Mohon tunggu...
Hafidz Luthfi
Hafidz Luthfi Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -

Setelah gagal berkali-kali karena kepengen jadi orang hebat, sekarang berubah haluan pengen jadi pemulung sampah professional.\r\n\r\nEnjoy ambil sampah !\r\nYeah

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Ku Kagum Kau Mengatakan, "Aku Ingin Menguasai Dunia !"

16 Juni 2014   03:51 Diperbarui: 20 Juni 2015   03:34 131
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[caption id="" align="aligncenter" width="208" caption="Gerakan Mahasiswa dari Masa ke Masa. Sumber: http://femaleofhati.blogspot.com/2009/12/kopi-sore-quo-vadis-pergerakan.html"][/caption] Masih ingat betul sewaktu seorang mahasiswa di samping saya dengan tegas mengatakan bahwa cita-citanya; menguasai dunia ! Mungkin sama aneh rasanya ketika kali pertama saya mendengar salah satu teman sma saya dulu yang aktif di orgnisasi islam sekolah mengungkapkan kekesalnya terhadap Israel dengan memaki-memakai para yahudi karena keinginanya menguasai dunia, zionism katanya. Zionism zionism zionism ! Saya bertanya terus menguasai dunia seperti apa maksudnya? Membunuh sesama manusia yang berlawanan keyakinan dan memaksa keyakinanya adalah yang paling benar di sluruh dunia ? Gila kalian ! Apakah itu berarti bahwa ada segelintiran orang yang nanti akan mampu mencuci otak seluruh manusia di dunia? Saya kira itu hanya kayalan mengerikan kalian saja yang harus mencari pembenaran terhadap konflik di Palestina. Ah, kanapa anda bisa seb#d#h itu temanku ? Sampai kemudian saya mendengar cita-cita seorang mahasiswa disamping saya mengucapkan keinginanya untuk menguasai dunia. Malam itu sepertinya saya mendapatkan angin segar, merevolusi pikran kalut saya tentang kambing hitam zionism. Yah, tetap bagaimanpun dua kata itu terdengar hiperbolik sekali tetapi sadarkah kalian bahwa sebenarnya hasrat akan menguasai dunia itu terpatri disetiap insan manusia yang hakiktnya adalah kalifah sebagaimana perkataan ulama-ulama tua yang sering kita dengarkan. Ternyata sangat sederhana memahaminya, dunia itu tak berbatas; mulai dari dunia alam pikir sendiri, dunia bisnis, dunia politik sampai dunia yang lebih luas seperti negara sampai bumi atau dunia manusia ini ada. Jadi sekarang saya anggap anda sudah mampu memahami jalan pikir saya dan pemahaman saya tentang gejala dunia perpolitkan indonesia terutama kenapa ada PKI dan perjalananya sampai Soekarno jatuh, bantai membantai antara PKI dan Partai-partai agama -dsini Islam- sampai bagaimana bisa paham sosialis komusime yang diusung PKI lenyap dan dimusuhi. Sederhana sekali ide saya yang mendasari argumen-argumen saya nanti, tidak lain dan tidak bukan karena memang hasrat dasar manusia adalah mnguasai 'dunia'. Hobes bersabda bahwasnya manusia adalah mesin berpikir yang egoistis Bellum "Ompium contra omnes". Sudah takdirnya setiap manusia mempnyai hasrat besar untuk menguasai, disisi lain manusia juga memiliki rasa takut, salah satunya adalah ketakutan akan kegagalan, maka dari itu manusia sebagai makhluk berakal cenderung mencari alasan-alasan rasional untuk saling meghancurkan. Sebenarnya jauh sebelum Hobes, banyak pula filusuf yang berasumsi sama, tetapi semakin jaman berlalu, perkembangan manusia untuk menyusun teori dari teori sebelumnya semkin 'lengkap'. Di era Yunani pernah dikemukakan bahwasnya alih-alih menciptakan dunia damai atas dasar kebijakan dan cinta ala filsafat, kekerasan dan peperangan cenderung terus terjadi dan bermunculan oleh karena semakin canggihnya penggunaan rasio oleh manusia. Semntra itu, dalam I-Thou-nya Martin Buber tetang hakikat ekstensial manusia, Beliau mengatakan relasi antra manusia dengan lainya (benda) didominsi oleh cogito (pekiran), Volo (kehendak), ago (ego) & possum (kemampuan) menguasai dunia. Literatur tambahan: Sigmond Freud -Renungan di warung dan delusi saya pada 16-10-2013 07.21.57

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun