Mohon tunggu...
Dea
Dea Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswi

Nothing but busy🤍, berimajinasi lah hingga imajinasi mu berkembang menjadi lautan lepas

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Desa wisata tradisional

21 Agustus 2024   19:11 Diperbarui: 21 Agustus 2024   19:22 22
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Di lembah hijau, di kaki gunung tinggi,  

Desa tersenyum dalam damai yang suci.  

Kicau burung, gemericik air bening,  

Menghantar jiwa pada hening yang murni.

Rumah-rumah kayu berdiri kokoh,  

Atap rumbia, dinding anyaman bambu.  

Tak ada gemerlap lampu kota yang bising,  

Hanya pelita, sinari malam yang teduh.

Di pasar kecil, kerajinan tangan tersusun rapi,  

Buah tangan nenek moyang, warisan abadi.  

Anyaman, batik, dan ukiran kayu,  

Semua cerita, tentang budaya yang tak luntur.

Anak-anak berlari di hamparan sawah,  

Tertawa riang, tanpa beban dunia.  

Petani membajak ladang dengan setia,  

Merawat bumi, dengan cinta tak bersyarat.

Di sini waktu berjalan perlahan,  

Mengajarkan kita makna kehidupan.  

Desa wisata tradisional,  

Adalah harta, yang tak ternilai oleh zaman.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun