Di ambang pintu kusam dan sepi,
Berbaring diam tanpa daya,
Keset lusuh, saksikan semua,
Jejak-jejak kaki, debu, dan luka.
Dulu disambut hangat sentuhan,
Menghapus noda, melindungi tapak,
Kini terasing, tak dianggap,
Menanti waktu, terabaikan.
Hujan turun, air mengalir,
Membasahi jiwa yang terkapar,
Keset tua, bisu tanpa suara,
Menanggung beban, setia menunggu.
Dalam gelap, dalam kesendirian,
Tak ada yang peduli, tak ada yang lihat,
Keset terbuang, cerita terhapus,
Namun tetap ada, tak beranjak.
Meski tak lagi berarti,
Dalam hati tetap bersemayam,
Keset yang terbuang, penuh kenangan,
Menjadi saksi bisu, perjalanan waktu.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H