RAJAB PERSIAPAN MENUJU RAMADHAN
OlehÂ
Asep Hafidz Tirmidzi
Ketua Yayasan At-Thohiriah Bogor
Sebagian dari kita mungkin banyak yang belum tahu bahwa alim ulama dan ahli ibadah mempersiapkan puasa di bulan suci Ramadhan sejak bulan Rajab. Hal tersebut dapat dengan jelas terlihat dari doa yang mereka panjatkan pada bulan Rajab:
Allohumma Barik Lana Fi Rojaba Wa Sya'bana Wa Ballighna RomadhonaÂ
Artinya : Ya Allah berkahilah kami di bulan Rajab dan Sya'ban, serta pertemukanlah kami dengan bulan Ramadhan
Dari doa yang dipanjatkan tersebut jelaslah dapat kita ambil pelajaran bahwa  persiapan menuju bulan mulia  Ramadhan itu tidak cukup hanya sehari dua hari atau semiggu dua minggu, namun dua bulan sebelum datangnya Ramadhan yakni mulai dari bulan Rajab. Dalam do'a tersebut disebutkan tiga bulan dalam kalender Islam secara yang berurutan yakni bulan Rajab, Sya'ban dan Ramadhan, Niscaya ada hikmah dibalik saling berurutanya bulan-bulan tersebut.
Kedua bulan itu, terlebih Sya' ban, adalah bulan ketika segenap amalan langsung di angkat ke hadapan Allah SWT dan bulan Rajab laksana terminal induk untuk pemberhentian berikutnya, yakni Sya'ban dan Ramadhan. Setidaknya, berurutannya ketiga bulan tersebut mengisyaratkan keutamaan untuk memaksimalkan ibadah menjelang bulan penuh ampunan, yakni Ramadhan
Kemudian apa saja yang harus kita persiapkan dalam  menyambut bulan suci Ramadhan ini. Pertama, Ruhani yaitu dengan cara membersihkan jiwa kita dari penyakit hati sehingga melahirkan niat yang tulus dan ikhlas. Allah Swt menegaskan bahwa berutunglah mereka yang membersihkan hati sebagaimana firman-Nya dalam surat Asy-Syams ayat 9 :
Qod Aflaha Man Zakkahaa.....
Artinya: beruntunglah orang yang menyucikan jiwanya
Hanya dengan ketulusan dan keikhlasan kita akan meraih keutamaan puasa. Terpentingnya adalah ampunan atas dosa-dosa kita sebelumnya.
Man Shoma Romadhona Imanan Wahtisaban Gufiro lahu Maa Taqoddama Min Zambih
Artinya : Barangsiapa yang berpuasa ramadhan dengan iman dan hanya mengharap pahala (dari Allah Swt) maka akan diampuni dosa-dosanya yang telah lalu.
Persiapan ruhani ini merupakan cipta kondisi jiwa kita sehingga kita merasa senang, bahagia dan bergembira dalam menyambut datangnya bulan mulia, melalui doa-doa yang biasa dipanjatkan oleh para alim ulama dan ahli ibadah, minta dipertemukan dengan bulan Ramadhan dan meminta kesehatan dan kesiapan jiwa untuk menyambut hadir dan datangnya bulan suci nan mulia Ramadhan.
Kedua Ilmu dan Pengetahuan, agar ibadah Ramadhan kita benar-benar efektif, kita perlu membekali diri dengan ilmu dan wawasan keislaman. Sebelum Ramadhan tiba sebaiknya kita telah membekali diri dengan ilmu agama terutama yang terkait langsung dengan amaliyah-amaliyah di bulan Ramadhan. Tentang fiqih puasa mulai dari syarat wajib puasa sampai sunnah-sunnah dan hal-hal yang membatalkannya. Demikian juga amaliyah Ramadhan lainnya seperti tarawih, i'tikaf, zakat, dan lain sebagainya.
Persiapan ilmu ini begitu penting, sampai-sampai Imam Bukhari membuat segmen khusus dalam Shahih-nya dengan judul Al-Ilmu Qabla Al-Qaul wa Al-Amal artinya Ilmu sebelum Ucapan dan Perbuatan, sebab amal tanpa ilmu, niscaya amal tersebut akan sia-sia, kita harus mengerti dan memahami dulu ilmunya agar bisa beramal dengan benar.
Ketiga, Jasmani, persiapan yang tidak kalah pentingnya adalah jasmani atau jasadiyah kita. Ramadhan membutuhkan persiapan fisik yang baik. Tanpa persiapan fisik memadai, tubuh kita bisa terkaget-kaget bahkan ibadah kita mungkin tidak bisa berjalan dengan baik. Hal ini karena Ramadhan menciptakan pola hidup keseharian yang berbeda dari bulan-bulan sebelumnya. Bagaimana agar kita tetap bisa beraktivitas sesuai dengan pekerjaan kita masing-masing meskipun dalam keadaan berpuasa. Kita juga akan melakukan aktivitas ibadah dalam waktu yang lebih lama dari sebelumnya. Mulai dari shalat-shalat sunnah, tarawih hingga tadarrus yang lebih banyak dari biasanya.
Oleh sebab itulah perlunya mempersiapkan tubuh kita dengan berolah raga secara teratur, menjaga kesehatan dan kebersihan lingkungan sekita kita. Nabi Muhammad Saw bersabda:
Almu'minul Qowiyyu Khoirun Wa Ahabbu Ilallooh Minal Mu'mini Dhoifi
Artinya : Mukmin yang kuat lebih baik dan lebih dicintai oleh Allah daripada mukmin yang lemah.
Keempat, materi. Kita semua memerlukan materi dalam menyambut bulan Ramdhan bukan untuk menghidangkan makanan yang enak dan lezat saat berbuka puasa atau membeli baju baru untuk Idul Fitri, namun kita memerlukan dana lebih untuk memperbanyak infaq, menyediakan buka puasa untuk orang lain dan membantu para dhuafa, yatim piatu dan fakir miskin orang yang membutuhkan. Dan sudah barang tentu bagi yang memiliki harta yang telah mencapai nishab dan haul harus siap untuk mengeluarkan zakatnya.
Kelima, puasa sunnah. Perbanyak puasa di bulan Rajab dan Sya'ban. Secara khusus, anjuran-anjuran tertentu, termasuk keutamaan berpuasa sunnah di bulan Rajab. Memang beberapa hadisnya dikategorikan lemah, akan tetapi, berpuasa di bulan Rajab bisa merujuk kepada landasan secara umum hadits-hadits berpuasa di bulan-bulan mulia, asyhur al hurum, seperti riwayat Abu Dawud, Ibnu Majah, dan Iman Ahmad. "Berpuasalah pada bulan- bulan haram," sabda Rasul. Sedangkan, berpuasa Sya'ban, ini tak usah diragukan lagi. Hal ini sebagaimana di sebutkan dalam hadits riwayat Bukhari Muslim dari Aisyah RA. "Rasulullah paling banyak berpuasa sunnah di bulan Sya'ban". Ada banyak prediksi maksud di balik pelaksanaan puasa pada bulan tersebut, diantaranya puasa itu dilakukan sebagai persiapan dan pemanasan menghadapi puasa Ramadhan.
Mari kita tingkatkan frekuensi penempaan spiritual diri kita dari sekarang. Ramadhan adalah sekolah sekaligus kawah candradimuka bagi orang-orang yang bertakwa. Pembiasaan sejak dini akan mempermudah implementasi program ibadah selama Ramadhan, mulai dari hal-hal yang kecil, seperti menjauhi perkataan atau berprasangka buruk, menyambung dan jaga silaturahim dengan keluarga dan kerabat dekat maupun jauh, karena akan ada banyak manfaat di balik mempererat tali silaturahim.
Waaloohua'lam bisshowaab.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H