Mohon tunggu...
A HAFIDZ TIRMIDZI
A HAFIDZ TIRMIDZI Mohon Tunggu... Guru - Guru

Mendidik mengajar dan melatih

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Misi Besar Umat Manusia di Dunia

21 Juni 2022   10:58 Diperbarui: 21 Juni 2022   11:18 198
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Misi Besar Umat Manusia di Dunia

Oleh

Asep Hafidz Tirmidzi, S.Pd

(Ketua Yayasan Pendidikan Islam At-Thohiriah Bogor)

 

Saudaraku umat muslim dimanapun berada, semoga kita semua senantiasa berada dalam lindungan dan magfiroh Allah SWT. Sholawat serta salam semoga terlimpah curahkan kepada Junjungan alam, khitamin nabiyyin, sayyidilmursalin Muhammad SAW....  

Manusia dilahirkan ke dunia ini dianugrahkan dua misi besar oleh Allah SWT, Pertama adalah untuk beribadah hanya kepada zat pemilik asma agung Allah SWT sebagaimana telah ditegaskan dalam firmanNYA surat Adz-Dzariat:56

 

"Dan tidaklah Aku menciptakan jin dan manusia melainkan untuk beribadah kepada-Ku

Mari sejenak kita perhatikan ayat ini, Huruf yang penulis garis bawahi adalah huruf ma dan illa. Penggabungan keduanya menunjukkan penekananan. Penekanan yang dimaksud dalam ayat tersebut adalah dalam tujuan penciptaan jin dan manusia. Allah tidaklah menciptakan jin dan manusia, kecuali dalam "tekanan" hanya untuk beribadah kepada-Nya. Dengan kata lain manusia dan jin diciptakan tiada lain adalah untuk mentauhidkan Allah yang diimplementasikan dalam keseharian hidup manusia dan jin sepanjang hayatnya didunia ini yakni dalam bentuk ibadah.

Jin dan Manusia harus Ikhlas dan Ridho dengan bertuhankan Allah SWT, Tidak ada zat yang pantas disembah, dipuja dan dipuji selain Allah SWT, hanya Allah lah tempat kita berlindung dan bergantung, tempat kita mengadu, dimanapun kita berada dan kapanpun waktunya serta dalam kondisi apapun yang sedang menghampiri kita. Jangan pernah sekalipun menyekutukanNYA dengan meminta pertolongan selain kepadaNYA. Jika hal ini sampai dilakukan berarti kita telah berbuat Syirik atau Musyrik, sedangkan Syirik atau Musyrik tersebut adalah dosa yang paling besar, jangan pernah berani melakukan perbuatan yang menjatuhkan manusia ke jurang kehinaan, kalau hal ini dilakukan maka akan membawa dampak buruk bagi kehidupan kita didunia maupun diakhirat. Karenanya Allah sangat melarang perilaku syirik ini, sebagaimana Allah SWT telah menegaskan dalam firmanNYA surat An-Nisa ayat 36:

 

"Sembahlah Allah dan Janganlah kalian menyekutukanNYA dengan sesuatu apapun"
Jadi jelas sudah penegasan dari Allah Swt melalui ayat diatas, Allah perintahkan secara langsung kepada kita untuk memurnikan Ibadah hanya kepadaNYA semata dan Allah melarang kita menyekutukanNYA dengan sesuatu apapun.

Selanjutnya apa yang harus kita lakukan untuk membentengi aqidah kita dari segala bentuk kesyirikan tersebut? Pertama, memahami dampak besar syirik terhadap keimanan dan kehidupan, Kedua, mengerti akan janji Allah Swt bagi orang-orang yang murni akidahnya. Ketiga, memperkokoh keimanan kita dengan beramal shalih, Keempat, menambah terus ilmu dan pengetahuan keislaman kita, dan Kelima, senantiasa berpikir jernih, jangan kotori pikiran kita. Karena apa yang kita lakukan itu berasal dari pikiran kita, gaya hidup kita adalah buah dari pikiran kita.    

Kemudian misi besar kedua manusia didunia ini adalah menjadi khalifah.  Maksudnya adalah manusia merupakan wakil atau pemimpin di muka bumi. Sebenarnya tugas ini merupakan tugas yang berat karena manusia harus memiliki kompetensi yang memadai untuk mengimplementasikan amanah yang diembannya yakni mengelola lingkungan tempatnya tinggal. 

Dan keputusan Allah untuk menjadikan manusia dimuka bumi ini menuai protes dari para malaikat, mereka ragu dengan manusia yang karakternya cendrung berbuat kerusakan dan menumpahkan darah, padahal Allah Swt maha mengetahui atas apa yang tidak para malaikat ketahui, sehingga terjadi dialog antara Allah dengan Malaikat berkaitan dengan penciptaan manusia ini.    Sebagaimana firman Allah Swt dalam Surat Al-Baqoroh ayat 30.

Artinya: "Ingatlah (Wahai Muhammad) ketika Tuhanmu berfirman kepada para Malaikat: "Sesungguhnya Aku hendak menjadikan khalifah di muka bumi". Mereka berkata: "Mengapa Engkau hendak menjadikan (khalifah) di bumi itu orang yang akan membuat kerusakan padanya dan menumpahkan darah, padahal kami senantiasa bertasbih dengan memuji Engkau dan mensucikan Engkau?" Tuhan berfirman: "Sesungguhnya Aku lebih mengetahui apa yang tidak kalian ketahui".

Perhatikan ayat diatas, Disini Allah Swt sedang bertutur, membuka sebuah fakta sejarah kepada Nabi kita, Nabi Agung Muhammad Saw. Menjelaskan tentang sebuah fase sebelum manusia ditempatkan dimuka bumi ini sebagai kholifah bahwa ketika itu Allah SWT mendapatkan protes dari para malaikat. 

Malaikat menilai bahwa manusia cendrung berbuat kerusakan dimuka bumi ini dan saling bermusuhan, berbuat onar, bahkan berperang menumpahkan darah. Malaikat khawatir dengan sifat dan karakter manusia tersebut sehingga berkeinginan agar mereka saja yang menempati bumi ini dan mereka merasa lebih pantas karena terbukti telah banyak bertasbih, telah banyak memuji dan mensucikan Allah SWT, akan tetapi Allah SWT maha mengetahui apa yang tidak mereka ketahui, lebih mengetahui apa yang akan terjadi kalau bumi ini ditempati oleh para malaikat. Maha mengetahui apa yang akan terjadi, jika malaikat dianugrahi sifat-sifat yang sama seperti manusia.

Kemudian terbukti ketika Allah memerintahkan para malaikat untuk bersujud kepada Nabi Adam, maka semua malaikat melaksanakan perintah bersujud kepada Nabi Adam tersebut kecuali pimpinannya para malaikat yang rupawan yaitu malaikat Azazil, Dia ingkar atas perintah Allah ini, karena merasa diri lebih mulia dari Nabi Adam dan akhirnya diusir dari surga kemudian berubah menjadi Iblis dengan rupa yang sangat buruk, bertaring dan bertanduk. Karena telah diusir dari surga dan sudah pasti tempat kekalnya adalah neraka maka Iblis bertekad untuk menggoda seluruh manusia, menjerumuskan manusia selama hidup didunia agar mengikuti langkah-langkahnya yakni ingkar kepada perintah dan larangan Allah SWT. 

Mengemban tugas sebagai pemimpin tentunya membutuhkan kompetensi khusus agar kita sebagai penerima amanah tersebut dapat menjalankannya dengan baik dan benar hingga meraih kesuksesan. Hal ini senada dengan sabda Rasulullah Saw....

  , , , 

Artinya: Masing-masing kalian adalah pemimpin, dan ia akan dimintai pertanggungjawaban tentang orang yang dipimpinnya. Penguasa adalah pemimpin bagi manusia, dan ia akan diminta pertanggungjawaban tentang mereka. Seorang laki-laki adalah pemimpin bagi keluarganya dan dia akan diminta pertanggungjawaban tentang mereka. Wanita adalah pemimpin bagi rumah suaminya dan anaknya, dan dia akan diminta pertanggungjawaban tentang mereka. Seorang budak adalah pemimpin terhadap harta tuannya, dan dia akan diminta pertanggungjawaban tentang harta yang diurusnya. Ingatlah, masing-masing kalian adalah pemimpin dan masing-masing kalian akan diminta pertanggungjawaban tentang kepemimpinannya.

Mari kita perhatikan sejenak hadis diatas, kata (ra'in) berarti penggembala, jika ditinjau lebih jauh lagi adalah orang yang bisa dipercaya untuk menjaga apa yang diamanatkan kepadanya dan wajib untuk berbuat adil dan mampu melaksanakan tugasnya dengan penuh tanggungjawab artinya dia adalah seorang pemimpin.  

Yang dimaksud dengan   adalah kepemimpinan seorang laki-laki sebagai suami pada keluarganya yaitu mampu memberi nafkah sesuai dengan kebutuhan, menyediakan tempat bernaung kepada anak dan istrinya, memberikan rasa aman kepada keluarganya, menjaga keluarganya agar senantiasa melaksanakan perintah-perintah Allah dan menjauhi segala laranganNYA serta memberikan nasehat-nasehat untuk kesuksesan hidup didunia dan akhirat. Sedangkan yang dimaksud dengan    adalah tanggungjawab seorang istri dalam menjaga dirinya, menjaga harkat martabat keluarganya suami maupun anaknya dengan hati yang tukus dan ikhlas,  penuh cinta dari seorang istri kepada suami dan anak-anaknya.

Setiap kalian adalah pemimpin dalam hadits ini disebutkan bahwa tidak hanya pada laki-laki dan perempuan yang berkeluarga saja akan tetapi budak, pembantu juga sebagai pemimpin atas harta tuannya. Dan mereka semua itu akan dimintai pertanggungjawaban atas apa yang diamanahkan kepadanya. 

Wallohua'lam bisshowab..... 

 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun