Kata Ganti Orang Kedua
Kata ganti orang kedua sering digunakan ketika berbicara langsung dengan orang lain. Penggunaan kata ganti orang kedua ini sangat ditentukan oleh umur dari lawan yang diajak bicara.Â
Bila lawan bicara berumur lebih tua dari kita, maka kata ganti yang digunakan adalah kayo artinya kamu tetapi dalam tingkatan yang paling sopan. Kata kayo ini digunakan baik bagi lelaki atau perempuan.
Bila lawan bicara sebaya atau setara dengan kita, maka kata ganti yang digunakan adalah "iko" artinya juga kamu. Kata ganti ini juga digunakan oleh orang yang lebih tua untuk menyapa orang yang lebih muda secara sopan. Selain kata "iko", sering juga digunakan kata "awak" namun kata "awak" dapat bermakna ganda, bisa sebagai kata ganti orang pertama atau kata ganti orang kedua, semuanya tergantung konteks pembicaraan.
 Bila lawan bicara berusia jauh lebih muda dari kita, anak-anak dan remaja maka kata ganti yang digunakan adalah "mpoun" dan "ka'u". Mpoun digunakan untuk laki-laki sementara ka'u digunakan untuk perempuan.
Sapaan Kekerabatan
Sapaan kekerabatan adalah kata sapaan bagi anggota kerabat yang lain dalam sebuah keluarga terutama yang berusia lebih tua dari kita. Sapaan tersebut sangat tergantung dari urutan kelahiran seseorang.
Anak ke-1 disebut sebagai Tuwo atau uwo, anak ke-2 disebut sebagai T'ngah atau Ngah, anak ke-3 disebut sebagai Pandak atau Andak, anak ke-4 disebut sebagai Putih atau Utih, anak ke-5 disebut sebagai Kitam atau Itam, anak ke-6 disebut sebagai Knek atau Nek, dan anak bungsu disebut sebagai Knsu atau Nsu.
Kata sapaan Ibu dalam bahasa Kerinci disebut sebagai Indouq atau Ndouq. Saudara ibu yang laki-laki disebut sebagai Tuwan atau Mamak.Â
Bila saudara laki-laki ibu lahir pada urutan pertama maka disebut dengan Tuwantuwo dan begitu seterusnya. Saudara perempuan ibu yang lebih tua juga disebut sebagai Indouq dengan memperhatikan urutan lahir. Misalnya, bila saudara perempuan ibu yang lebih tua lahir diurutan kedua maka dipanggil sebagai Indouq t'ngah.Â
Sementara itu, saudara perempuan ibu yang lebih muda disebut sebagai Nde atau Nday. Kata sapaan di atas umumnya digunakan oleh generasi tua, sementara generasi saat ini sudah banyak mengganti kata sapaan Indouq menjadi amak atau mak.
Kata sapaan Bapak dalam bahasa Kerinci disebut sebagai ayah, apak, abak. Saudara ayah yang perempuan disebut sebagai Datung atau Latung disertai dengan pertimbangan urutan lahir misalnya datungtuwo, datungknek dan seterusnya.Â
Sementara itu saudara ayah yang laki-laki juga disebut sebagai apak dengan mempertimbangkan urutan lahir (misalnya Pak Tuwo, Pak Tngah, Pak Andak dan seterusnya). Bila usianya lebih muda dari usia ayah kita maka disebut sebagai Pak Cik.