Mohon tunggu...
Hafid Zuldin
Hafid Zuldin Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Ilmu Komunikasi Universitas Muhammadiyah Yogyakarta.

lulus dengan 7 semester.

Selanjutnya

Tutup

Film Pilihan

Rasisme yang Terjadi: Film "Ip Man 4 The Finale"

6 Januari 2023   11:33 Diperbarui: 6 Januari 2023   11:49 500
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Film merupakan sebuah karya seni yang berupa gambar bergerak atau media komunikasi yang dapat dilihat dan dipertontonkan serta memiliki fungsi untuk menyampaikan sebuah pesan kepada khalayak umum. Film juga merupakan salah satu jenis karya sastra yang berupa media audio visual. Sebuah film pada umumnya dapat mencakup berbagai pesan baik itu hiburan maupun informasi. 

Dalam film dinilai dapat mempengaruhi penontonnya dan semakin film bisa mempengaruhi penontonnya, semakin film itu bisa dinilai ukur keberhasilannya. Di masa saat ini, film juga dipandang sebagai alat untuk propaganda yang memiliki pengaruh yang sangat emosional dimana dapat menyebabkan krisis sosial diberbagai belahan dunia, banyak sekali hal yang dipropagandakan dalam film khususnya seperti isu rasisme ini. 

Rasisme sering kali kita jumpai pada masyarakat yang multikultur, karena rasisme adalah suatu sikap yang mendasar pada karakteristik seseorang. Masalah yang tidak asing lagi karena itu rasisme susah dihilangkan dalam masyarakat karena rasisme sudah menjadi hal yang sangat lumrah dan sudah mandarah daging di tengah-tengah masyarakat dunia. Biasanya, rasisme yang masih terjadi disekitar kita yaitu seperti rasisme perbedaan kulit, suku, agama, ras, dan budaya. 

Tidak hanya dalam kehidupan nyata, isu tentang rasisme ini juga sering dimunculkan dalam film. Salah satunya adalah film yang rilis pada tahun 2019 lalu yaitu Ip Man 4 The Finale. Membahas tentang film ini yaitu seni bela diri biografi Hong Kong yang disutradarai oleh Wilson Yip dan diproduksi oleh Raymond Wong. Film ini menceritakan kisah seorang guru besar yaitu Wing Chun, berawal ketika Donnie Yen (Ip Man) yang mengidap penyakit kanker tenggorokan karena kebiasaan merokok setelah ditinggal oleh istrinya.

Ip Man mempunyai anak yang bernama Ip Chun (Ye He) sangat bertolak belakang dengan sang ayah karena ia sering membuat masalah di sekolahnya dan pada akhirnya ia di keluarkan dari sekolah. Sang ayah memindahkan sekolah anaknya ke San Fransisco, Amerika Serikat. Setibanya disana Ip Man dan anaknya mengharuskan di tolak karena harus mempunyai surat ijin rekomendasi dari Collective Bergaining Agreement (CBA). Tak berhenti di situ, muridnya yaitu Bruce Lee (Danny Chan) ingin mendirikan sekolah bela diri Wing Chun namun ditolak oleh Angkatan Laut Amerika Serikat Geddes (Scott Adkin) dan Chris Collin yang sangat tidak menyukai bela diri Wing Chun. 

Dalam film Ip Man 4 The Finale ini ada beberapa konflik rasisme yang digambarkan bagaimana orang-orang Tionghoa menjalani kehidupan di Amerika Serikat. Di negara itu, orang-orang Tionghoa sebagaimana diperlakukan rasisme dan diskriminasi. Ada salah satu tokoh Yohana (Vanda Margraf) gadis Tionghoa yang bersekolah di Amerika. Pada suatu hari Yohana terpilih menjadi ketua pemandu sorak dan teman sekolahnya tidak terima dengan keputusan tersebut. Ketika Yohana pulang sekelompok siswa menghajar dan menghina dengan kata kasar "Dasar kuning jalang" pergi kau dari negriku! 

Persoalan rasisme sering hampir terjadi di berbagai belahan dunia sebagaimana yang dikemukakan oleh Daniel Surya Andi Pratama dalam artikelnya yang berjudul Representasi Rasisme Dalam Film Cadillac Records yang dimuat dalam jurnal E-Komunikasi Vol 4. No.1 Tahun 2016 yang menyebutkan bahwa pemikiran secara rasisme ini sangat mempengaruhi dasar-dasar secara alami tentang pemikiran dan tindakan untuk memberikan perlakuan yang berbeda pada setiap anggota sebuah ras yang berbeda dengan ras yang lain. Sebuah suku bangsa diklasifikasikan sesuai dengan keanggotaan mereka pada suatu grup atau suku, yang menciptakan ke tidak seimbangan antara suku dengan yang lainnya. 

Secara keseluruhan pada film ini memiliki pesan dan sebuah gambaran yang utuh krisis sosial, dimana minoritas lebih sering dikendalikan oleh sekelompok mayoritas dan menganggap bahwa kaum minoritas tidak pantas untuk punya kendali hukum dalam berkehidupan. Hal ini sangat menarik dan juga membuat kita tersadar, karena perlakuan rasisme dan diskriminasi kemanusiaan ini masih sering terjadi di belahan dunia, bahkan di negara Indonesia pun masih sering terjadi perlakuan seperti itu. 

Dalam konsep sosiologi komunikasi, fenomena khalayak merujuk pada penonton yang menonton pada suatu media, baik secara langsung atau tidak langsung. Dalam film Ip Man 4 The Finale ini, fenomena khalayak dapat dilihat dari orang-orang yang menonton film tersebut di bioskop atau melalui streaming online. 

Fenomena khalayak dalam film Ip Man 4 The Finale juga dapat dilihat dari bagaimana sikap dan pandangan penonton dalam menanggapi film tersebut. Misalnya, film ini yang mengeksplorasi tema rasisme dan diskriminasi dapat memicu perdebatan pada penonton tentang isu-isu tersebut serta mempengaruhi pandangan penonton. Fenomena khalayak dalam film Ip Man 4 The Finale juga dapat dilihat dari bagaimana respon penonton. Apakah film tersebut mendapat respon positif atau negative, bisa saja banyak orang yang terpengaruh oleh film tersebut melalui komentar, diskusi, atau lainnya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun