Bila Babe RS mau sedikit membuka wawasan, ia akan menemukan banyaknya bukti  keberadaan Sriwijaya baik melalui prasasti, catatan asing hingga artefak dan situs arkeologi. Semisal  surat korespondensi antara penguasa Sriwijaya dan penguasa Dinasti Umayyah atau catatan perjalan biksu yang bernama I-Tsing.Â
I-Tsing menggambarkan Sriwijaya sebagai kerajaan yang amat makmur, bahkan diterangkannya bahwa Sriwijaya memiliki emas berlimpah-limpah. Orang-orang biasanya mempersembahkan bunga lotus terbuat dari emas kepada (arca) Buddha. Mereka menggunakan buli-buli terbuat dari emas dan memiliki arca-arca emas.
Gambaran kejayaan dan kekayaan Sriwijaya di masa lampau dikuatkan pula dengan bukti arkeologis. Temuan-temuan artefak emas yang kaya ditemukan di sungai dan lahan-lahan gambut sekitaran Palembang. Seperti di Teluk Cengal, Sungai Lematang dan Kayu Agung.Â
Setelah pengingkaran yang dilakukan oleh tokoh budayawan Babe RS -- yang juga mengklaim diri sebagai sejarawan itu -- baru-baru ini berita buruk santer pula terdengar di dunia maya yakni terkait dengan penjarahan membabi buta terhadap harta karun Sriwijaya di situs-situs arkeologi lahan gambut sekitar Palembang.Â
Setelah kebakaran hutan dan lahan gambut di beberapa titik di Sumatra. Lahan menjadi bersih dan air permukaan gambur mengusut.Â
Akibatnya, masyarakat  kerapkali menemukan berbagai bentuk artefak emas yang diduga peninggalan Sriwijaya. Mereka kemudian secara beramai-ramai mengacak tempat temuan tersebut.Â
Harta karun yang mereka temukan kemudian secara ilegal dijual kepada para kolektor terutama kolektor asing yang berani menawar dengan harga tinggi demi mendapatkan keuntungan ekonomi.Â
Pemda setempatpun tak mampu berbuat banyak terhadap aksi perusakan dan penjualan ilegal tersebut. Padahal sejatinya, situs dan artefak arkeologi dilindungi oleh UU no. 11 tahun 2010 tentang Cagar Budaya.Â
Pencarian ilegal dan perusakan situs arkeologi terhadap tinggalan Sriwijaya. Sama halnya dengan menghilangkan bukti-bukti eksistensi Sriwijaya di masa lalu dan ini berarti pula menyenangkan Babe RS karena pendapatnya tentang kefiktifan Sriwijaya semakin menguat akibat data-data arkeologis yang telah lenyap.
Sudah semakin parahkah kondisi bangsa ini? Seolah-olah kita bangsa Barbar yang gemar menjarah demi perut semata termasuk menjarah harta karun Sriwijaya yang mestinya menjadi milik Bangsa ini, milik bersama.Â