Di akhir perang, senyap menyelimuti,
Hanya angin yang berbisik lirih,
Membawa serpihan mimpi yang hancur,
Dan bayangan yang lenyap dalam debu.
Langit merah, tanda luka semesta,
Tertoreh dalam duka yang tak terucap,
Namun di antara reruntuhan harapan,
Ada benih baru yang mulai tumbuh.
Darah yang tumpah tak sia-sia,
Meski nyawa terbuang dalam hampa,
Tiap tetesnya jadi saksi bisu,
Tentang keberanian yang tak kan layu.
Kini damai datang perlahan,
Seperti fajar yang malu-malu mengintip,
Mengusap sisa-sisa kesedihan,
Menghadirkan cahaya di tengah gelap.
Di akhir perang, kita berdiri,
Menghitung pelajaran dari luka,
Dan di dalam hati, kita titipkan doa,
Agar tak lagi ada perang yang terulang.