Selanjutnya apa yang harus kita lakukan untuk membentengi aqidah kita dari segala bentuk kesyirikan tersebut? Pertama, memahami dampak besar syirik terhadap keimanan dan kehidupan, Kedua, mengerti akan janji Allah Swt bagi orang-orang yang murni akidahnya. Ketiga, memperkokoh keimanan kita dengan beramal shalih, Keempat, menambah terus ilmu dan pengetahuan keislaman kita, dan Kelima, senantiasa berpikir jernih, jangan kotori pikiran kita. Karena apa yang kita lakukan itu berasal dari pikiran kita, gaya hidup kita adalah buah dari pikiran kita. Â Â
Kemudian misi besar kedua manusia didunia ini adalah menjadi khalifah. Â Maksudnya adalah manusia merupakan wakil atau pemimpin di muka bumi. Sebenarnya tugas ini merupakan tugas yang berat karena manusia harus memiliki kompetensi yang memadai untuk mengimplementasikan amanah yang diembannya yakni mengelola lingkungan tempatnya tinggal.Â
Dan keputusan Allah untuk menjadikan manusia dimuka bumi ini menuai protes dari para malaikat, mereka ragu dengan manusia yang karakternya cendrung berbuat kerusakan dan menumpahkan darah, padahal Allah Swt maha mengetahui atas apa yang tidak para malaikat ketahui, sehingga terjadi dialog antara Allah dengan Malaikat berkaitan dengan penciptaan manusia ini. Â Â Sebagaimana firman Allah Swt dalam Surat Al-Baqoroh ayat 30.
Artinya: "Ingatlah (Wahai Muhammad) ketika Tuhanmu berfirman kepada para Malaikat: "Sesungguhnya Aku hendak menjadikan khalifah di muka bumi". Mereka berkata: "Mengapa Engkau hendak menjadikan (khalifah) di bumi itu orang yang akan membuat kerusakan padanya dan menumpahkan darah, padahal kami senantiasa bertasbih dengan memuji Engkau dan mensucikan Engkau?" Tuhan berfirman: "Sesungguhnya Aku lebih mengetahui apa yang tidak kalian ketahui".
Perhatikan ayat diatas, Disini Allah Swt sedang bertutur, membuka sebuah fakta sejarah kepada Nabi kita, Nabi Agung Muhammad Saw. Menjelaskan tentang sebuah fase sebelum manusia ditempatkan dimuka bumi ini sebagai kholifah bahwa ketika itu Allah SWT mendapatkan protes dari para malaikat.Â
Malaikat menilai bahwa manusia cendrung berbuat kerusakan dimuka bumi ini dan saling bermusuhan, berbuat onar, bahkan berperang menumpahkan darah. Malaikat khawatir dengan sifat dan karakter manusia tersebut sehingga berkeinginan agar mereka saja yang menempati bumi ini dan mereka merasa lebih pantas karena terbukti telah banyak bertasbih, telah banyak memuji dan mensucikan Allah SWT, akan tetapi Allah SWT maha mengetahui apa yang tidak mereka ketahui, lebih mengetahui apa yang akan terjadi kalau bumi ini ditempati oleh para malaikat. Maha mengetahui apa yang akan terjadi, jika malaikat dianugrahi sifat-sifat yang sama seperti manusia.
Kemudian terbukti ketika Allah memerintahkan para malaikat untuk bersujud kepada Nabi Adam, maka semua malaikat melaksanakan perintah bersujud kepada Nabi Adam tersebut kecuali pimpinannya para malaikat yang rupawan yaitu malaikat Azazil, Dia ingkar atas perintah Allah ini, karena merasa diri lebih mulia dari Nabi Adam dan akhirnya diusir dari surga kemudian berubah menjadi Iblis dengan rupa yang sangat buruk, bertaring dan bertanduk. Karena telah diusir dari surga dan sudah pasti tempat kekalnya adalah neraka maka Iblis bertekad untuk menggoda seluruh manusia, menjerumuskan manusia selama hidup didunia agar mengikuti langkah-langkahnya yakni ingkar kepada perintah dan larangan Allah SWT.Â
Mengemban tugas sebagai pemimpin tentunya membutuhkan kompetensi khusus agar kita sebagai penerima amanah tersebut dapat menjalankannya dengan baik dan benar hingga meraih kesuksesan. Hal ini senada dengan sabda Rasulullah Saw....
 , , ,Â
Artinya: Masing-masing kalian adalah pemimpin, dan ia akan dimintai pertanggungjawaban tentang orang yang dipimpinnya. Penguasa adalah pemimpin bagi manusia, dan ia akan diminta pertanggungjawaban tentang mereka. Seorang laki-laki adalah pemimpin bagi keluarganya dan dia akan diminta pertanggungjawaban tentang mereka. Wanita adalah pemimpin bagi rumah suaminya dan anaknya, dan dia akan diminta pertanggungjawaban tentang mereka. Seorang budak adalah pemimpin terhadap harta tuannya, dan dia akan diminta pertanggungjawaban tentang harta yang diurusnya. Ingatlah, masing-masing kalian adalah pemimpin dan masing-masing kalian akan diminta pertanggungjawaban tentang kepemimpinannya.
Mari kita perhatikan sejenak hadis diatas, kata (ra'in) berarti penggembala, jika ditinjau lebih jauh lagi adalah orang yang bisa dipercaya untuk menjaga apa yang diamanatkan kepadanya dan wajib untuk berbuat adil dan mampu melaksanakan tugasnya dengan penuh tanggungjawab artinya dia adalah seorang pemimpin. Â
Yang dimaksud dengan  adalah kepemimpinan seorang laki-laki sebagai suami pada keluarganya yaitu mampu memberi nafkah sesuai dengan kebutuhan, menyediakan tempat bernaung kepada anak dan istrinya, memberikan rasa aman kepada keluarganya, menjaga keluarganya agar senantiasa melaksanakan perintah-perintah Allah dan menjauhi segala laranganNYA serta memberikan nasehat-nasehat untuk kesuksesan hidup didunia dan akhirat. Sedangkan yang dimaksud dengan   adalah tanggungjawab seorang istri dalam menjaga dirinya, menjaga harkat martabat keluarganya suami maupun anaknya dengan hati yang tukus dan ikhlas,  penuh cinta dari seorang istri kepada suami dan anak-anaknya.