Mohon tunggu...
Dea
Dea Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswi - Pencinta laut dan Hujan

Nothing but busy🤍 Percayalah besok akan ada hari hari yang sangat menyenangkan, mari tinggalkan jejak dan berbagi kisah inspiratif bersamaku

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Sakit yang Tak Terucap

21 Oktober 2024   04:19 Diperbarui: 21 Oktober 2024   04:39 27
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Di sudut sepi, raga terbaring  

Sakit menggelayut, menggigit tanpa henti  

Dalam diam, suara terbungkam  

Namun jiwa merintih, dalam sepi yang sunyi.

Nafas berat tak lagi tertata  

Semua terasa begitu hampa  

Seakan dunia menjauh perlahan  

Meninggalkan luka, tak terlihat, namun mendalam.

Bukan hanya tubuh yang terhempas  

Hati pun retak, tak terbalas  

Menahan perih yang kian mendera  

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun