Bentuk bilah keris, warangka dan hulu  ini sangat beragam. Di Jawa tipologi bilah keris disebut dengan istilah dhapur. Selain itu dikenal pula istilah tangguh yaitu tipologi keris yang dikaitkan dengan periodesasi pembuatannya (waktu) dan asal usul geografis atau tempat pembuatannya serta gaya khusus hasil kreativitas empu keris.
Pembedaan keris dengan melihat bagian bilah keris hanyalah mampu dilakukan oleh orang-orang yang berkecimpung di dunia perkerisan. Sangat susah bagi orang awam untuk membedakannya. Dalam hal ini mereka sangat detail dalam mencari unsur pembeda pada bilah keris. Terkadang mereka perlu waktu berhari-hari untuk mengidentifikasi dan menggolongkan sebuah keris dari kenampakan bilahnya secara visual.Â
Hasil penelaahan itupun kadang berbeda antar ahli keris karena keterbatasan ilmu perkerisan itu sendiri. Namun demikian, keris Jawa dan keris Sumatera sangat mudah dibedakan tanpa harus menelaah bilahnya secara mendetail.Â
Membedakan Keris Jawa dan Keris Sumatera
Cara yang paling cepat untuk membedakan antara keris Jawa dan keris Sumatra adalah dengan melihat pada hulu dan warangka/sarung Keris.Â
Pertama dari hulu atau deder keris. Secara umum, hulu keris di Jawa  atau disebut deder bentuknya hampir seragam yaitu stilisasi dari bentuk orang yang sedang membungkuk.Â
Hampir tidak ada  lekukan di permukaan gagang dan hanya terdapat satu patahan atau lengkungan untuk membuatnya seperti membungkuk. Ukiran pada hulu keris juga minim dan ditempatkan pada bagian tertentu saja seperti bagian atas dan bawah lengkungan serta bagian pangkal dari hulu keris. Sehingga bila dilihat dari samping, hulu keris Jawa ini lebih polos dari hulu keris Sumatra.
Hal ini berbeda dengan hulu keris di Sumatera yang bentuknya beragam. Hulu keris ini dibuat berdasarkan stilisasi manusia dan unggas. Jenis-jenis hulu keris di Sumatra antara lain Hulu Jawa Demam (berbentuk seperti orang menggigil dengan menampilkan lekukan seolah-seolah sambil bersedekap), hulu tapak kuda, hulu anak ayam, Hulu Balu Mekambun khusus keris Palembang), hulu burung patah tiga. Secara umum, hulu keris Sumatra memiliki banyak lekukan di permukaannya. hulu keris tersebut juga diukir dipermukaannya meskipun juga ada yang tanpa ukiran dengan hanya menonjolkan lekukan di permukaannya.
Kedua, dari warangka keris. Sampir keris Jawa secara umum memiliki dua jenis bentuk. Bentuk pertama memiliki lengkungan bagian atas yang cukup panjang.Â
Bagian lengkungan tersebut memiliki panjang berbeda di masing-masing sisi. Sisi dengan lengkung yang lebih pendek disebut angkup dan sisi dengan lengkung yang lebih pendek disebut godongan. Sedangkan bentuk kedua tanpa lengkungan atas yang tajam dan panjang tetapi sisi kiri dan kanan sampir berbentuk cembung.Â