Mohon tunggu...
H. H. Sunliensyar
H. H. Sunliensyar Mohon Tunggu... Penulis - Kerani Amatiran

Toekang tjari serpihan masa laloe dan segala hal jang t'lah oesang, baik jang terpendam di bawah tanah mahoepun jang tampak di moeka boemi

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Mari Menjadi Muslim yang 'Ramah' Terhadap Peninggalan Purbakala

14 Juni 2017   17:38 Diperbarui: 5 September 2017   05:48 1972
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Di Indonesia penelitian arkeologi Islam misalnya terkait tata perkotaan pada masa Kesultanan Mataram Islam, persebaran nisan Aceh (batu aceh) di Nusantara, sistem perdagangan dan pertukaran di Kesultanan-kesultanan Islam Nusantara, kajian-kajian terhadap naskah-naskah kuna kesusastraan masa Islam, arsitektur masjid Kuna Nusantara, makam raja-raja beragama Islam dan lain sebagainya. Tokoh-tokoh yang menggeluti bidang arkeologi Islam di Indonesia di antaranya Uka Tjandrasasmita, Hasan Muarif Ambary, dan Inajati Adrisijanti.

Sumbangsih dunia Islam secara khusus untuk dunia arkeologi sendiri masih belum terlalu kelihatan eksistensinya. Beberapa negara mayoritas Islam di dunia memang turut aktif menjaga kelestarian situs-situs purbakala, misalnya saja di Mesir walaupun pada masa penjajahan banyak terjadi penjarahan terhadap tinggalan kebudayaan Mesir kuna. Di Indonesia, kegiatan pelestarian tinggalan-tinggalan arkeologi Islam juga telah banyak dilakukan beberapa di antaranya mendapatkan dana dari OKI (Organisasi Konferensi Islam) seperti pemugaran masjid Demak pada tahun 1970-an. OKI juga sangat aktif menjalin kerja sama dengan UNESCO dalam rangka melestarikan warisan kebudayaan Islam.

Namun sayangnya, gejolak politik di negara-negara Islam terutama di Timur Tengah telah berdampak sangat buruk terhadap kelestarian warisan budaya Islam. Banyak makam dan bangunan kuno warisan Islam dilaporkan telah dirusak dan dihancurkan oleh kelompok ekstrimis Islam sendiri apalagi terhadap situs-situs pra-Islam. Yang jelas bahwa motivasi mereka dalam penghancuran warisan kepurbakalaan tersebut sesungguhnya tidaklah dilandasi oleh ajaran keagamaan, Islam sangat melarang perilaku merusak dan menganjurkan menjaga tinggalan kepurkalaan sebagai media untuk memetik hikmah.

Sebagai penutup, umat Islam di Indonesia diharapkan turut aktif dalam menjaga kelestarian situs dan benda-benda kepurbakalaan yang ada di Indonesia, tidak hanya sebatas dengan tinggalan arkeologi Islam semata melainkan tinggalan arkeologi secara keseluruhan sebagai warisan dari nenek moyang bangsa Indonesia. Sebagaimana anjuran Alqur'an dan teladan nabi dan sahabat. Nabi Muhammad sendiri turut serta dalam pelestarian Ka'bah tinggalan nenek moyangnya Ibrahim dan Ismail. 

Umat Islam di Indonesia bisa menjadi contoh bagi umat Islam lain di dunia dalam menjaga warisan kepurbakalaan. Pemerintah Indonesia sendiri telah membuka ruang yang sangat besar dalam upaya penelitian dan pelestarian cagar Budaya melalui lembaga-lembaganya seperti PUSLIT ARKENAS (Pusat Pengembangan dan Penelitian Arekologi Nasional), Balai Arkeologi, BPCB (badan Pelestarian Cagar Budaya) serta pengembangan terhadap 400 museum lebih yang ada di Indonesia.

"Persembahan untuk Hari Purbakala ke 104"

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun