Mohon tunggu...
H. H. Sunliensyar
H. H. Sunliensyar Mohon Tunggu... Penulis - Kerani Amatiran

Toekang tjari serpihan masa laloe dan segala hal jang t'lah oesang, baik jang terpendam di bawah tanah mahoepun jang tampak di moeka boemi

Selanjutnya

Tutup

Nature Pilihan

Generasi Muda dan Harapan Kelestarian Lingkungan

12 Januari 2021   16:45 Diperbarui: 12 Januari 2021   16:53 749
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bang Edo Rakhman menyampaikan materi (Dokpri)

Saya masih ingat pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam ketika masih duduk di bangku SMP. Bahwa di Indonesia ini hanya ada dua musim yaitu musim kemarau  dan musim hujan. Enam bulan pertama, kita akan mengalami musim kemarau. Enam bulan kemudian terutama pada bulan yang berakhiran-ber, kita di khatulistiwa akan mengalami musim hujan.

Akan tetapi setelah sepuluh tahun lebih berlalu, materi itu tampaknya perlu diperbaiki kembali. Nyatanya, di bulan Januari yang seharusnya musim hujan telah berlalu, di beberapa tempat justru mengalami kebanjiran. 

Tahun kemarin saja di Jambi, kebakaran hutan justru menjadi-jadi di bulan-bulan berakhiran-ber. Sadar atau  tidak sadar, pergeseran musim ini adalah sebagian dari dampak yang ditimbulkan oleh perubahan iklim.

Perubahan iklim terjadi akibat ulah manusia yang tidak bijak dalam mengelola dan mengeksploitasi lingkungan. Akibatnya, keseimbangan alam terganggu yang pada akhirnya menimbulkan efek domino bagi kehidupan manusia itu sendiri seperti musim yang tak menentu, bencana alam dan sosial hingga penyakit yang menyebar.

Baca juga: Tradisi Buang Sampah Sembarangan di Indonesia

Namun demikian, tak terlambat bagi umat manusia untuk mengembalikan keseimbangan alam tersebut, salah satunya melalui tangan para generasi muda. 

Ide semacam ini kemudian diampu oleh beberapa organisasi masyarakat sipil dan komunitas di antaranya Yayasan Madani Berkelanjutan, Yayasan Econusa, Yayasan Auriga, Greenpeace Indonesia, Wahana Lingkungan Hidup Indonesia, CHANGE.ORG, Yayasan Koaksi, Development Dialogue Asia (DDA), Jaringan Pantau Gambut, Kaoem Telapak, Mongabay, melalui sebuah gerakan yang dinamakan Golongan Hutan. 

Gerakan ini dibangun dengan tujuan untuk mengajak para pemuda pemudi Indonesia ikut bangga akan hutan dan segala potensinya serta membesarkan isu lingkungan hidup.

Pada 8 Januari 2021, Golongan Hutan dan Blogger Perempuan menggelar acara gathering yang berjudul "I Love Indonesia" via daring. Gathering ini diikuti oleh 30 orang blogger yang telah mengikuti kompetisi menulis mengenai isu lingkungan, perubahan iklim, masyarakat adat dan pendidikan beberapa bulan yang lalu.

Selain itu, acara ini juga menghadirkan tiga orang pembicara yakni Edo Rakhman (koordinator Koalisi Golongan Hutan), Anindya Kusuma Putri (aktris sekaligus sport dan tourism Influencer) dan Syaharani (Mahasiswi penggiat Aksi Jeda untuk Iklim).

Bang Edo Rakhman menyampaikan materi (Dokpri)
Bang Edo Rakhman menyampaikan materi (Dokpri)

Para pembicara membagikan pengetahuan dan pengalaman terkait dengan aksi mereka dalam melestarikan dan menjaga lingkungan. Edo Rakhman dari Golongan Hutan, memaparkan beberapa survei yang dilakukan terhadap anak muda dengan pertanyaan-pertanyaan terkait dengan masalah lingkungan dan perubahan iklim. Hasilnya,  89% responden sangat khawatir terhadap dampak-dampak krisis iklim.

"Anak muda hari ini jangan dianggap apatis terhadap masalah krisis iklim", ujar Edo. "Suara-suara anak muda harus diakamodir", lanjutnya. Bagi Edo, pemimpin memiliki peran yang sangat krusial dalam menangani krisis iklim karena mereka yang memegang kebijakan. Edo mengatakan bahwa pemimpin harus adil, jangan hanya berpikir untuk generasi sekarang, tetapi juga untuk generasi mendatang. "Jangan dieksploitasi semua hari ini",pungkasnya.

Dalam sesi diskusi, Edo juga menyampaikan betapa hutan memiliki peran penting dalam menjaga keseimbangan alam dan menanggulangi krisis iklim. Pohon-pohon di hutan menyerap berapa banyak karbondioksida lalu mengubahnya menjadi oksigen yang sangat berguna bagi manusia dan atmosfer bumi. Dengan demikian, menjaga kelestarian hutan sama artinya menjaga lingkungan dan mengurangi dampak perubahan iklim.

Anindya Putri, menceritakan serangkaian pengalamannya dalam berhubungan dengan lingkungan alam. Ia telah mengenal hutan sejak SMA, bahkan sudah pernah naik gunung bersama teman-temannya. 

Namun ia lebih fokus dalam menikmati keindahan alam setelah kompetisi Putri Indonesia tahun 2015. Anindya bahkan pernah menaklukan Gunung Rinjani.  Ia menceritakan bahwa betapa ia merasa begitu kecil di alam yang mahaluas. 

beberapa potret yang dibagikan mbak Anin dalam tualangnya di Gunung Rinjani (Dok. Andin)
beberapa potret yang dibagikan mbak Anin dalam tualangnya di Gunung Rinjani (Dok. Andin)

Alam memberikan keindahan dan manfaat yang luar biasa bagi manusia. Oleh sebab itu, menjadi kewajiban manusia untuk menjaganya. "kita makhluk kecil di alam tapi kita mampu mengubah sistem yang ada di bumi", pungkas Anin dalam penutup ceritanya. 

Manusia mampu mengubah sistem di bumi ini ke arah yang baik maupun ke arah yang buruk. Namun, tentu saja ia berharap perubahan yang dilakukan adalah perubahan yang berdampak baik.

Syaharani sebagai pembicara penutup juga berbagi pengetahuan yang luar biasa mengenai perubahan iklim atau yang dikenal juga sebagai pemanasan global. 

Dalam presentasinya, Syaharani menyampaikan bahwa perubahan iklim disebabkan oleh berbagai aktivitas manusia baik langsung maupun tidak langsung seperti penggunaan bahan bakar fosil, pembalakan liar dan pembakaran hutan serta asap dan limbah industri.

Krisis iklim ini sangat berbahaya bagi kehidupan manusia karena bisa menyebabkan mencairnya es di kutub dan naiknya permukaan air laut, peningkatan bencana alamdan cuaca ekstrim, konflik sosial berkepanjangan dan wabah penyakit.

Menurut Syaharani, krisis iklim ini harus dilawan secara bersama-sama, semuanya harus ikut berpartisipasi. "Saya sendiri menerapkan prinsip 3b yakni belajar, bergerak dan bawel", katanya. 

Baca juga: Menghormati Alam dan Tanaman, Kunci Menjaga Ketahanan Pangan

---

Lihat video gathering di sini:

Gathering ini merupakan salah satu langkah yang dilakukan oleh Golongan Hutan dalam mengampanyekan masalah lingkungan hidup. Tentu saja para blogger sangat berperan dalam upaya ini. 

Para blogger melalui tulisan-tulisan mereka yang ringan, mampu menggugah kesadaran masyarakat, terutama anak muda untuk turut ambil bagian untuk melawan krisis iklim. 

Gathering ini tidak hanya ajang untuk berbagi pengetahuan tetapi ajang berkumpulnya blogger yang juga peduli akan lingkungan. Terima kasih buat Golongan Hutan dan Blogger Perempuan yang telah menginisiasi acara ini.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun