Lukisan prasejarah atau sering pula disebut dengan gambar cadas (rock art) merupakan salah satu objek kajian menarik dalam bidang arkeologi guna mengungkap kehidupan manusia di masa lampau.\
Melalui penelitian lukisan cadas, aktivitas, ideologi bahkan kehidupan religi mereka dapat diketahui dengan menggunakan berbagai metode dan pendekatan.
Keberadaan lukisan prasejarah menjadi bukti bahwa manusia lampau telah mengenal seni dan menandai eksistensi mereka di suatu tempat. Lukisan Prasejarah umumnya ditemukan di dalam gua, tebing batu hingga ceruk batu yang strategis untuk dihuni oleh manusia.  Diperkirakan manusia telah mulai membuat gambar-gambar di dinding gua  yang mereka tempati sejak 40.ooo tahun yang lalu.
Lukisan prasejarah ditemukan di berbagai belahan dunia  seperti Afrika, Amerika, Eropa, Asia hingga Australia. Salah satu lukisan prasejarah terkenal adalah lukisan pada Gua Altamira di Spanyol, bahkan sejarah penemuan gua ini dibuatkan filmnya yang berjudul "Finding Altamira (2016)".
Di Indonesia, sebaran lukisan gua prasejarah ditemukan di wilayah Sulawesi, Kalimantan, Maluku hingga Papua. Lukisan-lukisan tersebut umumnya adalah gambar cap tangan, hewan, perahu hingga antropomorfik.
Baru-baru ini tim penelitian yang dipimpin oleh Prof. Sue O'connor dari  The Australia National University bekerja sama dengan Departemen Arkeologi Universitas Gadjah Mada dan instansi setempat menemukan data baru mengenai lukisan prasejarah di Indonesia. Lukisan tersebut ditemukan di Pulau Lembata, sebelah Barat Pulau Alor, Nusa Tenggara Timur. Lukisan tersebut ditemukan di dua tempat yaitu situs Nali dan situs Tene Koro.Â
Lebih lanjut menurut O'Connor dkk. (2018: 81-83), lukisan prasejarah yang baru ditemukan ini berkaitan dengan masyarakat penutur Austronesia dan diduga dibuat pada akhir milenium sebelum Masehi (SM). Figur antropmorfik yang ditemukan di Situs Nali memiliki persamaan dengan figur manusia pada motif hias Moko yang disimpan sebagai pusaka di Lewohala, 6 km di sebelah Selatan Situs.Â
Sedangkan gambar perahu di situs Tene Koro memiliki persamaan dengan lukisan-lukisan prasejarah yang dijumpai di wilayah Timor Leste. Lukisan perahu ini diduga merepresentasikan kapal yang digunakan oleh para leluhur di masa lalu ketika mereka datang dari pulau lain, lukisan kapal menjadi tanda dari tempat awal yang dijejaki oleh para leluhur yang mendirikan kampung-kampung di Pulau Lembata, tradisi lisan setempat menyebutkan para leluhur mereka datang dari Pulau Alor.Â
Lukisan ini memperkuat bukti adanya teori "Bellwood" tentang migrasi penutur Austronesia di masa lalu hingga jauh ke kepulauan bagian Timur Indonesia. Terlebih penting lagi, agar instansi terkait beserta masyarakat setempat dapat menjaga kelestaarian dari situs-situs ini yang merupakan tinggalan budaya masa lampau.Â
Referensi Utama:
O'Connor, Sue et.al.. 2018. Unusual Painted Anthropomorph in Lembata Island Extends Our Understanding of Rock Art Diversity in Indonesia. Rock Art Research Volume 35 (1): 79-84