Mohon tunggu...
Dea
Dea Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswi

Nothing but busy🤍 "Dunia terlalu indah untuk dilewatkan tanpa sebuah cerita visual. Mari berbagi makna dalam setiap kata yang berbisik."

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Ranting Tua

6 September 2024   07:45 Diperbarui: 6 September 2024   07:49 161
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Ranting Tua

Karya : Dea

Di sudut senja yang meredup pelan,  

Ranting tua merunduk diam,  

Kisah-kisah tergores di kulit yang pecah,  

Kenangan waktu terikat dalam gema lelah.  

Daun-daun telah lama gugur,  

Ditinggalkan angin tanpa bisik tutur,  

Namun akar tetap menancap kuat,  

Meski badai tak henti memahat.  

Pernah ia berdiri gagah,  

Dihiasi hijau yang membuncah,  

Kini hanya bayang masa lalu,  

Yang berbisik lembut di tiap sendu.  

Tapi meski kering, tak ia roboh,  

Dalam kesepian, ia tetap teguh,  

Mengajarkan arti bertahan,  

Di saat dunia terus berjalan.  

Oh, ranting tua, tak lagi muda,  

Namun jiwamu tak pernah sirna,  

Dalam diam, kau tetap hidup,  

Meski hanya sebagai kenangan yang tak pernah luput.  

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun