Naskah ditulis menggunakan aksara Surat Incung dengan teknik gores dalam bahasa Kerinci. Kondisi fisik naskah masih cukup bagus, meskipun ada bagian yang telah rapuh. Pada bagian tersebut goresannya telah memudar sehingga tidak terbaca. Naskah IAP ini terdiri dari 92 baris. Namun, kisah Nabi Adam hanya terdapat pada baris ke-1 hingga ke-40 atau dari ruas bambu pertama hingga ketiga.
Kisah Adam di dalam naskah IAP sangat menarik. Pasalnya si penulis naskah tampak menyusun kembali kisah Adam dari berbagai sumber kitab keagamaan dengan menambahkan unsur cerita lokal. Oleh sebab itu, kisah Adam yang ada di dalamnya amat jauh berbeda dengan kisah Nabi Adam yang berkembang dan diketahui saat ini.Â
Di dalam naskah ini peran tokoh Rasulur Alah atau Rasulullah dalam menciptakan bumi, langit, dan tokoh Nabi Adam sangat ditonjolkan. Hal ini hampir mirip  dengan narasi dalam Hikayat Nur Muhammad yang menceritakan bahwa nur Muhammad-lah yang mengawali segala penciptaan. Di sini tampak jelas, terdapat pengaruh Sufistik pada kisah Adam di dalam naskah IAP ini.Â
Ada pula persamaan dengan sumber keagamaan lain misalnya, latar waktu penciptaan Adam setelah penciptaan langit dan bumi, sama dengan cerita di dalam naskah Hikayat Nabi Adam. Begitu pula, dengan penciptaan istri Adam dari tulang rusuk kirinya sama dengan pendapat dari ulama-ulama klasik seperti Ibnu Katsir dan at-Thabary.
Meskipun demikian, terdapat perbedaan mendasar antara kisah Adam di dalam naskah IAP dengan naskah-naskah lain yang menceritakan Adam. Â Naskah IAP menyebutkan bahwa bumi dan langit juga tercipta dari tanah sementara di dalam hikayat Nabi Adam justru tercipta dari air dan buih.Â
Naskah IAP juga bercerita tentang larangan memakan makanan tertentu. Namun latar waktunya sangat berbeda yakni sebelum penciptaan Hawa. Sementara cerita umum yang dikenal terjadi setelah penciptaan Hawa.Â
Perbedaan lain adalah tentang anak-anak Adam. Empat orang anak Adam yang umum diketahui bernama Qabil, Habil, Labuda, dan Iqlima. Sementara itu, di dalam naskah IAP empat orang anak Adam bernama Sauka, Nabiuka, Saina, Nabihina.
Selain itu, narasi proses pemberian nyawa Adam juga sangat berbeda dari apa yang diyakini saat ini. Di dalam naskah IAP, nyawa Adam dimasukkan dengan tepukan tangan kanan Jibrail di bagian ubun-ubun. Sementara itu, kisah umum yang berkembang adalah melalui tiupan ruh di kepala.
Unsur budaya lokal Kerinci juga mewarnai kisah Adam di dalam naskah IAP. Misalnya saja, penulisan lafal bahasa Arab menurut aksen orang Kerinci.Â