Mohon tunggu...
hafif rahman
hafif rahman Mohon Tunggu... -

Berdoa, Berusaha dan Tawakal

Selanjutnya

Tutup

Money Artikel Utama

Masih Menarikkah Investasi Apartemen di 2019?

31 Januari 2019   10:19 Diperbarui: 1 Februari 2019   11:37 1526
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Imbal balik (yield) rata-rata per tahun apartemen tetap menarik untuk menjadi investasi.

Apartemen menjadi salah satu investasi properti yang cukup menjanjikan. Meskipun peningkatan harga rata-rata tahunan apartemen terbilang kecil, tetap saja banyak orang mengincar unit-unit apartemen sebagai investasi.

Berdasarkan paparan Pasar Properti di Jakarta, Surabaya, dan Bali 2018 dan Proyeksi 2019 dari Collier International Q4 2018, pertumbuhan harga tahunan apartemen tercatat hanya 2,5 persen. Sementara tingkat inflasi 2018 mencapai 3,13 persen.

Ferry Salanto Senior Associate Director Colliers International Indonesia dalam wawancara dengan jurnalis Duitologi.com menjelaskan, tingkat pengembalian investasi apartemen (yield) juga terus menurun. Penurunan itu terlihat dari nilai rata-rata yield apartemen dari 10,2 persen pada 2013 menjadi 5,5 persen.

"Bila dibandingkan dengan instrumen aset lainnya seperti retail saving bond (SBR 004), Indonesia government bond for retail (ORI 015), dan time deposite, yield apartemen terbilang paling kecil," kata Ferry di Gedung WTC Sudirman, Rabu (9/1/2019).

Ilustrasi Perbandingan Imbal Hasil Investasi Apartemen (Dok: CII)
Ilustrasi Perbandingan Imbal Hasil Investasi Apartemen (Dok: CII)
Dampaknya dari kondisi tersebut adalah banyak orang akhirnya melakukan aksi wait and see, di mana orang akan lebih senang menyimpan dana ke instrumen aset lainnya. "Investor masih enggan membeli properti di tahun depan karena yield apartemen yang ditawarkan menunjukkan tren penurunan dan bahkan lebih rendah dari yield deposito saat ini," ucapnya.

Kondisi seperti 2018 diprediksi masih akan terasa sampai dengan semester pertama 2019. "Meski LTV (loan to value) sudah lebih rendah, tetapi tidak diimbangi dengan penurunan suku bunga. Jika suku bunga tidak diturunkan, maka tetap akan sulit," ucap Ferry.

Namun, dia menegaskan, siklus yang terjadi 2018 hanya bersifat sementara. Kondisinya akan membaik seiring dengan daya beli masyarakat baik end user maupun investor.

Investasi Apartemen Masih Menarik
Namun, apakah investasi menjadi tidak menarik? Senior Associate Director Capital Markets and Investment Services Colliers International Indonesia Aldi Garibaldi mengatakan, properti seperti apartemen tetap akan menjadi instrumen investasi yang menarik. Pasalnya, jumlah apartemen saat ini hanya sekitar dua persen dari jumlah penduduk Indonesia.

Namun, jika berbicara terkait dengan yield dan capital gain investasi apartemen, harus diingat bahwa properti merupakan jenis investasi jangka panjang. Faktor yang membuat investasi apartemen menarik atau tidak, dari sisi imbal hasil (yield) bukan hanya inflasi.

Aldi menyarankan jika ingin berinvestasi di sektor properti seperti apartemen, jangan mudah tergiur oleh gimik-gimik yang ditawarkan.

Imbal balik (yield) rata-rata per tahun apartemen tetap menarik untuk menjadi investasi.
Imbal balik (yield) rata-rata per tahun apartemen tetap menarik untuk menjadi investasi.
Investasi apartemen harus melihat pada pendorong permintaannya (demand generator). "Kemana harus investasi? Investasikan ke apartemen yang ada demand generator-nya, bukan pada tipenya," tambahnya. 

Sebagai contoh, investasi dengan membeli unit apartemen di kawasan yang dekat dengan pusat pendidikan seperti universitas akan lebih menguntungkan karena ada demand generator-nya, yakni mahasiswa.

Saat ini yang memungkinkan untuk investasi adalah apartemen yang terintegrasi dengan TOD (transit oriented development). Secara teori, lanjut Aldi, TOD akan lebih menarik karena penghuninya akan mengeleminasi cost karena tidak perlu membeli kendaraan pribadi.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun