Mohon tunggu...
Hafis Muaddab
Hafis Muaddab Mohon Tunggu... Penulis lepas, pendidik, dan relawan sosial -

Pembelajaran peradaban dan pejuang kemanusiaan www.hafismuaddab.com www.tebuirenginstitute.org

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Personal Branding dan Kecerdasan Mengeksekusi

2 Februari 2014   21:12 Diperbarui: 24 Juni 2015   02:13 236
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

Penelitian di University of California, Irvine, menemukan pula bahwa mereka yang disebut dengan para multitaskers,ternyata lebih sering merasa stres karena kesulitan dalam berfokus dan memilih stimulus informasi yang penting bagi mereka. Penggunaan teknologi komunikasi yang berlebihan, menurut para peneliti di Stanford University, dapat mengikis empati kita karena membatasi interaksi sosial langsung dengan masyarakat. Kondisi ini dapat kita simpulkan sebagai penyebab menurunnya intensitas interaksi orang tua dengan anak, guru dengan siswa, pertemanan teman sebaya, hingga organisasi atau komunitas.

Apabila penurunan intensitas interaksi guru dikaitkan terjebaknya guru pada konsumerisme dan budaya simbolik tadi. Maka lengkap sudah latar belakang mengapa banyak pihak berpendapat bahwa sekolah tidak lagi menginspirasi perubahan. Baik siswa dan guru sibuk pada urusannya masing-masing dan saling tidak mau tahu urusannya masing-masing. Apa kiranya yang akan terjadi saat guru sudah menganggap bahwa urusan siswa untuk belajar, tugas saya hanyalah menyampaikan materi. Saat materi sudah disampaikan maka tanggung jawab itu selesai. Lebih parahnya, dibenak para guru ini hanya terpikir tentang apa yang harus saya lakukan ketika tunjangan sertifikasi cair, bukankah ini sebuah ironi.

Untuk mengembalikan kondisi ini maka semua dari kita harus kembali kepada fokus dan mengeksekusi hal-hal yang bersifat essensial. Pendidikan adalah salah satu fokus yang penting bagi diri kita untuk dieksekusi sepanjang rentan kehidupan. Sebagaimana Jim Rohn pernah mengatakan: “formal education will make you a living and self-education will give you a fortune”. Pendidikan dapat diperoleh baik dilingkungan keluarga maupun disekolah. Sehingga dalam konteks ini para orang tua dan guru sesungguhnya adalah para eksekutor yang sangat handal. Pada mereka seorang anak sedang belajar mengembangkan kemampuannya untuk meraih tujuan yang penting bagi hidupnya. Menjadi penting bagi para orang tua dan guru ini, untuk menghabiskan waktunya secara efektif. Untuk selalu berfokus untuk melihat, membaca, menyimak, membicarakan, dan melakukan hal-hal yang menginspirasi, mendidik, memberdayakan, penuh hikmah, penuh solusi, bermanfaat, penting, dan bernilai bagi kehidupan mereka dan orang lain. Untuk senantiasa aktif terlibat di dalam kelas-kelas pembelajaran dan organisasi pembelajaran. Untuk memiliki semangat untuk terus bertumbuh menjadi lebih baik. Menjadi lebih sehat, lebih cerdas, lebih kreatif, lebih sejahtera, lebih bahagia, lebih bijaksana, lebih berguna. Tentu saja semua hal ini dikarenakan, kita benar menyadari bahwa hidup ini terlalu singkat untuk sekedar menghabiskan usia dan tak memberi arti apa-apa.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun