Mohon tunggu...
Dea
Dea Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswi

Nothing but busy🤍 "Dunia terlalu indah untuk dilewatkan tanpa sebuah cerita visual. Mari berbagi makna dalam setiap kata yang berbisik."

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Ketahuan Bagian 02#!

13 September 2024   15:02 Diperbarui: 13 September 2024   15:06 70
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Di dalam kode itu, ia menemukan pesan tersembunyi. Sebuah koordinat lokasi yang tampaknya mengarah ke tempat di luar sekolah. Maya mencatat koordinat tersebut dan langsung mengirim pesan kepada Bima.

"Aku menemukan sesuatu," tulis Maya singkat.

Tidak lama kemudian, Bima membalas pesan itu. "Bertemu di depan sekolah besok pagi, kita pergi bersama."

Keesokan harinya, Maya dan Bima bertemu di depan gerbang sekolah, keduanya membawa peralatan untuk investigasi. Setelah memeriksa ulang koordinat yang ditemukan, mereka menyadari bahwa titik tersebut mengarah ke sebuah gedung tua di pinggiran kota. Gedung itu dulunya adalah bagian dari sekolah mereka, namun sudah ditinggalkan sejak beberapa tahun lalu.

Dengan perasaan tegang dan penuh rasa ingin tahu, mereka berdua berangkat menuju gedung tua itu. Di tengah perjalanan, hujan kembali turun dengan deras, persis seperti malam sebelumnya. Suasana menjadi semakin mencekam, dan Maya tidak bisa menghilangkan perasaan bahwa ada sesuatu yang aneh sedang menunggu mereka di sana.

Ketika mereka tiba di gedung itu, mereka melihat bahwa pintu depan terkunci rapat, tapi Bima menemukan sebuah jendela yang sedikit terbuka. Dengan sedikit usaha, mereka berhasil masuk ke dalam gedung yang gelap dan lembap itu.

Di dalam, mereka berjalan pelan, berhati-hati dengan setiap langkah. Lantai berderit di bawah kaki mereka, dan suara angin yang berhembus melalui celah-celah bangunan tua membuat suasana semakin menyeramkan. 

Namun, yang membuat Maya merasa paling gelisah adalah suasana yang terasa terlalu sepi. Terlalu sunyi, seolah-olah mereka diawasi dari setiap sudut ruangan.

Akhirnya, mereka sampai di sebuah ruangan kecil di ujung koridor. Di pintu ruangan itu, terdapat tulisan yang nyaris terhapus: *"Ruang Arsip Sekolah."*

"Ini dia," bisik Bima, mengangguk ke arah Maya.

Maya mengambil napas dalam-dalam sebelum membuka pintu. Di dalam ruangan itu, mereka menemukan sejumlah dokumen yang ditumpuk dengan rapi di atas meja. Namun, di antara semua itu, satu folder mencuri perhatian mereka---folder yang sangat mirip dengan yang pernah Maya lihat di komputer sekolah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun