Mohon tunggu...
H. H. Sunliensyar
H. H. Sunliensyar Mohon Tunggu... Penulis - Kerani Amatiran

Toekang tjari serpihan masa laloe dan segala hal jang t'lah oesang, baik jang terpendam di bawah tanah mahoepun jang tampak di moeka boemi

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Secuil Memori tentang Minuman "Cendawan Mekah"

9 Februari 2018   22:27 Diperbarui: 21 Oktober 2018   11:36 3227
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tetiba malam ini saya teringat kembali akan memori masa kecil saya. Tentang 'tumbuhan'langka yang pernah dipelihara kakek nenek saya di rumahnya. 

Bentuknya bulat pipih dengan tekstur yang kenyal dan warnanya putih kekuning-kuningan. Tumbuhan ini dipelihara dalam toples tertutup berisi air oleh nenek saya. Tumbuhan ini tiap hari makin melebar dan menebal seperti benar-benar hidup, 'tumbuhan' ini dinamakan sebagai 'cendawan Mekah'.

Waktu kecil, saya pernah sedikit penasaran tentang tanaman ini, memangnya di Mekah yang iklimnya panas bisa tumbuh jamur seperti di iklim tropis? Sayangnya, saya menyimpan rasa penasaran itu, dan lama-lama terlupakan.

Air rendaman cendawan mekah ini rutin di minum oleh kakek nenek saya, katanya berkhasiat untuk memelihara kesehatan. Saya-pun pernah mencobanya, rasanya asem dan ada sedikit rasa manis, baunya juga asam sedikit menyengat apalagi waktu toples dibuka.

Tak mau lagi menyimpan rasa penasaran belasan tahun itu, akhirnya saya tanya ke mbah google. Rupa-rupanya, cendawan teh bukan cendawan alam seperti yang saya kira. Cendawan ini dibuat dari teh yang difermentasi hingga menghasilkan koloni bakteri yang menguntungkan tubuh. Proses pembuatannya mungkin sama dengan pembuatan nata de coco. Teknik pembuatannya berasal dari Manchuria, Asia Timur dan telah dikenal sejak sekitar 2000 tahun yang lalu. Sama sekali, tak berhubungan dengan Kota Mekah di Arab Saudi, hehe.

Di Indonesia, cendawan mekah ternyata punya beberapa nama. Di Sumatra dikenal dengan Cendawan Mekah atau Cendawan siti Fatimah, di tempat lain ada yang menyebutnya sebagai jamur Kombucha atau teh Kombucha, kalau di tempat anda disebut dengan apa?

Mengutip dari Wikipedia, bahwa dari hasil penelitian Bazarewski (1915) menunjukkan bahwa air rendaman jamur ini dapat:

  • Mengobati sembelit
  • Memperbaiki kondisi tubuh
  • Bermanfaat melawan arterioclerosis
  • Memulihkan fungsi alat pencernaan
  • Bermanfaat bagi penderita stres mental
  • Menawarkan racun dan
  • Membunuh kanker

Namun, minuman ini ternyata juga memiliki efek samping sebagaimana yang dimuat oleh hallosehat.com yaitu  menimbulkan sakit perut, infeksi akibat bakteri yang ada di teh kombucha, alergi, permukaan kulit menguning, mual, muntah, sakit kepala. Sedangkan pada orang yang sensitif serta sistem pertahanan tubuhnya rendah, seperti penderita HIV/AIDS, mengonsumsi teh kombucha akan semakin membuat pertahanan tubuhnya menurun akibat terinfeksi bakteri.

Rasanya, saya pengen kembali minum air cendawan mekah ini, untuk bernostalgia, mengingat rasa yang telah lama sirna dari lidah ini. Bagaimana dengan anda?sudah pernah  mencobanya? 

Catatan:

Hasil fermentasi cendawan mekah ini, 'katanya' juga menghasilkan alkohol, sehingga masih diragukan masalah halal dan haramnya, tapi menurut saya kalau tujuannya untuk pengobatan ya mungkin diperbolehkan. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun