Mohon tunggu...
H. H. Sunliensyar
H. H. Sunliensyar Mohon Tunggu... Penulis - Kerani Amatiran

Toekang tjari serpihan masa laloe dan segala hal jang t'lah oesang, baik jang terpendam di bawah tanah mahoepun jang tampak di moeka boemi

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Sriwijaya, Hartanya Dicuri dan Keberadaannya Dipungkiri

9 Oktober 2019   00:06 Diperbarui: 10 Oktober 2019   02:42 134
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Temuan harta karun Sriwijaya oleh masyarakat. Sumber: tribunnews.com

Seorang "budayawan sepuh" panggil saja Babe RS membuat heboh jagad dunia maya terkhusus bagi kalangan arkeolog dan sejarawan beberapa waktu yang silam. Pasalnya, ia mengingkari keberadaan salah satu Kerajaan Maritim terbesar di Asia Tenggara di masa lalu yakni Sriwijaya. 

Entah apa yang merasuki Babe RS hingga menganggap Sriwijaya sebagai kerajaan fiktif belaka. 

Menganggap Sriwijaya sebagai kumpulan para bajak laut, hingga berpendapat bahwa para epigraf dan arkeolog sesungguhnya tidak mampu membaca prasasti-prasasti Sriwijaya yang menurutnya bukanlah bahasa Melayu Kuno (simak tayangan youtube di bawah ini).


Bagi saya yang sangat sensitif ini, pendapat demikian adalah sebuah penghinaan besar atas ilmu pengetahuan serta kerja para sejarawan dan arkeolog yang telah sejak lama berusah merekonstruksi dan membuktikan eksistensi Sriwijaya secara ilmiah. 

Boleh saja Babe RS mengungkapkan pendapatnya, akan tetapi haruslah berdasarkan fakta ilmiah, bukan asal "ngerocos" dan bicara ngawur. Apalagi mengenai isu kesejarahan sebagai dasar terbentuknya bangsa ini.

Memanglah Babe RS, seorang  budayawan yang amat masyhur di Indonesia lantaran ia kerapkali muncul di layar kaca. Ia sosok yang tampil nyentrik, berambut gondrong dengan tawa dan banyolan khas Betawinya. 

Kemasyhurannya ini bisa jadi mampu mengubah persepsi masyarakat awam tentang keberadaan Sriwijaya. Pendapatnya yang tanpa dasar itu bisa saja lebih dipercayai oleh publik dibandingkan dengan pendapat-pendapat sejarawan meskipun telah didukung dengan data yang relevan. 

Ulah Babe RS kali ini memang tak bisa ditolerir lagi oleh segenap lapisan bangsa Indonesia terutama masyarakat Melayu di Sumatra yang membanggakan Sriwijaya ini dan kalangan akademisi yang sangat getol meneliti Sriwijaya. 

Jika Babe RS memang seorang yang intelek seharusnya ia mengadakan semacam diskusi ilmiah atau seminar untuk memaparkan pendapatnya tentang Sriwijaya disertai bukti-bukti dihadapan para ahli lain. Tidak sekadar tampil di TV atau tayangan youtube.

Bila Babe RS mau sedikit membuka wawasan, ia akan menemukan banyaknya bukti  keberadaan Sriwijaya baik melalui prasasti, catatan asing hingga artefak dan situs arkeologi. Semisal  surat korespondensi antara penguasa Sriwijaya dan penguasa Dinasti Umayyah atau catatan perjalan biksu yang bernama I-Tsing. 

I-Tsing menggambarkan Sriwijaya sebagai kerajaan yang amat makmur, bahkan diterangkannya bahwa Sriwijaya memiliki emas berlimpah-limpah. Orang-orang biasanya mempersembahkan bunga lotus terbuat dari emas kepada (arca) Buddha. Mereka menggunakan buli-buli terbuat dari emas dan memiliki arca-arca emas.

Gambaran kejayaan dan kekayaan Sriwijaya di masa lampau dikuatkan pula dengan bukti arkeologis. Temuan-temuan artefak emas yang kaya ditemukan di sungai dan lahan-lahan gambut sekitaran Palembang. Seperti di Teluk Cengal, Sungai Lematang dan Kayu Agung. 

Setelah pengingkaran yang dilakukan oleh tokoh budayawan Babe RS -- yang juga mengklaim diri sebagai sejarawan itu -- baru-baru ini berita buruk santer pula terdengar di dunia maya yakni terkait dengan penjarahan membabi buta terhadap harta karun Sriwijaya di situs-situs arkeologi lahan gambut sekitar Palembang. 

Setelah kebakaran hutan dan lahan gambut di beberapa titik di Sumatra. Lahan menjadi bersih dan air permukaan gambur mengusut. 

Akibatnya, masyarakat  kerapkali menemukan berbagai bentuk artefak emas yang diduga peninggalan Sriwijaya. Mereka kemudian secara beramai-ramai mengacak tempat temuan tersebut. 

Aktivitas perburan harta karun Sriwijaya secara ilegal oleh masyarakat. Sumber: suryakepri.com
Aktivitas perburan harta karun Sriwijaya secara ilegal oleh masyarakat. Sumber: suryakepri.com

Harta karun yang mereka temukan kemudian secara ilegal dijual kepada para kolektor terutama kolektor asing yang berani menawar dengan harga tinggi demi mendapatkan keuntungan ekonomi. 

Pemda setempatpun tak mampu berbuat banyak terhadap aksi perusakan dan penjualan ilegal tersebut. Padahal sejatinya, situs dan artefak arkeologi dilindungi oleh UU no. 11 tahun 2010 tentang Cagar Budaya. 

Pencarian ilegal dan perusakan situs arkeologi terhadap tinggalan Sriwijaya. Sama halnya dengan menghilangkan bukti-bukti eksistensi Sriwijaya di masa lalu dan ini berarti pula menyenangkan Babe RS karena pendapatnya tentang kefiktifan Sriwijaya semakin menguat akibat data-data arkeologis yang telah lenyap.

Sudah semakin parahkah kondisi bangsa ini? Seolah-olah kita bangsa Barbar yang gemar menjarah demi perut semata termasuk menjarah harta karun Sriwijaya yang mestinya menjadi milik Bangsa ini, milik bersama. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun