything Personal dalam bahasa Indonesia pengin tahu semua urusan pribadi.
  • LDR singkatan dari Long Distance Relationship dalam bahasa Indonesia hubungan jarak jauh
  • OTW singkatan dari On The Wway dalam bahasa Indonesia dalam perjalanan.

Penggunaan bahasa asing yang sering digunakan padahal padanan bahasa Indonesia sudah mengetahui seperti;

  • Download dalam padanan  bahasa Indonesia Unduh. Kata unduh sebenarnya bermakna ambil dan berasal dari bahasa jawa.
  • Upload dalam padana bahasa Indonesia unggah.
  • Print dalam padanan  bahasa Indonesia Cetak.  
  • Loyalitas dalam padanan  bahasa Indonesia kesungguhan
  • Skill dalam padanan  bahasa Indonesia keterampilan
  • Deadline dalam padanan bahasa Indonesia saat terakhir memasukkan berita/ memasuki akhir batas waktu
  • Hoax dalam padanan  bahasa Indonesia berita bohong
  • Apatis dalam padanan  bahasa Indonesia cuek
  • Pesimis dalam padanan  bahasa Indonesia tidak yakin
  • Logis dalam padanan  bahasa Indonesia masuk akal

Penggunaan bahasa asing yang masih asing didengar maupun diucapkan dalam Bahasa Indonesia seperti

  • Stapler/ steples dalam padanan  bahasa Indonesia Pengokot. Pengokot digunakan sebagai alat pembengkok kokot, alias besi atau kawat yang akan digubakan untuk memuat.
  • Headset dalam padanan  bahasa Indonesia pelantang telinga
  • Gadget dalam padanan bahasa Indonesia gawai. Makna pertama gamai memiliki makna alat yang dapat menunjang pekerjaan dan komunikasi, dan makna kedua pekerjaan atau kerja, dan makna inilah yang kemungkinan digunakan sebagai bentuk pembentuk kata pegawai.
  • Snak dalam padanan  bahasa Indonesia kudapan.
  • Selfie dalam padanan  bahasa Indonesia swafoto

Faktor-faktor eksistensi bahasa Indonesia terhadap bahasa Asing 

Pertama, pemuda lebih populer menggunakan istilah bahasa asing daripada bahasa Indonesia, tidak sedikit pemuda menyadari bahwa bahasa yang digunakan bukanlah bahasa Indonesia melainkan bahasa asing. Hal ini dapat terjadi akibat terbatasnya pengetahuan pengguna istilah dalam bidang linguistik.

Kedua, pemuda merasa sulit mencari kosa kata yang sesuai dengan istilah asing yang digunakan, sehingga lebih memilih menggunakan istilah asing tersebut dalam komunikasi lisan maupun tulisan. Beberapa kata tertentu yang menggunakan istilah asing dikarenakan alasan merasa aneh arti jika diucapkan dalam bahasa Indonesia

Ketiga, pemuda menggunakan istilah asing karena mengikuti bahasa populer yang sedang berkembang. Tidak dapat dipungkiri bahwa arus globalisasi yang berkembang mempengaruhi banyak sektor kehidupan, termasuk bahasa. Dengan adanya globalisasi, masyarakat lebih leluasa berinteraksi dengan masyarakat dari luar negeri, baik secara langsung maupun melalui berbagai media komunikasi dan informasi yang ada. Dengan demikian masyarakat Indonesia dapat dengan mudah mengetahui berbagai bahasa yang pupuler di Indonesia. pemuda yang terbawa arus globalisasi tentang kebahasaan akan mengikuti bahasa yang pupuler terjadi tanpa lebih dulu mencari tahu kosa kata dalam bahasa Indonesia yang mungkin tepat dengan istilah asing yang digunakan.

Keempat, pemuda menggunakan istilah asing dengan alasan lebih enak didengar dan diucapkan, yaitu dosen dan mahasiswa berkeyakinan bahwa dengan menggunakan istilah asing untuk menjelaskan suatu kata tertentu akan membuat dirinya terlihat lebih berintelektual.  

Upaya Eksistensi Bahasa Indonesia Terhadap Bahasa Asing  

Pertama, sebagai pemuda menggunakan bahasa Indonesia bukan menggunakan bahasa asing walaupun terasa aneh dan mencari tahu padanan bahasa Indonesia yang belum mengetahui.

Kedua, sebagai pemuda ikut membantu mensosialisasikan bahasa Indonesia, bangga menggunakan bahasa Indonesia artinya bangga terhadap bangsa Indonesia. Bahasa merupakan jati diri bangsa Indonesia.

Ketiga, sebagai pemuda komitmen bersama mengutamakan bahasa Indonesia sebagai alat pemersatu untuk berkomunikasi, pemakaian bahasa Indonesia yang baik dan benar harus selalu digunakan dalam berkomunikasi khususnya dilingkungan kampus sebagai upaya pengembangan bahasa Indonesia.

Kesimpulan 

Eksistensi bahasa asing di era globalisasi saat ini mulai mempengaruhi bahasa Indonesia. Istilah-istilah bahasa asing masih tetap digunakan baik berupa singkatan, maupun padaan bahasa asing secara utuh, hal ini disebabkan kebiasaan, kurang ingin mencari tahu padanan bahasa indonesia, dan merasa aneh ketika menggunakan bahasa Indonesia. Sebagai pemuda seharusnya mensosialisasikan bahasa Indonesia dan merasa bangga menggunakan bahasa Indonesia sebagai sebagai alat komunikasi. Dalam hal ini pemuda ikut membantu mensosialisasi dan mendukung perkembangan bahasa Indonesia. Untuk mempertahankan bahasa Indonesia sebagai jati diri bangsa dan bangga menggunakan bahasa Indonesia.

Daftar Pustaka

Amir, Johar.2013.Eksistensi Istilah Asing Dalam Penggunaan Bahasa Indonesia,  Betulkan Sebagai Pendukung Bahasa Indonesia.     Jakarta: Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa Kementerian Pendidikan dan Kebudayaah.

Arifin, E. Zaenal dan Tasai, S.Amran. 2010. Cermat Berbahasa Indonesia.Jakarta: Akademi Pressindo.

Eksistensi Bahasa Indonesia. file:///C:/Users/user/Documents/materi%20jurnal/Eksistensi%20Bahasa%20Indonesia%20_%20Kuliah%20Produktif.html. Dikutip tanggal 18 Oktober 2018

Mahsun.2017.Metode Penelitian Bahasa. Depok:Rajawali Pers.

Murti, Sri. 2015. Eksistensi Penggunaan Bahasa Indonesia di Era Globalisasi.. httprepository.unib.ac.id11123118-Sri%20Murti.pdf. Dikutip tanggal 18 Oktober 2018

Muslich, Masnur. 2010. Bahasa Indonesia pada Era Globalisasi. Jakarta: Bumi Aksara.

Yanti, Prima Gusti,dkk.2016.Bahasa Indonesia Konsep Dasar dan Penerapan.Jakarta: Grasindo

Zanurridho, Muhammad. 2012. Eksistensi Bahasa Indonesia di Era Globalisasi. file:///C:/Users/user/Documents/materi%20jurnal/Eksistensi%20Bahasa%20Indonesia%20di%20Era%20Globalisasi%20oleh%20Muhammad%20Zainurridho%20-%20Kompasiana.com.html. Kompasiana: Dikutip tanggal 18 Oktober 2018

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bahasa Selengkapnya
Lihat Bahasa Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun