Di kedalaman tubuh yang sunyi,
ada gelombang yang tak terlihat,
asam meronta dalam kegelapan,
menyeruak tanpa aba-aba.
Lambungku, sang wadah resah,
menyimpan cerita pedih dan getir,
setiap detik ia mengaduk rasa,
menciptakan nyeri di bawah rusuk.
Malam yang tenang berubah gaduh,
tenggorokan terbakar, perih tak sembuh,
udara terasa sempit, nafas pun sesak,
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!