Di kala fajar masih malu-malu,
Mentari perlahan mengusir kelabu,
Secangkir kopi hadir dengan hangat,
Mengiringi pagi yang kian pekat.
Aroma biji kopi yang menguar,
Menghidupkan semangat yang sempat pudar,
Mengalir di cangkir, hitam pekat,
Seperti malam yang telah terlewat.
Gulungan uap menari-nari,
Mengantarkan kisah pagi hari,
Setiap tegukan, setiap hirupan,
Menghadirkan rasa yang tak terlupakan.
Secangkir kopi dan embun pagi,
Mengantar langkah menapaki hari,
Mengurai mimpi dalam setiap sruput,
Menghidupkan asa yang sempat rapuh.
Pagi pun tersenyum dengan mesra,
Bersama kopi, terjalin cerita,
Hari baru pun terbuka lebar,
Dengan semangat yang tak pernah pudar.