Mohon tunggu...
Hafif Zulfahmi
Hafif Zulfahmi Mohon Tunggu... Ilmuwan - Mahasiswa

berpetualang

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Pemberdayaan Masyarakat Desa Simu Melalui Produk Teh Daun Katuk

15 Januari 2023   09:34 Diperbarui: 15 Januari 2023   09:52 507
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sosialisasi praduk daun teh katuk/dokpri

Pemberdayaan Masyaakat Desa Simu Melalui Produk Teh Daun Katuk

Muhammad Al-Alaq Takarrub

Universitas Teknologi Sumbawa, Sumbawa, Indonesia

m.alalaqtakarrub012@gmail.com

Putri Wardaningsih

Universitas Teknologi Sumbawa, Sumbawa, Indonesia

Putriwardaningsih36@gmail.com

Abstrak

Tujuan dari kegiatan pengabdian masyarakat ini adalah a) meningkatkan wawasan/pengetahuan masyarakat dalam memanfaatkan daun katuk untuk membuat teh dan b) meningkatkan keterampilan masyarakat dalam membuat eh dari daun katuk. Metode pendekatan pelaksanaan kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini meliputi metode sosialisasi. Metode sosialisasi dilakukan terhadap produk teh berbahan dasar daun katuk. Terdapat 3 tahapan dalam pelaksanaan pengabdian kepada masyarakat yaitu a) koordinasi dengan mitra, b) penyiapan alat dan bahan sosialisasi, dan c) pelaksanaan kegiatan sosialisasi. Pengumpulan data dalam kegiatan pengabdian masyarakat ini dilakukan melalui pengkajian Sumber Daya Alam dan Potensi Masyarakat. Hasil pelaksanaan kegiatan pengabdian kepada masyarakat diperoleh: a) keterampilan Masyarakat Desa Simu Kecamatan Maronge tergolong "Tinggi" dimana 76% peserta berada pada kategori tinggi dan 24% Masyarakat berada pada kategori cukup dan b) penilaian keterampilan Kabupaten Maronge juga menunjukkan skor tinggi yaitu rata-rata skor keterampilan peserta juga berada pada skor tinggi pada aspek kemampuan memahami alat dan bahan teh daun katuk diperoleh nilai 3.2. Pada aspek kemampuan membuat teh daun katuk.

Kata Kunci: Pemberdayaan Masyarakat, Sosialisasi, Teh, Daun Katuk

Pendahuluan

Sauropus androgynus atau dikenal dengan nama katuk di Indonesia yang berasal dari keluarga Euphorbiaceae. Daunnya berwarna hijau gelap yang mengandung sumber klorofil yang berguna untuk peremajaan sel dan bermanfaat untuk sistem sirkulasi (Selvi dan Bhaskar, 2012). Tanaman katuk adalah herbal dengan tinggi 50 cm hingga 3,5 m. 

Katuk tersebar di negara beriklim Asia (Cina) dan Asia tropis (India, Sri Langka, Vietnam,Indonesia, Malaysia, Papus nugini dan Filipina) (Hayati et al., 2016). Daun katuk merupakan alternatif pengobatan yang potensial karena memiliki banyak vitamin dan nutrisi. Senyawa aktif yang efektif pada kandungan daun katuk meliputi karbohidrat, protein, glikosida, saponin,tanin, flavonoid , sterois, alkaloid yang berkhasiat sebagi antidiabetes,antiobesitas, antioksidan, menginduksin laktasi, antiinflamasi dan anti mikroba (Sampurno,2007). Beberapa contoh manfaat dari daun katuk antara lain memperbanyak ASI, mengobati demam,borok dan bisul. Daun katuk memiliki banyak kandungan senyawa yaitu tanin,saponin, flavonoid, alkaloid, protein kalsium, fosfor, vitamin A,B dan C sehingga berpotensi untuk digunakan untuk pengobatan alami (Wiradimadja,2006). Aktifitas antioksidan dari daun katuk terjadi karena memiliki kandungan flavonoid (Arista, 2013). Obesitas, sering disertai dengan adanya oksidasi stress sehingga aktivitas daun katuk sebagai antioksidan dan imunostimulan berkaitan dengan aktivitas daun katuk sebagai antiobesitas (Snchez et al., 2011).

 Fitosterol dan alkaloid yang terkandung dalam daun katuk mempengaruhi penurunan kadar glukosan dan kolesterol total. Hal ini terjadi pada kelinci yang mengkonsumsi pakan yang mengandung suplemen daun katuk (Akbar et al., 2013). Selain digunakan untuk pengobatan, katuk dapat digunakan untuk pewarna yaitu warna hijau. 

Produk yang menggunakan pewarna dauk katuk tidak mempengaruhi kualitasnya karena katuk tidak mengakibatkan sifat inderawi. Bubuk pewarna yang paling diminati adalah bubuk yang mengandung klorofil 0,83%, 4% maltodoksin dengan kadar air 5,64% yang dikeringkan pada suhu 900C selama 1,19 menit dan menghasilkan warna Redness 0,65, Blueness 2,75, Yellowness 8,9 (Hardjati,2008). Katuk, selama ini sering dimanfaatkan untuk melancarkan ASI oleh masyarakat indonesia. Padahal katuk memiliki banyak manfaat yang lain yang dapat digunakan oleh masyarakat sebagai alternatif dalam pengobatan. Untuk itu, penulis akan mengulas mengenai efek farmakologi dari tanaman katuk.

Ektrak daun katuk telah terbukti memiliki aktivitas antibakteri. Daun katuk memiliki aktivitas antibakteri Klebsiela pnemoniae dan bakteri Staphylococcus aures. Pada perbandingan antara ekstrak etanol, ekstrak air dan gentamicin terlihat perbandingan zona inhibisi. Pada aktivitas ekstrak etanol terhadap Klebsiela pnemoniae memiliki zona inhibisi dengan diameter 13,66 mm sedangkan pada ekstrak air hanya memiliki zona hambat 8,66 mm, sedangkan gentamicin yang memiliki zona hambat sebesar 20 mm. Hal ini menunjukkan jika gentamisim memiliki aktivitas yang lebih baik dari ekstrak etanol. Ekstrak etanol kering juga menunjukkan zona hambat yang lebih besar dibandingkan dengan ekstrak air pada pengujian menggunakan bakteri Staphylococcus aureus yaitu rata-rata diameter zona penghambatannya sebesar 11,33 mm sedangkan ektrak air sebesar 8,33 mm. Dibandingkan dengan zona hambat gentamicin 14,66 mm, ekstrak etanol memiliki aktivitas yang lebih rendah. Ekstrak etanol menunjukkan zona hambat yang lebih banyak pada bakteri Klebsiela pnemoniae dibandingkan dengan Staphylococcus aureus (Paul,Mariya dan Anto,K. Beena, 2011). Ekstrak dari bagian daun lebih efektif daripada ekstrak bagian batang dan akar. Pada ekstrak metanol dan etanol memiliki nilai penghambatan yang signifikan terhadap bakteri Proteus vulgaris, Bacillus cereus dan Staphylococcus aureus. Penghambatan kurang signifikan pada pengujian dengan menggunakan bakteri Klebsiella pneunomoniae, E.coli dan Pseudomonas aeroginosa (K,Gayathramma et al., 2012). Ekstrak daun katuk juga dapat digunakan sebagai antibakteri Salmonella typhi. Ekstrak yang digunakan pada pengujian merupakan ekstrak yang diperoleh dnegan melalui prosess maserasi dengan menggunakan etanol 96%. Konsentrasi ekstrak yang digunakan pada pengujian antibakteri Salmonella typhi adalah 0%, 10%, 15%, 20%, 25% dan 30%. Hasil dari pengujian tersebut pada kelompok kontrol (0%) terdapat 312 koloni bakteri. Semakin tinggi konsetrasi dari ektrak, akan semakin kecil jumlah koloni yang tumbuh pada media tersebut. Hal ini dibuktikan pada konsentrasi ekstrak 30% diperoleh koloni rata-rata dari pengujian tersebut 0 kolon dan pada konsentrasi ekstrak 25% terdapat 10 koloni, sedangkan pada konsentrasi ekstrak 15% dan 20% terdapat 124 dan 55 koloni (Winarsih etal., 2015).

Teh katuk termasuk produk olahan pangan yang berasal dari tumbuh-tumbuhan. Permintaan teh daun katuk terus meningkat karena produk ini sangat digemari di semua kalangan Masyarakat. Teh yang beredar di pasar kebanyakan berupa teh pada umumnya yang masih dikatakan kurang sehat. Pembuatan teh daun katuk merupakan inovasi baru dari produk teh yang bermanfaat bagi kesehatan. Teh daun katuk mempunyai tekstur halus dan semi padat, terbuat dari campuran 45 gula dan 55 Daun katuk. Bahan tambahan pembuatan teh daun katuk adalah daun mint, daun salam, bunga melati dan gula dengan perbandingan tertentu. Kesadaran masyarakat terhadap kelestarian lingkungan dan kesehatan yang terus meningkat, menyebabkan produk makanan dengan tingkat keamanan (food safety atributes), kandungan gizi (nutritional atributes) dan label ramah lingkungan (eco-labelling attributes) mulai diminati (Sumarwan dkk., 2008). Hal ini semakin meningkatnya permintaan masyarakat terhadap produk pangan yang mempunyai manfaat yang baik, mempunyai klaim gizi dan kesehatan, mengandung serat, rendah kalori, bersifat mengobati (Sibuea dkk., 2016). Sejalan dengan ini, pengembangan produk berperan guna meningkatkan kesejahteraan masyarakat desa, karena dukungan penduduk adalah kunci utama. Keberadaan masyarakat lokal yang didukung dengan kepemimpinan, inovasi dan modal masyarakat menjadi komponen penting dalam membangun UMKM. Masyarakat lokal menjadi stakeholder esensial dalam mencapai pembangunan perekonomian berkelanjutan.  Oleh karena itu, pengembangan ekonomi menjadi sektor pembangunan tak terpisahkan antara pembangunan masyarakat serta fasilitas pendukungnya. Saat pandemic Covid-19 menerpa, persaingan pasar sangat ketat dan disesuaikan dengan protokol kesehatan. Sebuah produk harus dikembangkan lebih inovatif agar disukai oleh masyarakat diikuti dengan variasi permintaan masyarakat dibandingkan dengan waktu sebelumnya. Berdasarkan hasil pengamatan, cara pemasaran produk yang paling efektif didesa simu adalah Pendekatan emosional, yaitu dengan cara pengenalan produk dari rumah kerumah. Komunikasi pemasaran terpadu dalam mengembangkan produk dapat mendorong para pemangku kepentingan untuk saling mendukung (Wang et al., 2009). Keterlibatan masyarakat dalam pembangunan ekonomi tidak sekedar objek tapi juga subjek pembangunan, sebab produk diolah secara sistemik dan terpadu.

Metode Penelitian.

Metode pendekatan untuk pelaksanaan kegiatan pengabdian pada masyarakat mencakup metode ceramah dan pelatihan. Metode ceramah dan pelatihan dilaksanakan pada kegiatan pemberdayaan masyarakat melalui produk teh daun katuk. Melalui kegiatan sosialisasi diharapkan dapat menyelesaikan permasalahan yang dihadapi oleh pihak mitra. Tahapan pelaksanaan pengabdian masyarakat ini ada 3 tahap yaitu a) koordinasi dengan mitra, b) persiapan alat dan bahan sosialisasi, dan c) pelaksanaan kegiatan sosialisasi. Pelaksanaan kegiatan pengabdian pada masyarakat ini didukung oleh beberapa pihak Pemerintah Desa Simu melalui Majelis Ta'lim. Kegiatan ini akan mencapai keberhasilan dan kelancaran karena adanya kerja sama dengan pihak desa dan anak remaja, dimana sumber permasalahan diperoleh dari pihak desa dan anak remaja. Pelaksanaan ini bersifat pelatihan, dimana tim pelaksana pengabdian masyarakat dan mitra secara bersama-sama proaktif untuk terlibat dan ikut serta dalam kegiatan tersebut dilaksanakan dalam bentuk pendampingan sosialisasi teh daun katuk. Pengumpulan data pada kegiatan pengabdian masyarakat ini dilakukan melalui penilaian keterampilan peserta sesuai dengan rubric penilaian pada Tabel 1 dan Tabel 2. Penilaian dilakukan saat proses pelatihan berlangsung oleh tim pelaksana. Data akan dianalisis secara deskriptif terkait keterampilan peserta dalam membuat kerajinan tangan.

Tabel. indikato penilaian keterampilan Remaja

No.

KETERANGAN

1

Kemampuan memahami alat dan bahan teh daun katuk

2

Kemampuan melakukan pembuatan alat dan bahan teh daun katuk

3

Kemampuan dalam mengemas teh daun katuk

Tabel. Skala Penilaian Keterampilan Remaja

NO

INTERVAL SKOR RATA-RATA

KETERANGAN

1

1 3,1 -- 4,0

TINGGI

2

2 2,1 -- 3,0

CUKUP TINGGI

3

3 1,1 -- 2,0

KURANG TINGGI

4

0,0 -- 1,0

RENDAH

Kesejahteraan Masyarakat

Pembangunan  di  negara  Indonesia  tentunya berhubungan  dengan  kesejahteraan rakyat.  Kesejahteraan rakyat tentunya berhubungan pada  kesejahteraan  ekonomi  dari sebuah kelompok masyarakat  serta  individu. Dikarenakan  kesejahteraan  ekonomi dapat dinilai berhasil apabila tingkat kesejahteraan yang terdapat pada masyarakat semakin tinggi. Sebuah   keberhasilan   dalam   kesejahteraan   ekonomi  apabila   tidak menyertakan pada meningkatnya kesejahteraan di masyarakat tentunya  dapat berakibat ketimpangan  serta kesenjangan pada kehidupan di masyarakat. Kesejahteraan pada masyarakat merupakan  sebuah kondisi yang menunjukkan tentang keadaan kehidupan dimasyarakat.

Kesejahteraan daripada masyarakat memperlihatkan ukuran dari sebuah hasil pembangunan  masyarakat mencapai  kehidupan  lebih  baik  yaitu meliputi: peningkatan  tingkat  pendapatan,  tingkat  kehidupan, pendidikan  lebih  baik,peningkatan  kemampuan serta pemerataan dari distribusi  kebutuhan  dasar  dan  peningkatan perhatian kepada  nilai . kemanusiaan  dan  budaya juga meluaskan skala perekonomian serta  ketersediaan  pilihan sosial pada bangsa dan individu. Kesejahteraan pada masyarakat merupakan sebuah  kondisi  terpenuhi  kebutuhan  dasar  meliputi  dari  sandang,  pangan  dan  papan, serta biaya dalam menimbah  ilmu dan kesehatan  yang berkualitas  serta  murah,kondisi pada setiap  individu dapat meningkatkan daya  gunanya yang  terdapat  pada tingkat batasan anggaran  tertentu begitu  juga  dengan  kondisi dimana tercukupi kebutuhanrohani serta jasmani.

Hasil dan Pembahasan

Hasil pelaksanaan pengabdian masyarakat melalui pelatiha pembuatan produk teh daun katuk desa simu kecamatan maronge sebagai berikut:

  • kordinasi dengan mitra

Awal program kegiatan pengabdian masyarakat ini dilaksanakan dengan melakukan koordinasi awal melalui izin pelaksanaan kegiatan yang dilakukan dengan Kepala Desa Simu, Kepala Dusun Simu, ketua karang taruna) dan Majelis Ta'alim Izatul Jannah Desa Simu. Hasil koordinasi dengan pihak mitra mengizinkan melakukan kegiatan sesuai dengan jadwal yang telah ditentukan yaitu tanggal 20 November 2022 di Sekretariat Majelis Ta'lim Desa Simu. Langkah selanjutnya dilakukan koordinasi bersama tim pelaksana untuk mempersiapkan alat dan bahan yang dibutuhkan untuk kegiatan Sosialisasi Teh Daun Katuk . Proses koordinasi dengan mitra pengabdian masyarakat ini dilakukan dengan Majelis Ta'lim. Tim pelaksana melakukan proses wawancara mengenai potensi Desa berdasarkan Sumber Daya Alam.

Hasil wawancara dengan Majelis Ta'lim dalam rangka Sosialisasi Produk Teh Daun Katuk diperoleh dimana hanya sebagian kecil remaja yang mengetahui proses pembuatan Teh Daun Katuk yang dapat menghasilkan produk dengan nilai daya jual. Hal ini menjadi permasalahan bahwa perlu diadakannya Sosialisasi. Selain itu, kurangnya inisiatif dari para remaja juga menjadi faktor permasalahan. Berdasarkan hal tersebut, maka pelaksanaan kegiatan berusaha membantu para remaja dan melakukan pendampingan terhadap pembuatan produk Teh daun katuk.

  • persiapan Alat dan bahan pelatihan

Penyusunan materi pada kegiatan ini disusun oleh tim pelaksana kegiatan. Tahap penyusunan materi ini dimulai pada awal pelaksanaan dan digunakan untuk kegiatan sosialisasi produk Teh Daun Katuk. Kegiatan perancangan meliputi menyusun daftar hadir, membuat petunjuk pembuatan, menyiapkan alat dan bahan serta membuat contoh produk sebagai penunjang kegiatan

  • pelaksaan kegiatan Pelatihan

Pelaksanaan ini untuk membangun motivasi untuk mengubah tumbuhan Daun Katuk menjadi produk yang dapat dipakai serta memiliki daya jual. Sosialisasi ini dilaksanakan untuk memberikan pengalaman serta pengetahuan tambahan kepada masyarakat di Desa Simu. Kegiatan ini diikuti sekitar 25 orang khususnya para ibu-ibu desa simu. Narasumber dari kegiatan ini adalah Masturi Amira salah satu ibu Majelis Ta'lim dari desa Simu. Kegiatan sosialisasi produk Teh Daun Katuk (Gambar 1). Pada kegiatan sosialisasi dilakukan secara bersamaan dalam setiap dusun yang ada didesa Simu (Gambar 2). Setiap kelompok akan memberikan arahan dan bantuan karena dalam pembuatan produk Teh Daun Katuk menggunakan mesin siller. Hasil produk Teh Daun Katuk yang sudah selesai dibuat. 

pembuatan produk teh daun katuk oleh ibu-ibu majlis ta'lim/dokpri
pembuatan produk teh daun katuk oleh ibu-ibu majlis ta'lim/dokpri
hasil produk teh daun katuk/dokpri
hasil produk teh daun katuk/dokpri
Hasil pelaksanaan kegiatan pengabdian masyarakat ini juga melihat bagaimana keterampilan peserta dalam membuat Produk Teh Daun Katuk Penilaian keterampilan ini dilakukan oleh tim pelaksana. Keterampilan peserta dalam kegiatan pelatihan ini tergolong kategori "Tinggi" dimana dari 25 peserta, 19 orang pada kategori "tinggi" dan 6 orang pada kategori "cukup". Nilai rata-rata keterampilan para peserta juga pada nilai yang tinggi dimana pada aspek kemampuan memahami alat dan bahan kerajinan tangan diperoleh nilai sebesar 3,2. Pada aspek kemampuan melakukan pembuatan kerajinan tangan diperoleh nilai sebesar 3,4 dan aspek kemampuan dalam mengemas kerajinan tangan diperoleh nilai sebesar 3,5 . Berdasarkan hasil tersebut bahwa para remaja sangat antusias dalam melakukan kegiatan tersebut dimana untuk mendukung kemampuan dan keterampilan para remaja dalam pemanfaatan barang bekas menjadi barang yang bernilai jual

Rencana tindak lanjut dari kegiatan pengabdian masyarakat ini melalui kegiatan Sosialisasi Produk Teh dari Daun Katuk. Keberlanjutan program ini perlu dikomunikasikan dan dikoordinasikan dengan pihak Pemerintahan Desa Simu. Selain itu, perlu adanya kegiatan pemasaran produk yang telah dibuat oleh Ibu-Ibu Majelis Ta'lim Desa Simu. Melalui kegiatan ini diharapkan seluruh Masyarakat dapat membuat inovasi dan kreasi dari pemanfaatan Sumber Daya Alam sesuai dengan potensi Sehingga dapat dipasarkan secara luas agar menambah nilai pendapatan dan meningkatkan perekonomian masyarakat

Kesimpulan

Berdasarkan hasil pelaksanaan kegiatan pengabdian masyarakat berupa kegiatan  Sosialisasi Produk Teh Daun Katuk. Diperoleh sebagai berikut:

Keterampilan Masyarakat Terkhusus Ibu Majekis Ta'lim Desa Simu tergolong kategori "Tinggi" dimana 76% peserta pada kategori tinggi dan 24% peserta pada kategori cukup.

Indikator penilaian keterampilan Masyarakat juga menunjukkan pada nilai yang tinggi, yaitu nilai rata-rata keterampilan para peserta juga pada nilai yang tinggi dimana pada aspek kemampuan memahami alat dan bahan kerajinan tangan diperoleh nilai sebesar 3,2. Pada aspek kemampuan melakukan pembuatan kerajinan tangan diperoleh nilai sebesar 3,4 dan aspek kemampuan dalam mengemas kerajinan tangan diperoleh nilai sebesar 3,5.

 Hasil kegiatan pengabdian masyarakat yang telah dibuat oleh para remaja yaitu produk gantungan kerudung dan tempat tisu diharapkan dapat dipasarkan secara luas dan menjadi produk unggulan Desa Kedungotok dalam meningkatkan nilai pendapatan dan perekonomian masyarakat Desa Kedungotok Kecamatan Tembelang Jombang. Selain itu, produk-produk tersebut juga akan mendukung peningkatan pengembangan desa khususnya terwujudnya UMKM (Usaha Mikro Kecil dan Menengah) yang memiliki daya saing yang tinggi.

Daftar Pustaka

Akbar, M et al. 2013. Cholestrol, glucose and blood cell count pf rabbit doe fed katuk (Saurupus androgynus L. Merr) leaf meal as supplementation. Animal Production, 15(3):166-172

Ariharan,V.N et al. 2013. Antibacterial Activity of Sauropus and Rogynous Leaf Extracts Against Some Pathogenic Bacteria. Rasayan J.Chem. Vol.6 No.2:134-137

Arista, M. 2013. Aktivitas antioksidan ekstrak etanol 80% dan 96% daun katuk (Sauropus androgynus (L.) Merr.). Jurnal Ilmiah Mahasiswa Universitas Surabaya, 2(2):1-16.

Hardjati,S. 2008. Potensi Daun Katuk Sebagai Sumber Zat Pewarna Alami dan Stabilitasnya Selama Pengeringan Bubuk dengan Menggunakan Binder Maltodekstrin. Jurnal Penelitian Saintek, Vol. 13, No. 1:1-18.

Kencana, E. D. 2015. Pengaruh suhu dan lama pengeringan terhadap karakteristik teh herbal daun katuk (Sauropus adrogynus L. Merr). Skripsi. Fakultas Teknologi Pangan. Universitas Pasundan. Bandung

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun