Saya mengamati setiap kerajinan kayu yang dipajang di pendopo kayu tersebut dengan saksama. Saya sampai lupa mendokumentasikan produk-produk kerajinan secara detail karena sibuk memotretnya menggunakan mata saya sendiri.Â
Pendopo kayu itu memiliki suasana yang sangat teduh dan homey membuat saya betah berlama-lama disana. Padahal, saya datang di siang hari dengan matahari yang sangat terik tapi anehnya angin terasa terus berhembus didalam pendopo kayu tersebut.
Saya berkesempatan untuk menemui bapak Riyadi, salah satu pengurus dari kelompok sadar wisata di Desa Wisata Krebet. Beliau berkata para pengrajin batik kayu sangat antusias dalam pengembangan pariwisata di Desa Wisata Krebet.Â
Mereka memilih untuk double job, menjadi pengrajin batik kayu dan menjual produk jadi serta menjadi instruktur di kelas pembuatan kerajinan batik kayu bagi para wisatawan yang datang berkunjung. Melalui wawancara ini juga diketahui para pengrajin batik kayu mengasah kemampuannya secara turun temurun sejak tahun 1988.Â
Mereka terus berusaha untuk melestarikan kerajinan ini dengan menjual produk jadi dan membuka kelas-kelas bagi masyarakat umum sehingga kerajinan batik kayu ini akan terus eksis di masa mendatang.
              Â
Kelas kerajinan batik kayu yang dapat diikuti oleh wisatawan tidak hanya membuat motif batiknya saja tetapi juga sampai pada tahap pewarnaan, pembakaran dan dibawa pulang.Â
Pembuatan dengan proses yang cukup panjang dan memakan waktu ini membuat banyak wisatawan menginap di Desa Wisata Krebet dan berbaur dengan masyarakat sekitar. Pemandangan tersebut membuat hati saya merasa hangat dan juga sedikit sedih karena sebelum adanya pandemi, suasana di Desa Wisata Krebet lebih hidup lagi.Â
Walaupun begitu, pengalaman mengunjungi Desa Wisata Krebet dan melihat dari dekat proses pembuatan batik kayu menjadi salah satu pengalaman yang akan terus terkenang didalam benak saya. Setelah kondisi pandemi membaik dan kelas kerajinan mulai dibuka kembali, saya akan kembali datang dan membuat kerajinan batik kayu saya sendiri. Mau ikut?
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H