Mohon tunggu...
Dea
Dea Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswi - Pencinta kata yang berbisik

Nothing but busy🤍 "Penggemar kata-kata yang mengalir dalam rima dan makna. Menuliskan puisi sebagai bentuk suara hati, merangkai setiap baris untuk menghidupkan keindahan dan perasaan yang tersembunyi. Temukan jejak cerita, cinta, dan renungan dalam tiap sajak yang kutulis. Mari berbagi makna dalam setiap kata yang berbisik."

Selanjutnya

Tutup

Horor Pilihan

Di Dalam Hunian Sepi

1 Agustus 2024   17:18 Diperbarui: 1 Agustus 2024   17:53 88
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Horor. Sumber ilustrasi: pixabay.com/Mystic Art Design

Malam itu, angin berhembus kencang membawa hawa dingin yang menusuk tulang. Di sudut kota yang terpencil, berdiri sebuah rumah tua yang telah lama ditinggalkan. Orang-orang menyebutnya "Hunian Sepi." Tidak ada yang berani mendekat, apalagi masuk ke dalamnya. Legenda mengatakan, rumah itu dihuni oleh arwah penasaran.

Rina, seorang mahasiswa yang tertarik dengan hal-hal mistis, memutuskan untuk mengungkap misteri di balik Hunian Sepi. Bersama tiga temannya, Dani, Siska, dan Arman, mereka mempersiapkan diri untuk memasuki rumah itu. Mereka membawa senter, kamera, dan peralatan sederhana untuk merekam segala sesuatu yang mungkin terjadi.

Setelah memanjat pagar berkarat yang mengelilingi rumah, mereka berdiri di depan pintu utama yang tampak rapuh. Dani, dengan tangan gemetar, mendorong pintu itu hingga terbuka dengan suara berderit yang memekakkan telinga.

Di dalam rumah, suasana terasa berat dan lembap. Lantai kayu yang tua berderit di setiap langkah mereka. Mereka memutuskan untuk menjelajahi rumah itu secara menyeluruh, dimulai dari ruang tamu yang penuh debu dan sarang laba-laba.

Tiba-tiba, Siska merasa ada yang mengawasi dari sudut ruangan. Ketika dia menoleh, bayangan hitam melintas cepat di depan matanya. "Apa itu?" bisiknya ketakutan.

Mereka melanjutkan penjelajahan ke lantai dua. Di salah satu kamar, mereka menemukan sebuah buku harian yang tampaknya milik penghuni terakhir rumah itu. Rina membuka buku itu dan membaca:

"15 Maret 1950. Malam ini, suara-suara aneh kembali terdengar. Aku takut. Sesuatu menghantui rumah ini. Aku tidak bisa tidur. Mereka datang saat malam tiba, merayap dari sudut gelap, menyisakan ketakutan di setiap sudut rumah..."

Ketika Rina membaca tulisan terakhir itu, pintu kamar tiba-tiba tertutup dengan keras. Siska menjerit ketakutan. Dani dan Arman berusaha membuka pintu, tapi pintu itu tidak mau bergerak sedikit pun.

Dari dalam lemari tua di pojok kamar, terdengar suara ketukan perlahan. Ketukan itu semakin keras dan cepat. Dengan penuh keberanian, Arman membuka lemari itu. Tidak ada apa-apa di dalamnya kecuali pakaian-pakaian tua yang telah lama ditinggalkan.

Namun, suara ketukan itu tidak berhenti. Dari balik dinding, muncul bayangan sosok seorang wanita dengan wajah pucat dan mata kosong. "Kalian tidak seharusnya ada di sini," bisiknya dengan suara yang dingin.

Mereka semua berteriak dan mencoba melarikan diri, tetapi pintu tetap terkunci. Sosok itu mendekat, semakin nyata dan menakutkan. Dengan tangan yang gemetar, Rina memohon, "Maafkan kami, kami tidak bermaksud mengganggu."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Horor Selengkapnya
Lihat Horor Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun