Langkahku terhenti di tepi mimpi,
Di mana angin berbisik tentang asa yang terbelah,
Kusambut hari dengan tangan terulur,
Namun realita menyelipkan bayang pahit.
Bukan karena aku tak mencoba,
Bukan pula karena tak kuperjuangkan,
Namun takdir kadang mematahkan
Meski hati penuh harap yang tergenggam.
Aku jatuh di antara harapan dan nyata,
Dalam diam kutanya pada malam yang pekat,
"Adakah cahaya bagi jiwa yang terpuruk?"
Namun bintang tetap bisu,
Hanya angin malam yang berbisik sendu.
Namun, dalam kegagalan ini,
Aku temukan diri yang rapuh tapi kuat,
Membangun dari puing-puing mimpi yang runtuh,
Menuju fajar dengan langkah baru,
Sebab kegagalan hanya jeda,
Bukan akhir dari cerita yang kutulis.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H