Mohon tunggu...
hafis mhanafi
hafis mhanafi Mohon Tunggu... Mahasiswa - mahasiswa UIN WALISONGO SEMARANG

berharap kepada manusia adalah kesalahan besar

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Mengenal Sejarah dan Perjalanan KH Sholeh Darat

19 Februari 2021   19:20 Diperbarui: 19 Februari 2021   19:27 1201
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kiai sholeh darat yang bernama lengkap Muhammad shalih ibn Umar As-Samarani lahir di di desa Jumbling, Mayong, Jepara, Jawa Tengah pada tahun 1820 M/1235 H. beliau merupakan sosok ulama yang berandil besar dalam penyebaran agama islam di wilayah utara pantai jawa. Ayah beliau yaitu KH. Umar adalah ulama terkemuka pada saat itu yang di percaya oleh pangeran diponegoro dalam perang jawa melawan belanda. Kiai sholeh darat belajar ilmu agama selain dari ayahnya juga beliau berguru kepada ulama ulama besar, diantaranya seperti KH. Muhammad Syahid, KH. Raden Muhammad Shalih bin Asnawi, Kiai Ishak damaran, Kiai Abu Abdillah Muhammad Al-Hadi bin Baquni, Ahmad Bafaqih Ba'alwi, dan Syekh Abdul Ghani Bima.

Kiai sholeh darat tak hanya berguru kepada ulama-ulama nusantara, melainkan beliau belajar ilmu agama sampai ke mekkah, disana beliau belajar ilmu kepada ulama-ulama besar diantaranya syaikh Muhammad Almarqi, Syaikh Muhammad Sulaiman Hasballah, Syaikh Muhammad Zein Dahlan, Syaikh zahid, Syaikh Umar Assyani, Syaikh Yusuf Almisri, Syaikh Jamal Mufti Hanafi, dan serta KH. Sholeh Darat bertemu santri-santri yang berasal dari nusantara antara lain KH. Nawawi Al Bantani dan KH. Muhammad Kholil Al Maduri.   

Sepulang menimba ilmu di mekkah KH. Sholeh Darat mengajar di pondok milik mertuanya yaitu KH. Murtadlo, pondok tersebut berkembang dengan pesat sehingga banyak murid dari luar daerah yang berdatangan untuk menimba ilmu kepada KH. Sholeh darat diantaranya ialah KH. Hasyim Asyari (Tebu Ireng), KH. Ahmad Dahlan, KH. Munawir (krapyak Jogja), dan KH. Mahfudz (Termas Pacitan).

KH. Sholeh Darat menerjemahkan Al Qur'an dengan ditulis menggunakan huruf pegon "arab gundul". Kitab Tafsir dan terjemahanan Al Qur'an ini diberi nama Kitab Faid Alrahman. Kitab ini juga yang dihadiahkan kepada RA. Kartini yang pada saat itu menikah dengan RM. Joyodiningrat (Bupati Rembang). Selain kitab Tafsir Faid Alrahman, KH. Sholeh Darat juga menghasilkan karya-karya lain, Kitab-kitab tersebut adalah Majmu'at Syari'at al-Kafiyat li al-Awam, Munjiyat Metik Sangking Ihya' Ulum al-Din al-Ghazali, Al-Hikam karya Ahmad bin Athailah, Lathaif al-Thaharah, Manasik al-Haj, Pasolatan, Sabillu 'Abid terjemahan Jauhar al-Tauhid, karya Ibrahim Laqqani, Minhaj al-Atkiya', Al-Mursyid al-Wajiz, Hadits al-Mi'raj, Syarh Maulid al-Burdah, Asrar Al Shalah, dan Syarh Barzanji.

KH. Sholeh Darat di Semarang meninggal pada 28 ramadhan 1321 H, atau bertepatan dengan tanggal 18 Desember 1903 dan dimakamkan di pemakaman umum Bergota Semarang. Setiap tanggal 10 syawal, masyarakat dari berbagai penjuru kota tidak hanya kota semarang, melakukan haul Kiai Sholeh darat di pemakan umum Bergota Semarang.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun