Mohon tunggu...
H. H. Sunliensyar
H. H. Sunliensyar Mohon Tunggu... Penulis - Kerani Amatiran

Toekang tjari serpihan masa laloe dan segala hal jang t'lah oesang, baik jang terpendam di bawah tanah mahoepun jang tampak di moeka boemi

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Toba, Danau Purba Pengubah Sejarah Dunia

26 September 2021   10:40 Diperbarui: 26 September 2021   10:41 721
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi letusan supervulcano Gunung Toba. Sumber: devastatingdisaster.com

Bentangan alam di Pulau Sumatera, sangat menarik untuk ditelisik. Alam yang kaya dengan sumber daya alam, dihiasi dengan jajaran perbukitan di sebelah barat. Jajaran bukit itu membentang dari sisi utara ke selatan seolah menjadi rangka penyokong pulau ini. Ya, begitulah kenampakan alam Sumatera yang terlihat dari peta-peta topografi. Namun ada satu hal yang menarik perhatian, sebuah keajaiban alam terbentuk di bagian utara pulau ini. Keberadaan danau purba yang mengelilingi pulau besar di tengahnya adalah keajaiban alam yang dimaksud. Danau ini dikenal luas dengan nama Danau Toba.

Danau Toba berada di dataran tinggi Sumatera bagian Utara, sekitar 900 mpdl. Danau ini memiliki luas sekitar 1145 km persegi dengan kedalaman mencapai 505 m. Kondisi ini menjadikan Danau Toba sebagai salah satu danau terbesar sekaligus terdalam di dunia. Di tengah danau, terdapat sebuah pulau bernama Pulau Samosir, luasnya sekitar 63.000 hektare. Hampir sama dengan luas negara Singapura.

Secara administratif, Danau Toba berada di provinsi Sumatera Utara. Danau ini dikelilingi oleh tujuh kabupaten yang berbeda di Sumatera Utara yakni Simalungun, Toba, Tapanuli Utara, Humbang Hasundutan, Dairi, Karo, dan Samosir. Wilayah ini telah dihuni sejak ratusan tahun lalu oleh penduduk lokal yang disebut sebagai Halak Batak, atau orang batak.

Danau Toba menyuguhkan pemandangan berupa Hamparan danau membiru  dikelilingi julangan bukit menghijau sejauh mata memandang. Lanskap alam seperti ini, pastinya akan membuat orang-orang terpukau melihatnya. Namun demikian, Danau Toba tidak hanya memiliki pesona alam menakjubkan, tetapi juga menyimpan cerita sejarah lampau yang memukau bagi ilmuwan dan bagi orang Batak sendiri.

Toba, Pengubah Sejarah Dunia

Para ahli geologi percaya bahwa Danau Toba terbentuk dari letusan gunung berapi raksasa yang terjadi sekitar 69.000 hingga 70000 tahun yang lalu. Letusan mahadahsyat itu menyemburkan abu vulkanis hingga sampai jauh ke wilayah Asia Selatan (Jones, 2007). Letusan gunung ini juga berdampak pada iklim dunia pada masa itu. Alan Robock dkk. berpendapat bahwa letusan supervulcano Gunung Berapi Toba menyebabkan musim dingin vulkanik di dunia. Suhu rata-rata turun maksimal sekitar 15  derajat celcius dan bertahan selama beberapa dasawarsa. Hal ini berdampak buruk bagi kehidupan manusia di masa itu (Robock, dkk, 2009).

Ilustrasi letusan supervulcano Gunung Toba. Sumber: devastatingdisaster.com
Ilustrasi letusan supervulcano Gunung Toba. Sumber: devastatingdisaster.com

Meskipun masih kontroversial, teori baru tentang sejarah kehidupan manusia terkait dengan peristiwa letusan Gunung Toba ini. Misalnya, teori penyusutan genetik dan teori migrasi manusia. Para penyokong teori penyusutan genetik percaya bahwa dampak perubahan lingkungan yang disebabkan letusan vulkanis Gunung Toba telah menurunkan populasi manusia menjadi 3000-10000 orang saja. 

Oleh sebab itu, keragaman genetik yang dimiliki manusia modern saat ini, berasal dari pasangan manusia yang selamat dari bencana tersebut. Bayangkan saja, bila bencana vulkanis Gunung Toba tidak terjadi, mungkin genetika yang dimiliki manusia lebih beragam daripada yang dijumpai saat ini.

Teori lain yang dikaitkan dengan dampak letusan Toba adalah migrasi manusia. Sebagian ilmuwan meyakini bahwa leluhur manusia modern mulai hijrah atau bermigrasi dari Afrika ke penjuru lain di dunia pasca letusan tersebut. Temuan arkeologi menyimpulkan bahwa migrasi manusia modern keluar Afrika terjadi pada sekitar 60000 hingga 70000 tahun yang lalu.  Hal ini ternyata selaras atau tidak berjauhan dengan waktu letusan Toba terjadi. Manusia yang tidak berdampak parah kala itu mungkin mencari wilayah baru untuk dihuni sebagai strategi bertahan hidup.

Danau Toba menjadi saksi bisu peristiwa geologis dan bencana alam yang mempengaruhi sejarah kehidupan manusia. Patut saja, Danau Toba ditetapkan sebagai warisan geopark global oleh UNESCO mengingat bukti-bukti ilmiah yang ditemukan di sekitarnya.

Danau Toba dan Mitologi orang Batak

Lain geolog, lain lagi menurut etnis Batak yang menghuni kawasan Danau Toba. Orang Batak memiliki cerita tersendiri terkait dengan peristiwa terbentuknya Danau Toba. Bagi mereka, peristiwa terbentuknya Danau Toba tidak lepas dari legenda yang dituturkan turun temurun. Alkisah, seorang pemuda bernama Toba menikahi wanita cantik yang merupakan jelmaan seekor ikan. 

Mereka dikaruniai seorang anak laki-laki bernama Samosir. Suatu ketika, Toba menghianati janjinya kepada sang istri, untuk tidak mengungkapkan identitas aslinya. Sang istri marah, ia berubah kembali menjadi seekor ikan. Dari tempatnya, menyembur mata air yang sangat deras. Dataran tersebut lama-kelamaan berubah menjadi hamparan danau yang ikut menenggelamkan Toba. Sementara itu, Samosir berhasil menyelamatkan diri ke sebuah pulau yang terbentuk di tengah danau. Maka dari itu, danau tersebut dinamakan sebagai Danau Toba sedangkan pulau yang ada di tengahnya dinamakan sebagai Pulau Samosir.

Legenda ini hanyalah satu dari sekian narasi yang menautkan orang Batak dengan kawasan Danau Toba. Di tepi barat kawasan danau ini, terdapat lembah bernama Sianjur Mula-mula. Lembah ini dikelilingi oleh Gunung Pusuk Buhit dan tebing curam kaldera danau Toba. Lembah yang indah ini diyakini sebagai kehidupan leluhur orang Batak awal bermula (Permanasari dkk, 2019).

Panorama Sianjur Mulamula. Sumber: traveloka.com
Panorama Sianjur Mulamula. Sumber: traveloka.com

Konon sebelum bumi tercipta, di dunia atas hidup para dewa yakni Ompu Debata Mulajadi na Bolon, beserta dewa bawahannya yaitu Batara Guru, Soripada, dan Mangalabulan. Batara Guru memiliki seorang anak perempuan bernama Deakparujar yang ditunangkan dengan Raja Odapodap anak lelaki Mangalabulan. Namun Deakparujar menolak tunangan tersebut dan mengulur-ulur waktu pernikahan. 

Ia berjanji akan menikah setelah kain tenunannya rampung. Debata Mulajadi mengetahui rencana Deakparujar, ia kemudian melempar benang tenunan tersebut ke bumi yang masih berupa lautan. Deakparujar segera turun dari kayangan untuk mencari benang tersebut. Namun, Deakparujar enggan kembali ke kayangan. Ia meminta Debata Mulajadi memberikannya segenggam tanah sebagai tempat berpijak. Tanah yang segenggam tersebut kemudian diubah menjadi dataran.

Debata Mulajadi tetap ingin membawa Deakparujar kembali ke kayangan. Ia mengirim seekor naga bernama Naga Padoha. Naga tersebut menghancurkan dataran yang dibuat Deakparujar menjadi pulau-pulau. Deakparujar tidak bergeming, ia tetap ingin tinggal di bumi. Setelah peristiwa itu, Deakparujar mendirikan permukiman baru yang dinamakan Sianjurmula-mula. Di sana Deakparujar dengan terpaksa menikahi Raja Odap-odap dan memiliki keturunan yang menurunkan marga-marga orang Batak.

Mitologi ini semakin memantapkan posisi dan nilai penting Danau Toba sebagai pusat budaya orang Batak. Bagi orang Batak, kawasan Danau Toba tidak hanya sebagai sumber penghidupan dari air dan ikan yang ada di dalamnya, tetapi sebagai tempat asal-usul leluhur yang kaya akan tinggalan budaya. Di kawasan Danau Toba berdiri puluhan kampung tua (huta) dengan bangunan arsitektur khas Batak, aktivitas menenun ulos, tari-tarian, musik tradisional, beternak dan bertani sebagai ciri khas kehidupan orang Batak. Semuanya adalah warisan budaya yang tak ternilai dari Danau Toba, Heritage of Toba.

Masa Depan Toba untuk Wisata dunia

Panorama alam yang indah memadu dengan budaya Batak yang menarik, menjadikan kawasan Danau Toba sebagai salah satu destinasi skala prioritas atau disebut DSP Toba oleh Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf). Jauh sebelum itu, Kemenparekraf telah mempromosikan keindahan alam Danau Toba melalui slogan Wonderful Indonesia. Tujuannya adalah untuk menggaet lebih banyak wisatawan domestik dan mancanegara untuk menikmati dan menyaksikan suguhan keajaiban alam di kawasan Danau Toba.

Tidak hanya itu, demi meningkatkan perekonomian masyarakat melalui industri pariwisata, Kemenparekraf meluncurkan program baru melalui slogan "MICE di Indonesia Aja." Istilah MICE merupakan singkatan dari meeting (pertemuan), incentive (perjalanan insentif), convention (konvensi), dan exhibition (pameran). Dengan adanya kegiatan MICE, diharapkan dapat menggaet kelompok wisatawan dalam jumlah besar yakni mereka yang menjadi anggota atau peserta MICE. Wisata bisnis MICE jauh lebih menguntungkan, karena wisatawan cenderung untuk tinggal lebih lama dan mengeluarkan biaya yang lebih besar dibandingkan dengan wisatawan biasa (Kemenparekraf, 2020).

Bagi industri pariwisata di Indonesia, hal ini tentu sangat menguntungkan. Selain mendongkrak pendapatan negara, MICE juga dapat menggerakkan roda perekonomian masyarakat di sekitar destinasi dari berbagai jasa yang ditawarkan selama kegiatan berlangsung. Oleh sebab itu, MICE merupakan masa depan bagi industri wisata di Indonesia, terutama di kawasan Danau Toba.

Namun demikian, untuk menjalankan industri wisata skala global di kawasan Danau Toba tidaklah mudah dan memiliki banyak tantangan. Pada prinsipnya, para wisatawan akan lebih tertarik mengunjungi destinasi yang unik dan menarik yang tidak bisa disaksikan di tempat mereka. Danau Toba, selain memiliki daya tarik dari sisi keindahan alam, juga memiliki daya tarik dari sisi budaya Batak yang sangat khas. Oleh karenanya, pelestarian budaya Batak di sekitar kawasan Danau Toba perlu menjadi fokus utama. Kalau bisa dibuat se-otentik mungkin seperti kehidupan masyarakat di zaman dulu.

Di samping itu, keindahan alam di sekitar Danau Toba harus dipertahankan melalui pelestarian lingkungan. Hutan-hutan yang mengelilingi tebing kaldera Toba harus dijaga dengan baik agar Danau Toba tidak kehilangan keindahannya. Apabila memungkinkan, lahan-lahan gundul bisa ditanami kembali dengan tanaman yang bisa dimanfaatkan oleh masyarakat adat, misalnya pohon kemenyan dan damar. Catatan sejarah menunjukkan masyarakat adat Batak di sekitar Danau Toba terkenal sebagai penghasil getah kemenyan yang dijual hingga ke daerah Barus, Pantai Barat Sumatera (Nasution, 2018).

Pemandangan hutan di sekitar Danau Toba. Sumber: Ekonomi.bisnis.com
Pemandangan hutan di sekitar Danau Toba. Sumber: Ekonomi.bisnis.com

Melalui pelestarian alam dan budaya di sekitar Danau Toba dan dukungan penuh pemerintah melalui berbagai program pariwisatanya, industri wisata kawasan Danau Toba akan semakin cemerlang di masa depan. Keindahan Danau Toba tidak hanya menggaung di Nusantara, tetapi juga ke seluruh dunia.

Referensi:

Kemenparakref. 2020. Indonesia Promosikan Potensi Wisata MICE dalam Pameran Terbesar di AS. Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif.  

Rampino, Michael R., dan Self, Stephen (1993). "Climate--Volcanism Feedback and the Toba Eruption of ~74,000 Years ago. Quaternary Research. 40: 269--280.

Robock, Alan, dkk., (2009). "Did the Toba Volcanic Eruption of ~74k BP Produce Widespread Glaciation?". Journal of Geophysical Research. 114: D10107

Permanasari, Indira, dkk. 2019. Hidup Bermula di Sianjur Mulamula. Kompas.

Nasution, Miftah. 2018. Mangarontas, Ritual Wajib Sebelum Menggarap Pohon Haminjon. BNPB Aceh. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun